33. TRY TO FORGET YOU

319 19 0
                                    

•••••

Keesokan harinya, tampak seorang gadis tengah berbincang serius dengan keluarga nya. Andara Luna Zikri, gadis cantik yang kini tengah duduk bersama keluarga nya di ruang keluarga. Hari masih gelap karna waktu shubuh.

"Kenapa pagi-pagi kita duduk gini, Ma?" Tanya Dara pada sang Mama. Diana.

Diana mengusap sayang surai sang putri, diiringi dengan senyuman. "Papa mau ngomong sesuatu yang penting sayang. Dan itu tentang kamu."

Ucapan sang Mama membuat nya mengerut dahi, apa yang begitu penting sampai-sampai setelah sholat shubuh mereka diminta untuk berkumpul disana. Papa Dara--Bima kini tampak menghela napas.

"Begini sayang, dulu Papa memiliki sosok sahabat karib bahkan sampai sekarang. Dan kamu menjanjikan pernikahan untuk kedua anak kami, apabila mereka berjenis kelamin laki-laki. Dan Papa berniat memberi tau hal ini dari awal."

Dara terdiam, kenapa tiba-tiba dada nya terasa sesak. Ia tau tujuan akhir perkataan sang Papa.

"Dan Papa harap jangan melabuhkan hati pada siapapun Dara, karna Papa akan menjodohkan kamu."

Hawa dingin yang terasa saat pagi gelap itu seakan tak mampu menusuk kulit nya. Karna kini tubuh nya terasa panas dan sesak. Pada akhir nya, ia harus menuruti keinginan orang tuanya. Mencintai seseorang? Jangan harap ia bisa lagi sekarang.

Lagi pula orang yang ia cintai, tidak memperlihatkan sedikit pun rasa ketertarikan kan?

******

Di Gyan Ben School, kini para Regulus tengah asik bersantai ria di gudang kecil sekolah. Nama nya gudang, namun keadaan di dalam nya tidak seperti gudang. Melainkan lebih terlihat seperti kontrakan rapi yang ditinggali sekelompok orang.

Tenang saja, mereka tidak membolos kok. Melainkan tengah asik menghabiskan waktu istirahat yang hanya tiga puluh menit. Disana sudah ada beberapa inti Regulus dan Hyperion tengah bermain.

"Kalian kepikiran gak sii sama ajaibnya pertanyaan Rayyan." Celetuk Farhan.

"Bukan ajaib sii, lebih tepat nya gila. Sama kayak lo, itu mah cuma imajinasi dia." Sentak Gion dan itu membuat Farhan menggerutu.

"Ck, orang gila aja belum tentu bisa mikir kayak gitu. Kayak nya emang gue doang yang paham sama Rayyan." Ujarnya mendramatisir.

Brakk!

Pintu gudang terbuka dan terlihat lah Rayyan berjalan dengan kedua tangan di masukkan ke dalam saku celana nya. Meski tidak terlalu jelas, area bawah mata Rayyan tampak sedikit menghitam.

"Lo begadang bos?" Tanya Sean dan Husein bersamaan. Kentara sekali mereka khawatir.

Rayyan hanya mengangguk. "Zeno, Reano dan Anthonio! Selain mereka, kalian semua keluar." Titah Rayyan dengan tegas.

Merasa ada yang tidak beres dan para Reguluz yakin bahwa pembicaraan yang akan dilakukan ketua nya sangat amat serius, maka mereka dengan patuh langsung berjalan menuju keluar.

"Kenapa kalian juga ikut keluar?" Tanya Laksamana, karna ia merasa Regulus itu tidak sesolid keliatan nya.

"Setelah banyak kejadian yang terjadi, baik Regulus maupun Hyperion dicurigai sama ketua kita masing-masing. Makanya hanya beberapa orang yang mungkin dipercaya sama kedua crew buat nge handle." Jelas Sean menyauti.

Kini keempat orang itu tengah saling menatap serius. Rayyan mengeluarkan sebuah kertas yang diisi beberapa tulisan. Reano melirik kertas itu dan mengerut dahi nya. "Ini apaan, Nic?"

"Semua clue yang gue dapet termasuk mimpi gue."

"Lo mimpi apaan emang?" Tanya Anthonio.

Dan Rayyan pun menceritakan tentang mimpi nya semalam. Dan mereka tercengang. "Busett... Lo bilang itu ribet? Anjir, itu mah udah ketebak Nico pinter."
Ungkap Reano geram.

DIFFERENT RAYYAN (END) Where stories live. Discover now