Delapan Belas

137 5 0
                                    

"Gua harap lu bisa mencari tahu asal usul seorang anak sekolah yang bernama Berliana Putri." ucap Zyan cepat, Ia memerintahkan salah satu kepercayaannya itu agar mencari tahu asal usul Berlin.

***
Hari berlalu begitu cepat, hingga tak terasa Berlin sudah satu bulan sudah belajar di SMA Garuda.

"Hufh... Sekolah yang membosankan!" gerutu Berlin sembari melempar tasnya ke atas kasur miliknya.

Berlin merebahkan tubuhnya dan membuka handphone miliknya, Berlin terkejut ketika melihat banyak pesan masuk yang belum sempat Ia baca.

"Wah! Pesannya banyak banget!" Berlin terkejut melihat pesan masuk yang Ia terima, ketika melihat-lihat pesan banyak tersebut, Berlin sedikit tertarik dengan sebuah nomor baru yang terselip diantara banyaknya pesan yang Ia terima.

"Ini siapa ya? Apa mungkin ini Zyan?" tanya Berlin sembari memperhatikan nomor baru tersebut, dengan penasaran Berlin membuka pesan itu.

"Lu gak bisa sembunyi seperti itu, Berlin!"

Pesan yang Ia terima membuat Berlin sedikit terkejut, Ia tidak paham apa maksud dari pesan dari nomor baru tersebut.
Berlin yang melihat itu tidak mengambil pusing dan bersikap acuh tak acuh, Ia mengangkat bahunya dengan alis yang terangkat tak peduli.

"Orang gila!" Berlin melempar handphone miliknya dan langsung merebahkan tubuhnya untuk beristirahat sebentar.

***
Berbeda dengan Berlin yang sudah santai di rumah, Zyan yang baru saja pulang tiba-tiba memutar arah tujuannya ketika mendapatkan telepon dari William.

"Ya? Ada apa, Wil?" tanya Zyan setelah mengangkat telepon dari William tersebut.

"...,"

"Maksud lu? Anggota geng baru, bagaimana?" Zyan dibuat bingung ketika mendengar penuturan William yang mengatakan bahwa ada sebuah geng baru yang sedang banyak diperbincangkan, geng yang sama sekali tidak diketahui siapa saja anggotanya.

"...,"

"Yaudah, gua kesana sekarang!" Zyan memutuskan akan menyusul teman-temannya untuk berkumpul di bascamp milik mereka.

Zyan menancapkan gasnya dengan cepat, hingga tidak butuh waktu yang lama Zyan telah tiba di bascamp.
Zyan menuruni motor miliknya dan segera bergabung dengan teman-temannya serta beberapa anggota Xorpio.

"Ada masalah apa?" tanya Zyan to the poin.

"Jadi begini, Zyan. Gua dapat info dari anak-anak ada sebuah anggota geng baru yang sedang banyak diperbincangkan, tetapi yang membuat kita-kita semakin penasaran adalah tidak ada satu orangpun yang mengetahui salah satu anggota geng tersebut." jelas Jerome dengan serius.

"Trus, hubungannya dengan kita apa?" tanya Zyan bingung, Ia tidak habis pikir dengan anggotanya, apa yang harus dibicarakan dengan hal itu, itu sudah wajar bukan? Kenapa harus dibuat heboh?

"Masalahnya Zyan, info ini menyatakan bahwa salah satu anggota tersebut berasal dari sekolah kita." jelas Gading menimpali ucapan Zyan.

"Siapa orangnya?" Zyan merasa penasaran ketika mendengar penjelasan Gading yang membuat Ia tertarik untuk mengetahui siapa orang tersebut.

"Nah, masalahnya itu Zyan, kita kagak tahu." timpal Delon dengan cepat.

"Dan satu lagi bang, katanya anggota tersebut sedang dicari oleh beberapa anggota lain, dan hal itu membuat kita-kita sedikit was-was takut akan ada yang terjadi sama sekolah kita." ucap salah satu anggota Xorpio yang bernama Kris.

Zyan yang mendengar beberapa penuturan teman-temannya itu mengerutkan keningnya sembari memikirkan berbagai ancaman-ancaman yang akan dihadapi penghuni sekolah Garuda.

"Kalau gitu, kita gak bisa diam. Kita harus cari tahu siapa dibalik ini semua!" tegas Zyan dengan serius, Ia tidak akan membiarkan sekolahnya yang hidup dengan nyaman-nyaman saja akan berakhir dengan berbagai masalah yang akan terjadi.

Mendengar penuturan Zyan, semua anggota Xorpio menganggukan kepala setuju dengan ucapan ketua geng Xorpio tersebut.

"Kalau gitu, mulai malam ini kita akan membicarakan ini dulu. Sebelumnya saya minta buat teman-teman semua agar pulang dulu dan bersiap-siap untuk bermalam di bascamp ini malam ini!" ucap Zyan dengan ekspresi seriusnya.

"Oke!" serentak anggota Xorpio dengan cepat.

Seluruh anggota Xorpio bergegas meninggalkan bascamp dengan cepat dan bersiap untuk bermalam di bascamp malam ini.

***
Berbagai masalah dihadapi malam itu, hingga tak terasa pagi haripun tiba.
Seperti biasa aktifitas yang dilakukan Berlin adalah bersiap untuk berangkat sekolah.

Berlin bersiap dengan penampilan yang selalu membuat penghuni sekolah mengalihkan pandangan menuju Berlin.

Berlin yang sudah mulai terbiasa sudah tidak merasa canggung lagi, mendapati perlakuan seperti itu setiap hari membuat Berlin lama kelamaan mulai terbiasa.

Berlin bergegas menuruni mobil miliknya dengan santai, Ia tidak mengambil pusing dengan beberapa siulan para lelaki yang menatapnya, dengan cepat Berlin segera meninggalkan lapangan sekolah dan bergegas memasuki kelasnya.

Baru saja ingin memasuki kelas, tiba-tiba Berlin dikejutkan dengan Zyan yang sudah berdiri di depan kelasnya dengan tangan yang terlipat di depan dadanya.

"Z-Zyan?" Berlin memasang wajah ketakutannya, Ia merasa terkejut ketika Zyan menemuinya lagi, sebelumnya Zyan sudah beberapa hari ini tidak mengganggu Berlin, jadi wajar jika Berlin sedikit ketakutan, bukan?

"Iya, Kenapa? Gak suka lu?" balas Zyan ketus.

"Gak ada apa-apa kok," ucap Berlin cepat, Ia tidak ingin berlama-lama berhadapan dengan Zyan, setiap kali menatap mata Zyan, jantung Berlin berdebat dengan kencang.

"Gua cuma mau bilang, ntar saat jam istirahat temenin gua makan, oke!" balas Zyan sembari meninggalkan Berlin yang terdiam menatap Zyan.

"Ta-tapi...," ucap Berlin terpotong ketika melihat Zyan telah meninggalkan kelasnya.

"Ihhh! Kebiasaan banget si Zyan! Lama-lama gua muak juga nihh," Berlin menghembuskan nafasnya gusar dan segera memasuki kelasnya.

BERSAMBUNG

Hai gaes, maafin aku ya lama banget upnya, bukannya aku gak mau up, tapi tugas-tugas ku yang membuat aku untuk terus menunda buat next cerita ini.
Jadi maafin aku ya, aku harap kalian tetap stay di sini.

Jangan lupa tinggalkan jejaknya 🤗



Mengagumi Gangster SekolahWhere stories live. Discover now