Setengah jam kemudian mereka sampai disebuah pekarangan rumah. Kenzin mengernyitkan alis, merasa tak asing dengan rumah tersebut. Gadis itu turun dari motor Rezvan dan melepas helm nya dibantu oleh Rezvan. Mereka berdua berjalan menuju pintu.

Rezvan menoleh kearah Kenzin yang kebingungan. Lelaki berhoodie abu-abu itu terkekeh melihat gadis disampignya.

"Ini rumah siapa?" Tanya Kenzin setelah diam lama.

Rezvan tak menjawab dan hanya mengetuk pintu. Kenzin mendengus sebal karena terkacangi. Suara  langkah kaki terdengar dari arah balik pintu. Kenzin merapikan rambutnya yang berantakan.

Ceklek.

Pintu besar itu terbuka, menampilkan sosok bunda yang Kenzin rindu kan sejak SD. Kenzin lantas memeluk wanita paruh baya tersebut. Meski Kenzin dan wanita itu hanya bertemu setengah hari, setidaknya waktu itu terasa seperti satu tahun dalam kenangan Kenzin.

Ratna membalas pelukan Kenzin sembari mengusap rambut panjang Kenzin. Rezvan tersenyum simpul melihat keduanya. Wah adem juga ternyata melihat calon istri pelukan sama bunda nya. Eh?

"Kek teletubbies aja pake peluk-pelukan." Cetus Rezvan melipat kedua tangan didepan dada.

Kenzin langsung mengurai pelukan nya, menatap sinis ke arah Rezvan. "Kalo iri bilang aja lo."

Ratna terkekeh, "udah udah ayo masuk."

Setelah Ratna mempersilahkan, kedua nya pun melangkah masuk kedalam ruang tamu. Kenzin duduk di atas sofa empuk milik Ratna yang sama sedari dulu. Meski sudah usang Kenzin masih saja nyaman.

Melihat Ratna yang masuk kedalam dapur membuat Kenzin beranjak dan membuntuti Ratna. Wanita paruh baya itu menoleh kearah Kenzin, "eh? ngapain kesini?" Tanya Ratna heran.

"Mau bantuin bunda masak dong." Jawab Kenzin dengan senyuman manisnya.

Ratna mencubit pipi tembam Kenzin, "kamu ini masih imut kayak dulu. Pantesan Rezvan kepincut." Ratna dan Kenzin sontak tertawa.

Rezvan yang menonton doraemon mendengar ucapan bunda nya dan segera berteriak, "BUNDAAAA!!!"

Mereka berdua tambah tertawa karena teriakan Rezvan. Kenzin pastikan bahwa pipi cowok itu sudah memerah bak udang. Ratna menggeleng-geleng lalu melanjutkan acara memasak nya.

"Kenzin sama Rezvan udah pacaran?" Tanya Ratna tiba-tiba.

"Uhuk! Uhuk!" Kenzin tersedak air liur nya sendiri. Gadis itu nyengir kuda, "hehe belum bunda. Kak Rezvan nya pengecut tuh." Bibir Kenzin melengkung kebawah.

"BUKAN PENGECUT WOI! SEMBARANGAN AJA LO!" Lagi-lagi Rezvan berteriak dari arah ruang tamu. Setajam apa telinga lelaki itu?

Setelah Ratna dan Kenzin selesai menyajikan masakan mereka, Rezvan segera mengambil piring. Dirinya seperti manusia yang tak makan satu bulan. Rezvan memakan nasi berlauk sop serta ayam goreng itu dengan lahap. Kenzin geleng-geleng melihat nya. Ratna mengambil piring —mengambilkan nasi untuk Kenzin.

Kenzin terkejut saat Ratna menyodorkan piring berisi nasi dan lauk-lauk nya, "eh? Astaga Bunda, Kenzin bisa ambil sendiri."

Ratna tersenyum hangat, "gapapa lah. Kapan lagi bunda nyiapin makanan buat calon menantu."

PELANGI dan HUJAN || NA JAEMINWhere stories live. Discover now