PDH - 30

153 17 3
                                    

Hari ini semua siswa SMA GARUDA tengah bersiap-siap untuk mengerjakan ujian setengah jam lagi. Begitupun dengan Kenzin yang tak henti-hentinya membaca buku. Selama seminggu penuh ini Kenzin sudah belajar. Maja ia tak mau kembali menjadi nomor 2. Dia akan buktikan pada keluarga nya bahwa dia bisa.

Cukup sudah Kenzin mengalah pada Hellen selama ini. Kenzin tak tahan lagi selalu diremehkan saat kumpul keluarga. Apalagi Hellen membuat dirinya sempat terbully. Hal itu takkan Kenzin biarkan.

Bell berdering. Para guru mulai memasuki kelas yang akan diawasi. Sedangkan sebagian murid sudah menegak. Takut kalau hasil ujian mereka akan mengecewakan orang tua. Ada juga yang takut disiksa jika hasil ujian nya tak memuaskan. Bahkan ada yang tak khawatir tentang hasil akhir.

"Sudah siap anak-anak?" Tanya guru pengawas ruangan Kenzin.

Seluruh siswa diruangan tersebut mengangguk. "SIAP BUU!"

Sang guru tersenyum, "okey, ibu bagikan kertas ujian nya ya. Dijawab dengan jujur."

•••

Day 2 UTS.

Jimmi menggaruk kening nya. Baru jam pertama tapi sudah disuguhi angka-angka. Ia menoleh kebelakang, melihat Rezvan yang mengerjakan soal dengan tenang. Memang manusia itu sangat pengkhianat. Bilangnya tidak belajar tetapi saat mengerjakan ujian terlihat aman, damai dan tentram.

"Keknya kalo liat muka ayang gue bakal sangat bersemangat nih." Bisik Jimmi pada dirinya sendiri.

Sebangku Jimmi menahan tawa mendengar penuturan dari cowok itu.

•••

Day 4 UTS.

Anna tersenyum miris. Dua menit lagi jam pergantian pelajaran. Tapi ia masih memiliki 4 soal lagi. Anna menoleh kanan kiri. Andai saja ia satu ruangan dengan Kenzin, pasti soal-soal ini terasa mudah.

Anna mengumpat dalam hati. Ya Tuhan izinkanlah ia dirasuki oleh Albert Einstein.

•••

Last Day UTS.

Hellen menampilkan senyum ke arah Cakra yang tengah melambaikan tangan kearah nya. Cowok jangkung itu berjalan mendekati salah satu meja kantin yang Hellen tempati. Sampai disana Cakra segera mengacak rambut gadis itu gemas.

"Gimana ulangan nya?" Cakra mendaratkan pantat nya di bangku.

Hellen menipiskan bibir, "lancar sih. Tapi yah gitu, pas ulangan kadang tiba-tiba bengong."

"Udah, gapapa. Nice try, baby." Bukan Hellen yang salting karena kata "baby" dari Cakra. Cewek-cewek disekeliling mereka lah yang berteriak histeris. Mungkinkah karena suara serak Cakra yang langka? Ditambah lagi wajah super tampan Cakra. Pantas saja para ciwi-ciwi hampir pingsan.

Kenzin berjalan bersama Rezvan, Anna dan Jimmi ke salah satu bangku dikantin. Pandangan Cakra tak luput dari mereka berempat. Mereka bercanda dam tertawa disana. Ingin sekali Cakra kembali duduk berdua bersama Kenzin. Tawa Kenzin yang teramat candu ingin Cakra dengar lagi.

Cakra melirik ke arah Hellen kemudian kembali menatao Kenzin. Kenzin dan Hellen adalah dua manusia yang bertolak belakang. Dia masih ingat bagaimana Kenzin dan Hellen bermain bersama dulu. Bagaimana cara mereka saling melengkapi. Mereka yang dulu sedekat nadi menjadi sejauh matahari. Cakra sampai sekarang tak tau bagaimana mereka bisa menjadi rival bukannya bestfriend.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 11, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

PELANGI dan HUJAN || NA JAEMINWhere stories live. Discover now