Bab 7 : Mengungkap Misteri

338 47 0
                                    

Pagi ini Randy datang dengan lingkaran hitam di matanya. Ia sama sekali tak bisa tidur karena menjaga mata tetap terbuka.

Mengurungkan niat, ia tak jadi nginap di kamarnya Mas Eko. Laki-laki itu baru pindah dua hari, banyak barang yang berserakan di kamar itu. Kalau Randy bersikeras, entah di mana ia akan tidur.

Makanya, ia menahan diri dan terpaksa tidur di kamarnya. Menahan ketakutan walau tak ada sosok yang datang menakutinya. Sampai pagi menjelang ia hanya merem-merem ayam, alhasil kantung mata itu semakin menjadi.

Randy masuk ke dalam kelas. Menelungkupkan wajah di atas meja kecil yang bersatu dengan kursinya. Memejamkan mata sejenak sebelum Dosen datang, karena rasa kantuk yang teramat sangat.

***

"Ran! Randy!"

Laki-laki itu mengerjap, bangkit dari posisi sembari menggeliat. Menatap sekeliling, semua orang memperhatikannya.

"Dipanggil Miss Ria, tuh!"

Ia memicing, menatap siapa yang tengah berbicara padanya. Yasmin, menunjuk Miss Ria yang sedang berdiri di depan kelas.

Randy jadi gelagapan, buru-buru mengusai diri dan duduk sempurna.

"Sana! Udah ditungguin dari tadi," ucap Yasmin memukul pelan bahunya.

"Mau ngapain?" bisik Randy takut. Kali saja ia tadi tertidur saat Dosen muda itu tengah mengisi materi, nilainya akan terancam jelek nanti.

"Gak tahu, udah ikutin aja. Semangat, ya!"

Randy mendengkus, apalagi saat Yasmin memeletkan lidah ke arahnya. Ia melangkah gontai mengikuti Miss Ria yang kini sudah keluar dari kelas.

Miss Ria menuntunnya duduk di kantin kampus. Diam agak lama sebelum wanita itu memulai ucapannya.

"Jadi ... apa yang kamu lakukan akhir-akhir ini?"

"Maksud Miss?" tukas Randy tak mengerti kenapa tiba-tiba Miss Ria menanyakan hal itu padanya.

"Apa punggungmu masih sakit?"

Randy menaikkan sebelah alis. Darimana Miss Ria tahu kalau punggungnya sempat sakit kemarin? Apakah Miss Ria sekarang telah berubah menjadi seorang peramal.

"Jawablah Randy!"

"Ya, tapi... darimana Miss tahu?"

"Hanya menebak saja, lalu apakah kamu akhir-akhir ini sedang menulis sebuah cerita. Maksudku di salah satu media sosial seperti facebook?"

"Ha?" Randy melongo. "Darimana Miss tahu juga?"

Ria menghela nafas, mengeluarkan ponsel dari dalam kantung roknya. "Berarti dugaanku benar, ini cerita kamu yang buat, kan?"

Layar ponsel Miss Ria menunjukkan sebuah laman sosial media milik Randy. Cerita yang ia buat beberapa hari lalu di salah satu grup komunitas menulis facebook.

"Randy, mungkin kamu akan anggap saya aneh." Miss Ria menurunkan ponselnya di atas meja tepat setelah Randy mengangguk, mengakui kalau akun yang menulis cerita tersebut adalah dirinya.

"Saya... bisa melihat arwah."

Hening.

Randy diam, tak tahu harus mengatakan apa. Ia berkedip menatap Miss Ria. "Maksud Miss?"

"Ada sesuatu yang menggantung di punggung kamu kemarin. Sosok itu datang karena kamu menulis kisah tentangnya. Oleh sebab itu dia menghantui kamu, membuat punggung kamu sakit dan parahnya, karena saya yang bisa melihat makhluk itu, saya juga terkena imbasnya."

Lanjutkan Kisahku Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz