19. WHO IS HE?

468 21 0
                                    

••••••

Pagi kembali menyapa, dan Rayyan belum juga memiliki bukti terbaru mengenai kecelakaan Rayyan. Pemilik tubuh ini pun bukan nya membantu, ia tak pernah lagi muncul. Jika saja disana Rayyan dapat berpikir cerdas sekali saja. Nico akan memukul dirinya sendiri di rumah sakit.

Kemarin setelah ditanyai berkali-kali, pria bernama Felix itu terus saja bungkam. Meski ia dihajar abis-abisan pria itu tetap tidak membuka mulut nya dan malah bersikap kurang ajar dengan meludahi Zeno. Untung saja para Reguluz bisa menahan Zeno yang memukul dengan membabi buta.

"Rayyan...ayah dengar kamu pulang cepet semalam karna kamu berantem. Bener?" Tanya Reno saat di meja makan. Reinald langsung menoleh cepat ke arah adiknya itu.

"Wow.. Udah jagoan sekarang adek gue. Kapan-kapan ayok kita tes kemampuan lo." Ujar Reinald dengan bangga, dan itu memancing tawaa semua orang.

"Iyaa, Yah. Cuma salah paham aja kemarin." Jawab Rayyan dengan tulus, tidak sepenuhnya bohong kan dia? Benar kan? Jawab saja benar.

"Gak papa, asal jangan berlebihan. Segera saling memaafkan karna Tuhan saja maha pengampun, hambanya jangan maruk." Nasihat Reno membuat Rayyan mengangguk disertai senyuman.

"Ayok kita berangkat." Seru Tasya setelah selesai dengan sarapan nya. Mereka mengangguk.

Setelah sampai di sekolah bersama dengan Tasya. Rayyan segera menyuruh adiknya itu ke kelas sedang kan ia berlari menuju ke kelas. Memeriksa jadwal hari ada apa saja. Rayyan mengumpat dalam hatinya. Banyak banget, gilak!

Terdapat rapat agenda yang harus ia bahas dengan anggota OPPS dan juga pertemuan para ketua organisasi. Dan saat itu terjadi Rayyan tidak bisa bertingkah sebagai seorang ketua Regulus. Lalu ia ada jadwal untuk melakukan latihan pada otot tubuh nya. Rayyan akan melakukan itu semua di sekolah.

"Dara!" Panggil nya saat ia sudah berada di kelas. Gadis yang merasa namanya dipanggil itu segera menoleh. Rayyan meminta Dara untuk mendekat.

"Apa? Kenapa lo?" Tanya gadis itu, Rayyan meminta Dara untuk duduk di kursi kosong berhadapan dengan Rayyan.

"Gue ngaku tantangan pertama gue kalah. Dan gue ngaku keseringan ngumpat. Selama tantangan itu berlangsung." Jelas Rayyan penuh tekad.

Dara mengangguk. "Udah gue duga sii.. Sejak saat lo udah sangat terpengaruh sama Regulus. Lo jadi beda orang Ray." Balas Dara membuat Rayyan terdiam.

"Dan gue gak berhak untuk ikut campur selain bantu menasihati lo doang. Terserah lo deh, lo juga jangan terlalu dekat sama gue. Lo bakal buat harga diri gue terluka." Tambah Dara hingga sedikit menusuk relung hati milik Rayyan. Lelaki itu hanya mampu terdiam melihat manik milik Dara.

Dara berdiri dari kursi itu. "Oke, untuk tantangan selanjutnya gue bakal kasi tau sama lo kapan-kapan. Masih sisa tiga soal nya."

Setelah mengatakan itu Dara berlalu dari sana meninggalkan Rayyan yang mencerna setiap ucapan nya. Rayyan terkekeh kecil lalu menggeleng kan kepala nya.

"Nic, Nic. Lo udah disuruh mundur ini namanya."

******

Jam istirahat pun tiba, dan para Reguluz memilih untuk tidak ke kantin dan menghabiskan waktu istirahat di rooftop. Mereka Menikmati nikotin yang disesap yang dirasa manis, namun dapat merusak sistem pernapasan. Bahkan Rayyan pun, tidak bahkan Nico menggunakan tubuh suci Rayyan untuk merokok.

"Gila tuh Felix bisa tahan gitu kita hajar. Badan kebal dari kulit badak kali ya." Celetuk Farhan memberi tau pendapat nya.

"Rasa gue dia pake Ilmu Hitam gak sii bang? Masih bisa haha-hihi gitu padahal udah kita siksa brutal." Balas Husein, adik kelas yang menjadi anggota Regulus.

DIFFERENT RAYYAN (END) Where stories live. Discover now