PDH - 15

105 38 0
                                    

"Open your eyes. I really need you."

"

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

.
.
.
.
.

"Disini aja. Gue mau beli buku." Ucap Kenzin pada cowok yang tengah menyetir motor hitamnya.

Mendengar ucapan Kenzin, cowok itu agak menoleh ke samping. "Mau gue temenin gak?" Rezvan menarik rem.

Gadis berseragam putih abu-abu nya turun dari motor Rezvan. Melepaskan helm, kemudian menjawab pertanyaan Rezvan. "Gak usah. Gue bisa sendiri."

"Ya udah kalo gitu. Hati-hati. Gue deluan." Rezvan menarik gas nya. Ban motor itu kembali berputar.

Kenzin balik kanan setelah tak dapat melihat tubuh Rezvan yang ditelan jarak. Kenzin sebenarnya bukan menuju toko buku ataupun perpustakaan. Tapi dia memiliki tujuan lain. Dia tak ingin Rezvan mengetahui lokasi yang ingin ia datangi, karena alasan tertentu.

•••

Gadis berbaju ketat dan rok sangat pendek itu tertawa riang sembari menggoyangkan pinggul. Ditangannya terdapat gelas berisi alkohol. Rambut coklatnya yang terurai bergerak kekanan dan kiri.

Ketika tubuhnya sudah lelah, ia memilih untuk duduk disalah satu kursi kosong. Diteguk sekali alkoholnya, lalu ia letakkan gelas di atas meja. Beberapa saat kemudian, salah satu temannya berdress hitam datang menghampiri.

Temannya menyodorkan ponsel. Dilayar ponsel terdapat sebuah foto. Dimana seorang gadis bercumbu bersama seorang pria paruh baya. Gadis berambut pirang terkekeh. "Kerja bagus."

•••

Kenzin berkali-kali menggerutu karena ponselnya rusak, terjatuh kelumpur. Cakra juga ribuan kali meminta maaf. Yap, Cakra menyenggol tangan Kenzin hingga gadis itu menjatuhkan ponselnya kedalam genangan lumpur. Jadilah keduanya ke counter untuk membenarkan ponsel Kenzin yang rusak.

"Lagian lo sih ngapain tiba-tiba dateng ke rumah gue tengah malem gini." Ucap Kenzin menatap Cakra sinis.

Cakra menggaruk kepala belakang nya. Bibir Cakra melengkung ke atas menampilkan giginya, "gue gabut. Sekalian juga lewat. Ya udah mampir rumah lo."

Kenzin berdecak, "Huh! Untung ortu gue gak ada di rumah." Gadis itu menendang batu kerikil sembarangan.

Kedua insan manusia itu tengah berjalan berkeliling di pukul 8 malam ini. Bukan hanya alasan gabut yang membuat Cakra ngebut menghampiri rumah Kenzin. Dan bukan tak sengaja Cakra membuat ponsel Kenzin rusak. Semua itu punya alasan. Alasan besar yang tidak boleh Kenzin ketahui malam ini.

"Mau eskrim gak?" Tanya Cakra saat melihat papan plat sebuah minimarket.

Kenzin lantas menoleh —sedikit mendongak— ke arah Cakra, "mauuu!!!" Dia mengangguk cepat.

PELANGI dan HUJAN || NA JAEMINDove le storie prendono vita. Scoprilo ora