PDH - 20

122 28 4
                                    

BRAK!

"LEPASIN GUE LONT*!!!" Teriak seorang gadis yang rambut nya sudah berantakan. "LEMAH LO SEMUA! BERANI NYA KEROYOKAN!" Sambung nya meneriaki 5 gadis lain.

PLAK! Gadis dengan rambut panjang bergelombang menampar Kenzin —Alin, ketua geng— yang kedua tangannya di ikat di kursi. Cewek lain dengan poni —Mawar— memberikan sebuah ember berisi air bekas kepada Alin.

"Iiihh bauuuu!!!" Keluh Ria sembari menutup hidung.

Olif mendengus, "alay lo."

Alin berancang-ancang, byuuurr! Air kotor itu tersiram ke seluruh tubuh Kenzin. Kenzin hanya bisa menutup mata serta menahan napas. Alin, Mawar, Ria dan Olif tertawa melihat tubuh Kenzin yang basah, kotor bahkan bau.

"AHAHAHAHA!!!" Ketawa yang lebih kencang keluar dari mulut Kenzin. Empat gadis lain terdiam melihat nya. Bingung kenapa ia tertawa. Padahal harusnya dia menangis bukan tertawa

Mawar mengernyitkan alis, "gilak lo ya?!"

"Diem anjing! Stress nih cewek." Alin menampar Kenzin untuk menyuruh Kenzin diam. Tetapi ia tetap tertawa kencang.

"Kerasukan kek nyaa." Ria mulai ketakutan, bersembunyi di balik tubuh Olif.

"Lo semua kali yany gila." Kenzin tersenyum miring menghentikan tawa kencang nya. "Gabut lo semua gangguin gue? Emang kalo gue beneran jual diri, ada rugiin lo berempat HAH?!!" Ia meninggikan nada di kata 'hah?'.

"Jelas lah rugiin kita. Karena lo buat nama sekolah ini tercoreng bangsat." Jawab Olif mendorong kening Kenzin.

"Aduuuh. Lo tuh ga tau apa apa cuyy. Sebelum percaya sama hoax, cari tau dulu dong. Ciih." Kenzin meludah di depan mereka.

"IUUU!! Jorok banget sih lo." Ria mundur beberapa langkah menghendari ludah Kenzin.

Alin tertawa renyah, "Ahahaha, kalo udah ada bukti ngapain di cari tau?"

"Ih apa sih lo pada. Mau gue bongkar aib kalian?" Salah satu alis gadis berbadan bau itu terangkat.

"Aib apaan dih. Gaje bat lo." Mawar menyilangkan kedua tangan nya.

"Kalo kalian berempat di bully karena buat salah satu guru di penjara pas smp. AHAHAHA!" Kenzin lagi-lagi tertawa dengan keras. Bergema di dalam gudang.

"BANGSAT LO!" Alin mengambil kayu di dekat nya kemudian melayangkan pukulan kepada Kenzin.

Kenzin memejamkan mata, namun permukaan kayu tersebut tak menyentuh tubuh nya sedikit pun. Kenzin membuka kedua mata nya. Yup! Rezvan menahan tangan Alin. Tiga teman nya terkejut akan kedatangan Rezvan.

Cowok itu mengenggam tangan Alin dengan sangat sangat kuat. "Pergi atau gue laporin ke OSIS?"

"Awss, lepasin!!!" Alin terus berusaha melepas tangan nya.

Rezvan segera melepas tangan Alin hingga terjatuh kelantai. Mawar yang paling dekat dengan Alin langsung menolong. Ke empat nya pun berlari keluar gudang.

Setelah mereka keluar, Rezvan membuka ikatan tali pada Kenzin. Kedua nya hening. Tak ada satu pun yang mengeluarkan suara. Canggung.

Sedangkan seseorang yang sedari tadi bersembunyi di dalam gudang mendengus kesal, "argh sial! Gagal lagi bangsat."

•••

"Makasih" Kenzin mengambil baju seragam putih yang di berikan. Ia terpaksa harus meminjam baju milik orang lain karena baju seragam milik nya sangat bau.

Meski ia sudah mengganti baju, bau badan Kenzin tetap tercium dari jarak jauh sekalipun. Dia pun berinisiatif memakai parfum dari Cakra. Cowok itu juga yang meminjamkan baju ganti kepada nya. Untuk rok, tadi Kak Jimmi yang membawakan. Katanya sih meminjam dari Anna. Mungkin Anna terpaksa.

PELANGI dan HUJAN || NA JAEMINWhere stories live. Discover now