"Nanti sore lo-"

"BI MARSIH!" Pekik Elea mengundang perhatian dari teman sekelasnya. Elea tidak peduli akan hal itu, ia langsung berlari keluar kelas membuat Gerry mendengus kasar karena Elea memotong ucapannya.

Zevan yang mendengar teriakan Elea memandang aneh pada Elea. Namun detik berikutnya seakan tersadar dengan apa yang diucapkan Elea, Zevan langsung bangkit dari duduknya mengejar Elea yang sudah berlari jauh.

"Ada apa sih?" Tanya Delon pada Alden melihat Elea yang berlari heboh dan tidak lama diikuti oleh Zevan.

"Tau, bodo amat banget gue." Jawab Alden acuh tidak ingin memikirkan apapun. Ia sedang galau karena ditolak oleh perempuan incarannya.

Delon mendelik pada Alden,"Ger, lo tau mereka kenapa?"  Tanyanya melihat Gerry duduk dibangkunya.

Gerry hanya mengedikkan bahunya tanda tidak tahu. Delon menghela nafas kasar melihat wajah kusut Gerry. Terlihat seperti lelaki itu menahan kesal.

"Ah elah! Temen-temen gue udah mulai bucin semua!"

☁☁☁☁☁

"BI MARSIH?"

Elea berlari sambil terus memanggil wanita paruh baya yang dikenalinya. Ia yakin kedatangan Bi Marsih ke sekolah pasti ada hubungannya dengan Zarin. Dengan langkah seribu Elea mengejar Bi Marsih yang sudah hampir sampai gerbang.

"Bi Marsih?'' panggil Elea lagi, kali ini sang empu yang dipanggil menoleh karena jarak Elea yang sudah dekat.

" Tunggu, Bi." Ucap Elea berhenti melangkahkan kakinya didepan Bi Marsih yang masih menatap Elea penuh tanda tanya.

Elea mengatur nafas nya yang ngos-ngosan akibat berlari. Ia menunduk menumpukan kedua tangannya pada lutut.

"Bibi ngapain kesini? Zarin nya mana Bi?" Tanya Elea menatap Bi Marsih.

"Loh kirain, Non Elea tahu." Ucap Bi Marsih mengernyitkan dahinya.

"Engga Bi, Bibi pasti tahu kan Zarin dimana?"

"Bibi jug-"

"Zarin dimana?" Potong Zevan yang tiba-tiba sudah ada dibelakang Elea.

"Bibi kesini sama Zarin kan?" Tanya Zevan lagi berharap jawaban dari asisten rumah tangga Zarin itu sesuai dengan harapannya.

"Engga, Den. Bibi kesini sendirian." Ucap Bi Marsih membuat Elea dan Zevan sedikit kecewa.

"Terus Zarin dimana?" Tanya Elea dengan raut wajah sedih.

"Itu dia Bibi juga gak tahu," Jawab Bi Marsih dengan wajah tak jauh dari Elea.

"Bibi gak usah bohong, Bibi pasti tahu kan Zarin pergi kemana." Cecar Zevan tak percaya dengan jawaban Bi Marsih.

"Beneran, Den. Bibi berani sumpah kalo Bibi gak tahu keberadaan Non Zarin." Jelas Bi Marsih sedikit takut dengan tatapan intimidasi dari Zevan.

"Terus Bibi ada perlu apa kesini?" Tanya Elea melihat sebuah amplop ditangan Bi Marsih.

"Ini Bibi disuruh Nyonya buat ambil surat kelulusannya Non Zarin."

"Nah kan! Berarti Bibi tau dong Zarin dimana?"

"Engga Den, Bibi gak tahu."

LEORA ZARIN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang