Tujuh

198 8 0
                                    

"Anjing lu, yah! Berani banget lu ngebentak gua!" Zyan memaki Berlin tepat di wajah Berlin, wajahnya memerah pertanda bahwa amarahnya sudah tidak bisa ditahan lagi.
Amarah yang sudah sampai di ubun-ubun membuat Zyan lupa diri, Ia mengepalkan tangannya dengan erat dan...

Bugh!
Zyan melayang kepalan tangannya kepada Berlin, tetapi langsung dihalangi oleh Jerome sehingga mengenai lengan Jerome dengan kuat.

"Gila lu ya! Lu gak liat dia itu cewek!" Jerome meninggikan suaranya pertanda kesal dengan perlakuan Zyan.
Jerome mengenggam tangan Berlin dan mencoba menjauhkannya dari amarah Zyan yang masih belum stabil.

"Lu nurut ajah apa maunya Zyan. Gua yakin dia pasti menang, jadi lu gak usah khawatir." Jerome membawa Berlin ketempat yang jauh dari jangkauan Zyan dan memberikan pengertian kepada Berlin agar tidak melawan ucapan Zyan. Ia tahu jika Zyan marah, maka Zyan tidak akan bisa mengendalikan emosinya hingga membuat orang di sekitarnya terluka.

"Ta-tapi, aku gak mau dijadiin taruhan." Berlin membalas ucapan Jerome dengan air mata yang terus mengalir.

"Lu harus mau! Jika lu menolak lagi, gua gak bakal bantuin lu lagi." Jerome menjelaskan kepada Berlin agar tidak melawan Zyan lagi.

Berlin yang mendengar itu langsung menganggukan kepalanya mengerti dan mengikuti langkah kaki Jerome yang sudah lebih dulu meninggalkannya.

"Ma-maafin aku ya, tadi aku—" lagi-lagi ucapan Berlin terpotong dengan suara milik Zyan.

"Alah, lu gak usah sok-sokan minta maaf. Kalau lu masih menolak  bakal gua paksa juga ujung-unjungnya!" Zyan menatap Berlin dengan tatapan tajamnya, Ia berusaha mengendalikan emosinya agar tidak melukai Berlin lagi.

Setelah perdebatan Zyan dan Berlin tadi, sekarang Zyan sudah bersiap untuk balapan dengan ketua geng Zerot yang bernama Kenan.

"Mana ceweknya, Zyan?" tanpa basa-basi Kenan langsung bertanya di mana hadiah yang akan diberikan Zyan kepadanya.

"Tuh! Cewek itu taruhan gua. Lu juga harus menepati janji akan hadiah buat gua yakni salah satu mobil balapan lu!" Zyan menunjuk Berlin yang berdiri tidak jauh dari area balapan, Ia melihat Kenan yang terpana dengan kecantikan Berlin hingga Ia tidak fokus dengan ucapan Zyan selanjutnya.

"Woi! Lu dengar gua gak! Jangan liatin tu cewek mulu! Itu belum resmi jadi milik lu, jadi lu gak usah liatin tu cewek mulu!" Zyan naik pitam ketika melihat respon Kenan yang tersenyum sinis sembari mengendikan bahunya seolah meremehkan Zyan.

"Oke! Deal!" Kenan mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Zyan tetapi respon Zyan malah sebaliknya, jangankan menerima uluran tangan Kenan, menatap wajah Kenan saja Ia sudah muak.

"Bersiaplah gadis cantikku." Kenan mendekati Berlin yang masih setia menundukan kepalanya Ia menggoda Berlin dan mengelus rahang Berlin dengan sensual.

Berlin yang diperlakukan seperti itu langsung marah dan menepis tangan Kenan dengan kencang.
"Kamu jangan coba-coba sentuh aku!" Berlin menatap nyalang Kenan yang hanya tersenyum sinis padanya dan meninggalkan Berlin menuju mobil balap miliknya.

Suara  gemuruh para penonton membuat suasana area balapan menjadi lebih meriah.

Seorang wanita berbaju seksi langsung menuju garis star sembari membawa sebuah bendera di tangannya.

"Baik, balapan akan dimulai tetapi dengan syarat kalian berdua harus sportif, tidak ada yang boleh menggunakan alat-alat yang berbahaya saat balapan dimulai. Oke!" wanita itu mengangkat benderanya setelah menjelaskan syarat balapan yang akan Zyan dan Kenan lakukan.

"3...2...1, go!" bendera yang semula berada di pertengahan antara Zyan dan Kenan langsung ditarik keatas oleh wanita itu dan kedua mobil itu langsung melaju dengan cepat.

Zyan memimpin Kenan yang sudah ketinggalan jauh olehnya, Zyan tersenyum sinis ketika tidak melihat mobil Kenan di belakangnya.
Akan tetapi karena Zyan tidak memperhatikan jalanan dengan baik, tiba-tiba ada sebuah mobil yang melintas di depannya dan membuat Zyan memutar stir mobilnya ke arah kiri dan Zyan menabrak sebuah pohon besar di tepi jalanan itu.

"Anjing! Ini pasti ulah si Kenan!" setelah terjadinya kecelakaan itu Zyan mencoba menghubungi Jerome untuk membawa mobil balap miliknya untuk Zyan gunakan.

"Halo! Cepat bawa mobil lu ke sini, mobil gua nabrak pohon dan gua tahu ini pasti ulah si Kenan. Buruan bawa ke sini!" Zyan memerintahkan Jerome agar membawa mobil milik Jerome dibawa dengan cepat ke tempat terjadinya kecelakaan.

"Baik!" tanpa menunggu lama Jerome langsung melajukan mobilnya menuju tempat di mana Zyan berada, hingga membuat para penonton merasa kebingungan dengan tingkah Jerome yang tiba-tiba.

"Anjing lu ya! Gua tahu ini ulah lu kan!" Zyan memaki Kenan ketika melihat mobil milik Kenan berhenti tepat di hadapannya, Kenan memasang wajah yang menyebalkan sehingga membuat Zyan marah dan langsung memberikan bogeman di wajah Kenan.
Melihat reaksi Zyan, Kenan langsung melarikan diri dan meninggalkan Zyan yang masih setia menunggu Jerome untuk datang.

"Akh! Brengsek! Bisa-bisa gua kalah kalau gini! Akh..." Zyan mengacak rambutnya frustrasi, Ia tidak menyangka akan dijebak oleh Kenan dengan cara yang sangat kotor.

BERSAMBUNG!

Halo teman" semuanya, sebelumnya sya mengucapkan terimakasih kepada para pembaca setiaku dan aku senang banget dengan respon kalian yang membuat aku semangat buat terus lanjut cerita ini, meskipun aku lama postnya tetapi kalian tetap setia nungguin aku up.

Follow lapak aku dong gaes🙏🤗

Jangan lupa tinggalkan jejaknya 🤗

Mengagumi Gangster SekolahWhere stories live. Discover now