38. Army dalam pondok.

54.7K 3.5K 188
                                    


Hari semakin berlalu begitu pula luka di kaki Lisa kian membaik. Wanita itu dan para sahabatnya tengah fokus muraja'ah hafalan yang membuat pusing kepalang apalagi bagi Kila.

Perempuan berbadan mini itu saat ini uring-uringan di atas lantai  karena tak bisa masuk hafalannya. "Arrghhhh... susah banget ya Allah!" ujar Kila mengeluh.

"Yang sabar kil, Jangan ngeluh dulu!" sahut Lisa memberi semangat.

"Astagfirullah. Tapi kan emang susah yang mau masuk nya...." Kila merengek tak kuat.

"Gimana nggak mau masuk. Isi otak Lo aja semua tentang BTS." Sambung Sa'adah menatapnya jengah.

Tahukan BTS?

Kila mencebik. "Yaelah. Jangan bawa-bawa suami gue dong!" dengus nya tak terima atas penuturan Sa'adah.

Uswah, Lisa dan Zahra yang tak tahu apa yang mereka bahas hanya melihat pembahasan tanpa batas itu.
Mungkin yang di maksud mereka berdua nama komplek atau nama baju kali ya?

"BTS itu apa sih?" sahut Lisa bertanya.

Seketika Kila menoleh. "L--lo nggak tahu BTS?" tanya Kila sekali lagi.

Lisa menggeleng. "Nggak" jawabnya.

"Astagfirullah... member BTS itu loh idol korea yang terkenal sampai jadi aset negara, Lis," tekan Kila di akhir kalimat. "Parah Lo nggak tahu." ucap kila tak habis pikir.

"Ya mana Lisa tahu kalau itu nama manusia." kata Lisa.

"Memangnya semua orang harus tahu tentang mereka gitu?" sahut Sa'adah lagi.

"Mesti harus lah. Apalagi mereka itu ganteng-ganteng tak ada obatnya!" seru Kila membayangkan wajah tampan mereka.

"Sadar woyy... sadar. Lo hidup di dunia ini mereka aja nggak tahu!" sentak Sa'adah setelah mengusap kasar wajah Kila.

"Nggak papa mereka nggak tahu tapi gua bangga jadi salah satu Army dari beribu juta Army di dunia." ucap kila membanggakan diri.

"Ingat loh! Nanti di akhirat kita akan di kumpulkan dengan orang yang kita cintai di dunia." Zahra berkata.

"Seseorang itu akan di kumpulkan bersama siapa yang di cintainya" terang Zahra lagi.

Mendengar penjelasan itu hati Kila sedikit tersentil. "Kalau cuman sebatas kagum aja, gimana?"

"Wallahu a'lam, semua perbuatan itu tergantung dari hati kamu." kata Zahra mengakhiri ucapannya.

Kila terdiam, benar juga ya dari perkataan Zahra barusan. Kalau kita berlebihan mengidolakan seseorang maka suatu saat di akhirat akan di kumpulkan bersama orang yang kita cintai.

"Mangkanya Lo jangan berlebihan mengidolakan idol yang menurut gue itu akan merugikan diri Lo sendiri." tambah sa'adah memberi saran.

"Insyaallah gue nggak akan berlebihan mengidolakan mereka kok" jawab Kila meyakinkan dirinya sendiri.

Mereka mengangguk setuju. Kemudian mereka melanjutkan kegiatan yang tadi tertunda.

"Besok malam kan tahu baru tuh" ucap kila membuat yang lain menoleh ke arahnya.

"Terus?"

"Nggak ada rencana buat ngerayain kah?" tanya Kila tersenyum.

"Nggak ada!" jawab mereka serentak.

Kila mencebik bibirnya melengkung ke bawah.
.

.

.

.

Semua jenis motor sport berjejer di depan halaman markas Grexda. Halaman yang luas itu kini penuh dengan kuda besi tak terkecuali pun. Di sebelah kanan parkiran khusus bagi anggota inti. Sedangkan sebelah kiri motor para anggota lainnya.

PESONA GUS  ( SUDAH TERBIT)Där berättelser lever. Upptäck nu