Empat Puluh Tujuh

6 1 0
                                    

Tidak ada yang ingin kehilangan
Tidak ada yang ingin berpisah dengan orang yang paling di sayang.
Tidak ada satupun.

Termasuk Nayara Fawnia Amaiia. Ia lemah dan rapuh. Tidak tau Naya akan kemana setelah ini. Tidak tau kemana langkah kaki ini akan pergi. Rumahnya, tempat ia bersandar, dan pelukkan hangat itu sudah tidak ada lagi. Mereka pergi meninggalkan semuanya. Karena semuanya tidak ada yang abadi.

Naya benci tempat ini!
Naya benci suasana ini!
Naya benci keadaan ini!
Naya yang membencinya.

Tidak ada satupun yang berbicara hanya ada isakan tangisan pilu , perasaan duka, hati yang rapuh dan tidak kepercayaan yang ada di diri mereka. Mereka terkejut bukan main setelah dua Dokter keluar dari ruangan yang berbeda dan menyatakan mereka sudah tidak ada di dunia. Naya yang mendengar itu refleks memasuki ruangan tersebut.Terlihat jelas. Ada seseorang yang terbaring lemah di ranjang kasur rumah sakit dan telah tertutupi kain putih.

Dengan langkah perlahan Naya menghampiri dengan dada naik turun dan membuka kain putih tersebut. Terlihat seseorang dengan wajah pucat pasinya dan menutup kedua matanya. Naya sontak memeluk tubuh yanh sudah tidak bernyawa itu dengan isakan tangis yang hebat dan tidak percaya apa yang terjadi di depannya.

"ENGGAK-ENGGAK! AA' BANGUN AA' PASTI BERCANDA KAN? YA KAN? A' WAKE UP PLEASE A' PLEASE!" histeris Naya seraya menggoyangkan badan Cashel.

****

Semua terasa nyata. Dua gudukan tanah yang masih basah terlihat jelas oleh indra penglihat. Suara isakan tangis memenuhi tempat pemakaman tersebut.

"Naya, ayo pulang langit sudah mulai gelap." kata Tante Arsa.

"Sebentar lagi," jawab Naya.

"Tante tunggu di mobil ya? Jangan lama-lama." final Arsa yang hanya di balas anggukan kepala oleh Naya.

Naya mengusap batu nisan dengan tatapan kosong tanpa tujuan.

"Dunia nggak adil banget ya, A'? Kenapa Tuhan cuman sayang kalian? Kenapa Naya enggak? Aa' udah bahagia ya di sana sama Bunda? Curang! Naya nggak di ajak, Naya malah di tinggal sendiri di sini. Naya harus kemana? Naya harus melangkah kemana? Duniaku, Semestaku, Rumahku, dan Jiwaku sudah pergi untuk selamanya

Semesta bercandanya nggak lucu banget. Baru saja kehilangan masa kehilangan lagi? Ke-napa hiks," pertahanan Naya luruh. Naya hancur lemah tak berdaya. Entah, kemana lagi Naya akan berjalan. Tujuannya sudah tidak ada lagi di dunia. Untuk apa ia menjalani jika semua nya sudah tidak ada tujuan. Harapan Naya pupus seketika.

Naya mencium batu nisan di hadapannya dan beralih mencium batu nisan di sampingnya yakni Bundanya. Setelah mencium kedua batu nisan tersebut Naya beralih ke makam sebelah Cashel. Sama. Keadaan tanah itu masih basah. Di relung hati Naya ada sedikit kemarahan dan kebencian menyeruak menjadi satu. Namun, lagi-lagi Naya tidak bisa. Seseorang yang berada di depannya sudah tidak ada lagi. Tawa yang slama ini Naya dengar akan hilang selamanya.

"Hallo Kak Pasha," sapa Naya seraya mengelus batu nisannya.

Naya menarik nafasnya panjang dan menghembuskannya kasar. "Kak? Na-"  ucapan Naya terjeda sejenak. Menahan sesak di dada nya. Naya menundukkan kepala nya di atas lutut. Orang yang paling ia dan teman-temannya percaya mengkhianati dengan semudah itu. Berat. Tapi Naya harus melakukannya.

Naya menarik nafasnya panjang dan menghembuskannya kasar. Naya mendongakkan kepala dan menatap batu nisan di depannya. "Naya su-dah ikhlas. Kakak yang bahagia disana okey? Jangan khawatirin Naya. Naya bohong kan kalau Naya bilang baik-baik saja-" tanpa aba-aba air matanya turun deras kembali. Naya berusaha menahannya.

Naya menghela nafas panjang. "Naya titip Aa' sama Bunda ya, Kak? Tolong untuk kali ini saja, Kak. Na-ya sudah ikhlas."

Pertahanan Naya runtuh. Air mata yang ia tahan beberapa menit yang lalu jatuh. Naya jatuh dan menangis pilu di tengah-tengah hujan yang mengguyur deras.

Biarlah Tuhan, hujan, dan orang-orang yang sudah tak bernyawa disekitrnya menjadi saksi bagaimana hancurnya Naya tanpa sosok Kakak dan Bunda yang sangat dia sayangi.

****

Bau-bau apenih? wkwk

24 feb 2023
mirandaawulan

Nayara Story [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang