35. I'M FINE KESYANGAN

370 15 0
                                    

•••••

Beberapa menit setelah bel pulang berbunyi.

....

Saat itu Reano sudah berada di gerbang dengan motor nya bersama para Reguluz, hanya saja mata tajam nya mampu melihat sosok Kesy yang lagi-lagi sedang menunggu bus, di halte sekolah mereka. Alhasil, Reano berpamitan pada teman-teman nya dan berkendara mendekati Kesy.

"Kesya." Panggil nya, membuat gadis itu menoleh. Muka nya memandang tanpa minat pada Reano. "Apa?"

"Coba senyum deh, biar tambah manis."

Kesya tidak menjawab dan mengacuhkan Reano, kembali menatap layar ponsel nya.
"Baterai ponsel udah habis juga masih aja di liatin. Gelap layarnya itu mbak."

Kesya tersentak kaget saat suara Reano terdengar jelas di telinga ny. Reano berdiri di hadapan nya dengan memiringkan kepala sembari berbisik. "Astaghfirullah! Buat orang kaget aja. Ini apa deket-deket? Jaga jarak sana!"

Reano mencebik dengan sok imut berharap Kesya gemas pada nya, namun bukan Kesya yang gemas melainkan Reano yang tertawa geli melihat ekspresi menjengkelkan milik Kesya, yang ia rasa menggemaskan.

"Udah, daripada lo nunggu jemputan, angkot, taksi atau apapun semacam pengendara bayaran bakal percuma. Sama gue aja biar cepet."

Kesya melihat Reano di samping nya, Reano tersenyum karna ia yakin Kesya sedang menimang-nimang aja kan nya. Namun hingga lima menit menunggu, Kesya tak juga membuka suara.

"Jadi gimana?"

"Engga."

"Ya ngomong kek! Dikira gue bakal paham bahasa cewek apa, pake diam segala!" Sentak Reano tanpa sadar, Kesya menoleh pada nya dengan pandangan datar.

"Maaf." Satu kata yang singkat itu mampu melukuh hati Reano yang tadinya kesal. Ia berdehem untuk menetralkan detak jantung nya.

"Lo tau gak, biasanya jam-jam sore itu rawan banget orang hidung belang berkeliaran. Apalagi di sekitar sini, murid sini aja ada yang hampir kena kan. Lo juga pasti tau berita nya." Celetuk Reano dengan sesekali menatap Kesya.

Kesya terdiam, gadis itu memikirkan kemungkinan terburuk yang mungkin juga akan menimpa diri nya. Tapi, bagaimana? Ia tidak mau pulang berdua dengan Reano, dan juga tidak ingin kenapa-napa. Pulang dengan lelaki itu sebenarnya tidak apa-apa, tapi Reano itu berisik. Kesya takut keseringan merespon nya.

"Eumm.. Kalau misalkan gue jalan mulai dari sekarang, kira-kira masih aman gak ya?" Tanya Kesya ragu, kini ia menatap ragu-ragu ke arah Reano. Reano diam-diam tersenyum.

"BAHKAN LEBIH BAHAYA, KESYAAA." Jawab Reano dengan heboh, membuat gadis itu melotot. Kesya semakin khawatir. Jalan aman nya, memang pulang dengan Reano. Sial, kenapa baterai ponsel harus habis dan ia tidak menerima tawaran Dara. Kenapa Allah, kenapa?

"Kalau gitu kita jalan sekarang, Ren. Ayok, gue sama lo aja ya. Tapi inget harus ada batasnya!" Ujar Kesya dengan cepat ia berdiri dan mendekati motor Reano.

Reano yang melihat itu menggigit bibirnya gemas, tangannya mengepal melampiaskan rasa kupu-kupu berterbangan di perutnya. Gila!

Reano pun mendekati motor nya dan akan memakai helmnya. "I-ini gue duduk nyamping atau gue langsung nge-lebar."

"Senyaman lo aja, di depan gue ini juga sabi." Balas Reano dan ia mendapat cubitan cantik dari Kesya. Reano meringis.

"Sakitt, Kei."

"Makanya jangan--AKH!"

Duk!

Reano melotot melihat itu, ia dengan jelas sadar bahwa Kesya terkena lemparan batu sedang di bahu gadis itu, hingga Kesya meringis dan terduduk di aspal. Reano yang khawatir berniat akan menyentuh gadis itu, namun Kesya menghalangi nya.

DIFFERENT RAYYAN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang