PDH - 23

95 37 8
                                    

note : kalian boleh play lagu nya di bagian pentas seni nya mulai. maaciiih 😻

Jimmi menatap datar ke arah Rezvan yang entah apa mau nya. Sejak lusa dia mengatakan bahwa akan bermain menggunakan gitar, tetapi hari ini tiba-tiba ia meminta untuk menyiapkan piano. Merasakan menyut di kepala nya, Jimmi memijat pangkal hidung nya. "Lo mau gue tonjok? Orang-orang lagi siap-siap pake baju, lo malah tiba-tiba minta angkatin piano kesini."

"Ya udah kalo lo ga mau nolongin." Rezvan mendengus kemudian melenggang dari sana.

Jimmi menggelengkan kepala, "dih ngambekan."

"AYAANGG!! Ayo latihan lagi." Panggil Cece dari arah belakang panggung. Jimmi menoleh kemudian mengangguk.

•••

"Nanti pas dia lewat sini lo bantu gue angkat ember nya ya." Ucap Hellen pada Asha.

Asha mengacungkan jempol, "tapi nanti kalo kita di suruh bersihin lantai nya gimana?" Tanya Asha sembari mengetuk dagu nya.

"Easy itu. Tinggal bayar tukang bersih-bersih nya doang susah amat lo." Hellen memutar bola mata nya malas.

"Betul tuh. Lo lupa apa kalo bestie kita ini orkay," sahut Azkia. Beberapa detik kemudian mata Azkia mendapati figur yang mereka sejak tunggu dari tadi. "Eh eh itu Kenzin." Azkia menunjuk ke arah lantai 1.

Hellen dan Asha segera mengangkat ember berisi air bekas pel dengan di campur perwarna merah. "Dalam hitungan ke tiga,

1








2










3!













BYUUURRRR!!!!

Semua orang segera beringsut menjauh agar tak kena percikan dan siraman air bau tersebut. Sedangkan gadis yang menjadi target utama mendongakkan kepala nya. Kenzin mendapati Hellen beserta teman-teman laknat nya tertawa di atas sana.

"Turun lo anjing!" Teriak Kenzin menunjuk ke arah Hellen.

Hellen mengerutkan dahi, "lo lah yang naik ke atas."

Kenzin mengepalkan tangan, ia benar-benar berlari menaiki anak tangga untuk menghampiri Kenzin. Kemudian, BUGH! Kepala Hellen tertoleh kesamping bersamaan tubuh nya yang terpental dan terduduk di lantai. Kenzin tak puas, ia menduduki tubuh Hellen kemudian menjambak rambut nya sekuat tenaga.

Asha dan Azkia terus-menerus menarik tubuh Kenzin agar melepaskan Hellen. Namun tenaga mereka berdua tak seberapa dengan kuat nya Kenzin yang tengah marah. Kenzin memutarkan badan, menendang tubuh mereka berdua hingga terjatuh kelantai.

"CEWEK SIALAN! BANGSAT LO GA CUKUP NGELUARIN GUE DARI LOMBA ITU HAH?! PUAS LO BIKIN GUE BAU GINI?!" Teriak Kenzin sembari terus menjambak rambut Hellen.

Hellen di bawah sana sudah menangis tak karuan. Ia tau bahwa Kenzin akan semarah ini, dan dia juga punya tujuan melakukan hal ini. "Hiks... lepasin Keenn!! Sakit!" Cicit Hellen berusaha melepaskan tangan Kenzin dari rambutnya.

"KENZIN!!" Cowok yang tengah mendorong piano itu segera menghampiri Kenzin dan menarik tubuh gadis itu. Kenzin tak bisa melawan karena kekuatan nya tak sebanding dengan Rezvan. "Lo ngapain sih?!" Bentak Rezvan pada Kenzin.

PELANGI dan HUJAN || NA JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang