BAB 32 : SEMUANYA, HANCUR

215 18 7
                                    

Haiii!!! Sesuai janji, akan ada banyak konflik disini, siapin mental ya!

Moga aja bisa bikin kalian nangis!😻

Absen dong =>

Votenya jangan lupa sayanggkuhhh🔥

******

"Arga, aku perlu ngomong penting," lagi-lagi kalimat itu terlontar dari mulut Nadya, membuat Arga mendengus sebal. "Ngomong tinggal ngomong," Arga menanggapi ucapan Nadya.

Nadya mengambil totebag yang dibawakan Keisya tadi, ia kembali mengambil kotak yang menyempil di antara pakaian-pakaiannya. Gadis itu membuka kotak itu, penuh dengan kertas-kertas dan satu buku. Ya, kertas waktu itu, dan juga buku diary-nya waktu kecil.

Nadya melangkahkan kakinya mendekati brangkar tempat Arga duduk, ia menyodorkan kotak berisi kertas-kertas itu.

"Apa?," Tanya Arga menatap benda-benda yang Nadya berikan itu.

"Liat aja," balas gadis itu.

Arga mulai membuka satu persatu kertas itu dan membacanya. Mata cowok itu memanas, menahan tangis juga amarah.

"Kamu..., Sahabat aku?," Tanya gadis itu.

"Lo udah tau, ya," Arga tersenyum miring menanggapi pertanyaan Nadya.

"Kertas ini, Sampah!," Diluar dugaan Nadya, cowok itu malah melempar kotak berisikan kertas-kertas itu hingga jatuh berceceran, sebagiannya masih berterbangan saking banyaknya lembaran.

"Kamu kenapa Ga!," Nadya memunguti kertas-kertas yang jatuh berceceran tadi, ia tidak tau jalan fikiran cowok dihadapannya itu.

"Dan Lo. Sama kayak kertas-kertas itu,"

Deg!

Degup jantung Nadya berpacu lebih cepat, telinganya memanas, matanya mulai berkaca-kaca, dadanya terasa sesak saat itu juga.

"Aku salah apa?," Tanya gadis itu dengan mata yang masih berkaca-kaca.

Arga bangkit dari duduknya, cowok itu berjalan menghampiri Nadya yang masih memunguti kertas-kertas yang dilemparnya tadi. Ia mengangkat dagu Nadya dengan jari telunjuknya, matanya bertatapan langsung dengan gadis itu. Tak lama kemudian, cowok itu menghempaskan wajah Nadya.

"PEM-BU-NUH!," Ujar cowok itu menekankan Kalimatnya.

"Aku bukan pembunuh," balas Nadya cepat.

Nadya berdiri, menaruh kotak yang ia bereskan tadi di nakas. Namun, tiba-tiba pergerakannya dikunci oleh Arga, cowok itu melangkah maju, membuat Nadya mundur, hingga akhirnya gadis itu menabrak tembok dan tidak lagi bisa bergerak.

"Mati aja lo!," Arga mengepalkan tangannya, cowok itu hendak melayangkan pukulan, Nadya hanya pasrah, gadis itu menutup matanya.

Bugh

Buku-buku tangan cowok itu mengeluarkan sedikit darah akibat ulahnya sendiri. Bukan Nadya yang ia pukul, namun tembok.

"LO BAJINGAN, BANGSAT!," Telinga Nadya terasa hampir pecah mendengarkan suara itu. Gadis itu masih setia memejamkan matanya. Air mata yang sudah ia tahan, tidak lagi bisa dibendung, akhirnya luruh juga.

"KAKAK GUE MATI COK! MATI!,"

Bugh

Lagi, cowok itu melampiaskan pada tembok.

"GUE BENCI LO!," Arga menatap manik mata Nadya. Gadis itu masih tetap diam, tanpa memberi perlawanan.

"SHIT!," Umpat cowok itu.

ARGA [End]Where stories live. Discover now