Delapan Belas

11 6 5
                                    

"Wihh! Bunda bawa apaan?" tanya Pasha mendahului mereka semua.

Sudah tidak asing lagi jika teman-temannya Cashel maupun Naya memanggil Bundanya dengan sebutan tersebut. Toh, itu keinginannya Bunda sendiri.

"Brownies."

Dengan langkah pelan dan membawa nampan yang berisikan Brownies, Sandhya duduk dan menaruh nampannya ditengah-tengah anak SMA tersebut.

"Makan gih! Bunda buat sendiri khusus buat kalian." ucap Bunda dengan senyuman manis yang tercetak indah dibibirnya.

Plakk

"Aduh ... ada apa sih Nay? Ganggu aja lo!" ucap Pasha seraya mengelus telapak tangannya yang sakit.

"Ganggu-ganggu mata lo!" dengan mata Naya yang melotot.

"Naya yang sopan sayang," ucap Sandhya lembut.

"Kalau ambil teh satu-satu jangan serakah," ucap Naya melembut ketika sudah dapat teguran dari Bundanya.

"Laper gue Nay,"

"Ya ngga gitu konsepnya Kak, ihh!"

"Lo jwuga sha swatu-swatu jangwan serwaka!" ucap Iyan tiba-tiba dengan masih mengunyah makanan.

"Nyenyenyenye bacot lo bambang!"

Iyan menelan makanannya, "Bambang bapak gue! Lo mau apa? Mau tanda tangannya? Sini gue mintain? Tapi inget nggak ada yang geratis!"

"Mata duittan lo!"

"Daripada lo mata keranjang!"

"Lo anjir yang mata keranjang!"

"Iyakah, sepertinya gue amnesia."

"Aamiin!"

▪▪▪▪

Waktu pun berlalu tanpa mereka sedari senja sudah datang pertanda hari akan semakin gelap.

"Yokk pulang udah mau maghrib nihh," ajak Pasha seraya mengambil gelas dan minum sebagai penutupan.

"Kenyang pulang, dasar!" ucap Iyam seraya menampol wajah Pasha.

"Kenyang ya pulang masa kenyang tidur kan gatau diri banget,"

"Bund kita semua mau pamit pulang," ucap Pasha sopan seraya mencium tangan Sandhya.

"Kak Revan kok nggak diajak?" tanya Naya.

"Lah emang diajak?" Iyan menggerutkan alisnya tanda ia kebingungan.

"Ihh kok gitu sih!" rengek Naya layaknya anak kecil.

"Penting?"

"Ya penting A' ihhhh! Aa' mah gitu mana bisa lihat Naya seneng." jawab Naya seraya mengerucutkan bibirnya.

"Kalau sekolah ntar juga ketemu Nay." ucap Pasha santai.

"Besok Naya sekolah kalau gitu."

"Nggak!"

"Iya!"

"Enggak!"

"Iya!"

"Enggak!"

"Cukup!"

"DIEM!" sengit Naya Cashel bersamaan seraya menolehkan kepalanya kearah Pasha dengan mata tajamnya.

"Sialan!"

"Lo belum sembuh Nay," ucap Bebi.

"Gue udah sembuh, buktinya kuat!"

"Kuat-kuat lo kira Ironman," ucap Iyan.

"Gue bukan ironman tapi Spiderman, wleee!"

"Sekali Aa' bilang nggak ya enggak! Nggak usah keras kepala, bisa?" ucap Cashel menatap Naya tajam.

"Iya-iya ... tapi kalau udah sembuh Naya sekolah pokonya titik nggak pakai koma!" ucap Naya tegas.

"Sembuh dulu baru sekolah." jawab Cashel seraya mengelus puncak Naya dan memeluknya erat dari samping.

"Sebenarnya kalian ini Adik-Kakak atau bukan sih?"

▪▪▪▪

Jadi gimana untuk part ini?

Jangan lupa VOMENT>3


16 Agustus 2021
mirandaawulan

Nayara Story [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang