PDH - 28

75 17 0
                                    

Kasih tau ya kalo ada typo😁😁

•••

Beberapa sudah minggu berlalu. Cakra dan Hellen masuk kedalam kelas bersamaan. Seluruh tatapan kearah mereka. Orang-orang banyak bertanya apakah Cakra hanya menemani orang yang terbully? Dulu Kenzin dan sekarang Hellen. Bahkan Cakra dan Hellen sudah duduk sebangku.

"Cakra temenan sama kaum terbully doang kah?" Bisik Anna pada Kenzin. Anna menggeleng lalu kembali menulis.

Sedangkan mata Kenzin tak henti-hentinya memperhatikan dua insan itu. Sejak kejadian senin waktu itu, Cakra mulai menjauhi dirinya. Cakra pun tak pernah melirik kearah Kenzin. Gadis itu merindukan sosok Cakra yang cerewet. Sosok Cakra yang selalu punya seribu cara untuk membuatnya tertawa. Kenzin menghela nafas berat. Bagaimana bisa manusia berubah dalam hitungan detik?

Bel berbunyi, semua murid X MIPA 1 segera mengeluarkan buku-buku pelajaran ekonomi. Dan beberapa menit kemudian seorang guru masuk kedalam kelas mereka.

"Assalamualaikum calon emak-emak dan bapak-bapak." Ucap bu Rohana sembari menampilkan senyum.

"Waalaikumsalam bu." Jawab satu kelas serempak.

"Aisss senyuman bu Rohana hari ini secerah matahari pagi ini." Salah satu murid cowok bernama Robi berteriak membuat Bu Rohana tersenyum malu

Bu Rohana berdiri menghadap Robi, "aduh Robi sarirobi bisa aja deh." Satu kelas tertawa mendengar kalimat plesetan dari Bu Rohana.

"Kok aku yang perfect ini disamain sama roti sih bu? Sakit heart aku bu," kata Robi dramatis memasang wajah memelas. Lagi-lagi semua orang tertawa.

2 jam berlalu

Bu Rohana memanggil sekretaris kelas untuk menulis sesuatu di papan tulis. Setelah selesai Bu Rohana memberi penjelasan atas apa yang ditulis oleh sekretaris tadi.

"Nah jadi setiap kelompok yang udah ditulis sama sekretaris silahkan membuat makalah sesuai bab yang ada dibuku paket. Misal nih, kelompok satu bab satu, kelompok dua bab dua, dan seterusnya. Paham anak-anak?"

"PAHAM BUUU!!"

Kenzin mendengus, kenapa dirinya harus sekelompok dengan Cakra? Untung saja ada Anna. Tetapi dikelompok mereka juga ada Asha. Ingin sekali Kenzin berteriak sekarang.

•••

Anna melambaikan tangan pada Kenzin. Jam pulang sudah berbunyi sejak beberapa menit lalu. Kenzin tengah berdiri didepan gerbang, menunggu Rezvan yang mengambil motor diparkiran.

"Gue deluan ya cintah kuuu!" Anna sedikit meninggikan suaranya.

Kenzin ikut melambaikan tangan dan tersenyum tipis. "Babayy!!"

Tak berselang lama kemudian Cakra lewat bersama Hellen yang duduk di jok motornya. Lagi-lagi Kenzin hanya menghela nafas. Padahal dulu Kenzin yang duduk disana. Apakah benar kata Anna kalau Cakra hanya berteman dengan kaum terbully? Apakah Cakra joki kaum terbully?

"Kenzin." Rezvan menepuk pundak Kenzin yang melamun. Gadis itu segera tersadar dari lamunan nya. "Ayo. Bengong mulu lo."

Kenzin mengangguk lalu segera naik keatas motor Rezvan setelah memakai helm. Rezvan menarik gas motornya. Motor berwarna hitam itu melaju dengan kecepatan sedang membelah jalanan kota.

PELANGI dan HUJAN || NA JAEMINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang