25.ACCIDENT IN EVENT OF GB (2)

409 20 0
                                    

••••••

BRAKK!

KRAKK!!

Gerbang GB School, terjatuh.  Rayyan menoleh ke arah gerbang utama yang terjatuh. Ia terkejut dan terlihat lah disana, gerombolan pemotor dengan pakaian hitam mereka. Rayyan melihat dengan jelas mereka memegang sesuatu seperti bom. Itu gas asap berbahaya. Dia melirik Dara yang tampak shock.

Dara terkejut, gerbang utama sekolah nya terjatuh. Sekolah berkelas ini, gerbang nya terjatuh. Dara tersadar saat Rayyan menepuk pelan pipinya.

"Dara, ikut gue!" Ajak Rayyan, ia menarik tangan Dara. Ini sebenarnya melanggar perintah bundanya, tapi ia terpaksa.

Rayyan membawa Dara menuju area yang ia rasa aman. "Lo mau kemana?" Tanya gadis itu takut dan khawatir.

"Lo disini aja ya, Dar. Jangan keluar dari sini, atau gue bakal beneran marah sama lo." Peringat Rayyan yang digelengi oleh Dara.

"Ray, disana bahaya. Gue mohon jangan kesana." Pinta Dara sembari menangis. Ia ketakutan, dan Rayyan merasa sesak melihat nya.

"Dara...Kesy ada di ujung sana. Reano ngasi tau gue, lo temuin Kesy dan cari tempat berlindung yang aman. Inget peringatan gue, atau gue bakal benci sama lo." Titah Rayyan kemudian menarik paksa tangan yang ditahan oleh Dara tadi.

Gadis itu menangis, Rayyan. Apa lelaki itu tidak bisa memahami perasaan nya sedikit saja? Dara khawatir, dan Rayyan dengan teganya membiarkan ia sendiri. Dara merutuki dirinya yang berharap lagi dan lagi.

Rayyan membuka kancing seragam nya dan memperlihatkan kaus hitam bertulis Regulus. Ia pun memakai masker kain dan menghubungi para ketua crew untuk berkumpul di gerbang utama dengan membawa anggota mereka. Namun tak lengah meninggalkan para siswa dan siswi di GB.

Gerbang utama sudah di rusak, area belakang sekolah telah dikotori dan beberapa fasilitas juga dirusaki. Ditambah dengan para murid yang terluka. Dan di gerbang utama terlihat lah samar-samar asap yang mengepul dan beberapa orang yang berkelahi.

"Siapa yang menjadi pengganti Nico, hah!? Jawab gue bodoh!" Sentak lelaki yang sudah membuat jatuh sang lawan.

Ia beralih pada satu orang lagi yang masih bertahan. "Masih gak mau buka mulut huh? Mati! Mati!"

Bugh
Bugh

Sang lawan terjatuh hingga pingsan. Lelaki yang bernama Edgar itu terlihat puas dan melihat sekitar nya. Ia menggunakan masker kain hitam untuk menutupi penciuman nya. Dan matanya samar-samar menangkap satu orang tengah berjalan ke arah nya.

Edgar menajamkan pandangannya, para anak buah nya pun juga penasaran dan melihat ke arah asap itu. Namun semakin dekat, semakin banyak pula bayangan manusia yang bermunculan. Namun itu tak membuat Edgar mundur.

Hingga matanya bertubrukan dengan milik Rayyan. "Nico? Bukannya di di rumah sakit?" Batin Edgar terkejut, kakinya melangkah mundur. Nico ada di rumah sakit seperti berita bukan? Lalu siapa dia?

Edgar tersadar saat tinggi orang itu berbeda dengan Nico. Edgar berusaha memasang mentalnya kembali. Tapi sungguh ia merasa sekilas seorang Nico Adebayor tengah mengintimidasi nya.

Septian Edgar Nugroho, pemimpin crew kejahatan terluas bernama Bad News. Ia memiliki jumlah anggota yang banyak, dan tak ayal semua adalah para preman. Ia menggeluti kriminalitas dengan merampok, begal dan kejahatan lain.

Edgar tidak menyukai Nico karna lelaki itu serta crew telah mencampuri urusan kejahatan nya. Mereka melaporkan Edgar atas kasus pengedaran narkoba dan membuat Edgar menjadi tahanan tiga bulan. Karna masih di bawah umur. Sial! Dari situ ia dendam pada Nico.

Kini kelima crew dari GB School tengah berhadapan dengan Edgar dan beberapa inti dari Bad News, yang berhadapan dengan kelima ketua crew di GB. Edgar dengan dingin menatap Rayyan.

"Bad News hari ini telah terjadi banjir di daerah xxx dengan, Bwahhahahah! Gak kreatif banget buat nama nya. Bad News." Ledek Laksamana salah satu inti Hyperion

"Mungkin terinspirasi dari salah satu kabar buruk di hidupnya kali." Tambah Dafi salah satu inti dari crew Dragfire. Mereka semua tertawa, mendengar para lelaki humoris dan bermulut lemes itu meledek Edgar dan anggota nya.

"Anjir.. Mukanya serem, takut dedek mas." Ledek Gyon pada Fikri salah satu inti Bad News yang berdiri di hadapan nya. Mereka tertawa karna bukan hanya Fikri yang bermuka masam. Melainkan seluruh anggota Bad News.

"Goblok, bukan Bad News lagi ini mah nama nya, tapi udah Bad Face alias buruk lupa." Balas Farhan tak kalah nyelekit. Mereka tertawa dan anggota Bad News merasa dihina dan benar-benar dijatuhkan.

"Maju lo semua, sialan!" Bentak Fikri dan langsung memukul Gyon. Mereka langsung memulai perkelahian itu dan memberi seluruh tenaga mereka.

"Bahkan anak buah lo gak nunggu instruksi dari lo, Edgar." Ucap Rayyan dengan santai, membuat Edgar menatap nya sedikit kaget.

Edgar yang emosi langsung saja maju. "Sebenarnya, lo siapa sialan!"

Bughh!

Krekk! "Arghhh!"

Prangg!! "Muka tampan gue, Farhan!" Bentak Laksamana saat tergores dengan lemparan Farhan pada anggota Bad News.

"Sorry, Human."

Brakk!

"Allahu akbar... Sakit banget tuh pasti." Ledek Gyon melihat Fikri terbanting ke bawah.

Sedangkan Rayyan mendominasi serangannya terhadap Edgar. "Edgar, mundur. GB, sama sekali bukan tandingan crew lo yang preman asal."

Edgar dengan geram mengeluarkan senjata tajamnya dan mendorong senjata itu menuju Rayyan, namun ia sudah ditendang ke samping oleh Antonio. Rayyan menoleh pada Antonio yang juga mengenakan masker.

"Cepat selesaikan, Ray. Polisi lagi jalan, kesini." Ujar lelaki itu. Maka semua perkelahian ini dengan segera diselesaikan. Hingga satu jam lamanya sebelum polisi datang. Perkelahian tak berhenti terjadi.

Dan saat semuanya tumbang, tepat saat itu polisi datang dan menodong pistolnya.
"Jangan bergerak! Berbaring dan letakkkan tangan kalian dibelakang! Cepat!"

Semua crew GB melepas perlakuan mereka pada para Bad News dan menghela napas lega. Akhirnya semuanya teehenti. Mereka bisa bernapas lega karna kekacauan ini sudah berhenti. Meskipun segalanya hancur berantakan dan tidak berakhir baik.

"Thanks buat lo semua, ya." Ucap Rayyan tulus kepada seluruh ketua crew. Mereka mengangguk dan ber-tos ala lelaki, sehingga mungkin saja hubungan kelima crew itu akan membaik.

"Abanggg!" Rayyan menoleh mendengar teriakan cempreng itu. Dan mundur beberapa langkah saat Tasya memeluk nya.

"Abang, Tasya seneng abang gak papa! Hiks.. Tasya pikir, abang.. Hiks bakal ninggalin Tasya. Huwaaa!" Rengek Tasya dipelukan Rayyan.

Rayyan terkekeh, segera ia melepas pelukan itu dan menghapus air mata sang adik. "Abang lo ini, gak akan ninggalin adeknya yang cengeng. Jangan nangis, dek. Jadi jelek, nanti sii Zeno gak mau sama lo lagi."

Plakk!

"Bisa serius gak sii! Akh!" Kesal Tasya. Mata gadis itu tak sengaja melihat Zeno yang babak belur tengah tersenyum padanya. Astaghfirullah, jantung nya. Bahaya, Tasya segera bersembunyi dengan menggeser tubuh nya agar tak terlihat oleh Zeno.

Sedetik kemudian, Tasya tersadar bahwa wajah sang abang sudah tidak baik lagi.
"Gue tarik kata-kata gue, bang!"

"Lo luka, bang Rayyan ganteng! Sini, gue obatin." Geram Tasya dan membawa abangnya itu untuk duduk di sebuah kursi. Rayyan menelisik sekitar untuk mencari Dara. Dan ia terlihat bersama Kesy dan juga Reano di dekat mobil polisi.

"Kak Dara khawatir banget sama lo kak, sampe pengen nerobos buat liat lo. Gue tau lo sadar, kak Ray. Jadi, pliss jangan kasih harapan kalo lo gak suka."

Rayyan melirik adiknya yang fokus mengobati lukanya itu, ia tidak menjawab dan hanya menatap Dara dari jauh. Jika khawatir, kenapa tidak kemari? Rayyan juga khawatir padanya, namun melihat Dara baik-baik saja, ia rasa itu cukup melegakan. Ya, cukup.

"Awas zina mata, gue aduin sama bunda."

~~~~~

DIFFERENT RAYYAN (END) Where stories live. Discover now