16. TIME WITH REGULUZ

556 26 0
                                    

•••••
HAPPY READING

Hari semakin menunjukkan senjanya, namun sosok gadis berhijab dengan wajah jutek itu masih duduk dengan gelisah di sebuah halte bus dekat gerbang sekolah nya. Ia berulang kali membuka layar ponsel seolah memastikan sesuatu disana.

Kesya, sahabat Dara itu sedari tadi masih menunggu jemputan nya. Pasalnya sudah dari jam pulang hingga sekarang ia belum juga dijemput. Jika disuruh jalan kaki, Kesy mau saja tapi jarak rumah nya itu sekitar dua belas kilometer dari sekolah. Kesy juga memiliki rasa malas dan lelah.

"Aduh... Pak Wiro kok lama banget sii? Ini juga driver online pada ngartis. Astaghfirullah." Gerutu Kesy, ia sudah mulai diganggu oleh nyamuk.

"Tau gini gue ikut sama Dara aja tadi. Akh!"

Tin tin

Suara klakson motor itu membuat Kesy mendongak dan mendapati para inti Reguluz, Kesy mengerutkan dahinya. Kenapa mereka ada disini?

"Kesy, kok lo belum pulang? Udah sepi banget ini, hei." Ujar Farhan dengan nada heran, yang diangguki oleh yang lainnya.

"Gue nunggu jemputan tapi dari belum juga datang. Pesan driver online juga kagak ada yang taken." Jelas gadis itu, terselip nada kesal dan seperti merengek disana. Reano menatap Kesy sebentar, kemudian melirik ke langit. Sudah semakin senja.

"Kita antar lo ke rumah Dara aja ya? Soalnya kita juga mau ke rumah Rayyan, gimana?" Tawar Reano dengan lembut. Sean mengkrenyit heran, tumben Reano jadi kalem?

Kesy tampak berpikir. "Iyaa, boleh. Tapi.. Gue duduk dimana?" Tanya Kesy heran saat melihat semua motor itu ditumpangi oleh mereka. Apa ia akan dibonceng?

"Santai Kes, kan banyak tuh jok motor yang kosong, tinggal pilih dah. Tapi saran gue sama Reano aja." Jawab Sean, seolah peka akan tatapan sahabat nya itu. Namun mendapat gelengan dari Kesy membuat mereka kembali heran.

"Eumm.. Kalau gitu gue nunggu jemputan aja deh ya, gak papa kok. Kalian duluan aja deh." Balas Kesy sedikit tidak enak, kemudian kembali duduk di halte.

"Lo bisa mau bawa motor gede gak?" Tanya Reano setelah mereka hening beberapa saat seolah sedang berdiskusi. Kesy kembali menatap ke arah mereka, dan matanya berfokus pada Reano. Gadis itu tampak mengangguk.

"Ya udah lo naik motor gue, ntar gue sama Farhan aja." Putus Reano, dan saat melihat Kesy akan melayang kan protes dengan segera ia berucap.

"Cepat atau lo bakal digangguin sama preman disana, mungkin aja jemputan lo lagi gak bisa." Tambah Reano sedikit kesal sambil menunjuk tiga orang preman di sebrang Kesy yang berjarak lumayan dekat, sedang memantau.

Kesy memilin ujung hijabnya, kemudian mengangguk. Ia berdiri dan memasang helm milik Reano ke kepala nya. Reano sedikit membantu Kesy dalam menaiki motor nya, dan ia pun mulai menaiki motor Farhan.

"Sejak kapan orang boleh naikin motor lo, Ren?" Tanya Farhan sedikit berbisik dan itu didengar oleh Zeno. Reano hanya tersenyum geli membuat Farhan merinding.

"Emang udah stress, bocah." Sentaknya kemudian menghidupkan mesin motor. Zeno kemudian bersuara saat Kesy belum juga menjalankan motornya.

"Kenapa gak jalan, Kes?" Tanya nya, membuat seluruh perhatian kembali berpusat pada Kesy. Gadis itu menoleh ke belakang dengan sedikit menegakkan tubuh nya.

"Kalian di depan aja, gue di belakang. Gue gak nyaman ada cowok di belakang gue." Penjelasan Kesy itu mendapatkan anggukan keempatnya. Kemudian mereka menjalankan motor itu dengan kecepatan sedang di depan Kesy, dan sesekali melirik spion.

DIFFERENT RAYYAN (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang