Dua Puluh Dua

9 3 2
                                    

"Ngapain ngikut? Sana masuk kelas!" ucap Cashel seraya mendorong punggungg Naya.

"Hisss! Apa sih A', suka-suka Naya dong!" geram Naya melihat Cashel dengan tatapan sadis.

"Ada gerangan apa sih kawan? Pagi-pagi sudah ribut bae, mending lohat ketampanan seorang Agha Pasha." pd Pasha dengan kedipan mata.

Cashel memutar bola matanya malas.

"Ngapain lihat lo kak? Kayak kurang kerjaan ajah,mending aku apel ke Kak Revan!" kata Naya dengan melangkahkan kaki memasuki ruang kelas Cashel dan Pasha.

"SELAMAT PAGI KAK REVAN! MASA DEPANNYA NAYA!" teriak Naya menghebohkan seluruh penjuru kelas maupun diluar kelas. Sedangkan, yang diajak bicara malah gugup.

Naya berjalan mendekati Revan dan sedikit membungkukkan badan
"Eh, kok nggak dijawab?" tanya Naya.

"Pa-gi juga Naya,"

"AHHHH! MELEYOT AKU A'!"

"Mau masuk Nay! Sana masuk kelas!" ucap Cashel seraya menarik tangan Naya untuk keluar.

"AA' MAH GITU NGERUSAK SUASANA ROMANTIS!"

"Mana ada suasana romantis, suasana horor iya!"

"PANAS-PANAS-PANAS BADAN INI PANAS!" teriak Pasha diikuti Iyan.

▪▪▪▪

Hari ini suasana kantin lumayan cukup ramai daripada biasanya. Naya dkk beserta Cashel dkk seperti biasa memilih meja keramat yang sudah dibooking dari jaman Cashel dkk kelas 10 mana ada yang berani menduduki keculi Naya dkk.

Bukan Naya kalau tidak celingak-celinguk. "Nyari siapa sih Nay? Dari tadi celingak-celinguk tapi nggak nemu apa-apa?" tanya Bebi penasaran.

"Emmm, mana ya?" bingung Naya.

"Makan dulu Nay," kata Cashel sambil memakan bakso.

"NAHH ITU!"  Naya berdiri dari duduk karena antusias.

"KAK REVAN!"

Yang diajak bicara pun memberhentikan langkahnya pas dihadapan Naya dengan jarak 2 meteran.

"NANTI MALEM JALAN YUK?" teriak Naya tanpa malu sedikitpun.

Hening

Seluruh kantin dibuat bungkam oleh pertanyaan Naya. Bagaimana ya seorang cewek mengajak jalan duluan tanpa rasa malu.

Prokk prokk prokk

"WIHHH HEBATTT! teriak Pasha seraya berdiri.

"CUMAN NAYA YANG AJAK COWOK JALAN DULUAN!" kini giliran Iyan yang berteriak.

"CUMAN NAYA YANG GENGSI NYA NGGAK BESAR!" lanjut Pasha.

"CUMAN NAYA YANG BERANI NEMBAK COWOK DULUAN!"

"CUMAN NAYA YANG DITOLAK BERKALI-KALI NGGAK PATAH SEMANGAT!"

"YA! CUMAN NAYA DOANG YANG MURAHAN!" ujar salah satu gadis yang terkenal karena sering bullyingnya.

"IRI? BILANG LON-" jeda Naya.

"TE!" lanjut Frada dan Bebi bersamaan.

"Ups keceplosan ahahaha." kata Pasha diiringi tawa.

"NGAPAIN IRI SAMA ORANG MURAHAN KAYAK ELO!"

"Murahan teriak murahan!" sinis Cashel dan disuguhi kekehan kecil dari siswa-siswi.

"GUE KAN MURAHANNYA CUMAN KE 1 ORANG, LAH ELO? KESEMUA ORANG!" kata Naya santai dan mengundang emosi Raya.

"Aduh kok panas ya? Padahal gue minum es teh lo?" kata Pasha seraya mengipasi dirinya dengan tangan.

"Yang panas silahkan masuk kulkas." tambah Iyan.

▪▪▪▪

Nayara Story [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang