BAB 3 : KECELAKAAN?!

444 29 6
                                    

Hi Reader setia Arga, absen dulu dong!✨

Semoga tetep suka sama Bab baru Arga💝

Happy Reading ⚡

******

Hari ini minggu, Nadya dan ketiga sahabatnya memutuskan untuk pergi jalan jalan, walau belum tau sih kemana. Mereka berencana berkumpul dirumah Nadya sekitar pukul 08.30, tapi nyatanya mereka datang pukul 08.00, tidak sopan!

"Apaan sih kalian, rambutku rapi rapi gini kalian berantakin", ujar seorang gadis dengan emosi yang sudah meluap-luap.

Terdengar ribut ribut di ruang tamu Nadya. Dan orang yang yang emosi tadi adalah Ayra yang sedang dijahili oleh Keisya dan Windy, sementara Nadya hanya mengulum senyum tipis melihat ketiga sahabatnya. Tanpa mereka sadari, sedari tadi Ara melihat kelakuan bocil mereka, Ara hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala dengan apa yang dilihatnya.

"Apa bener mereka itu anak SMA, kok tebik ke anak TK ya," batin Ara.

"Eh..., ada temen temennya Nadya, ini ada teh sama kue, dimakan ya...", ucap Ara sambil berjalan mendekati Nadya dan ketiga sahabatnya.

"Iya, tante, makasih...," Ujar ketiga sahabat Nadya bersamaan.

Terlihat Ayra masih merapikan rambutnya dan mengerucutkan bibirnya. Windy dan Keisya, kedua gadis itu sedang menertawakan Ayra.

"Ayra kenapa Nad?", tanya Ara kepada putrinya.

"Yaelah bun, liat aja samping kanan-kirinya, ada dua iblis cekikikan, jelas banget lahh bun", jawab Nadya sambil melirik sinis Windy dan Keisya satu-persatu.

"Keisya, Windy, udah dong, Ayranya jangan dijahili terus, jadi makin imut kan", nasihat Ara walau diselingi oleh suara tawa.

Ayra yang mengerucutkan bibirnya seketika mengubahnya menjadi senyuman, matanya berbinar karena mendengar ucapan Arana "jadi makin imut kan" , ia senang, sangat senang! Bunda Nadya memang selalu menolongnya ketika ia dijahili oleh Windy dan Keisya.

"Bunda emang The Best deh pokoknya!", seru Ayra yang merasa senang.

"Kita jadinya kemana?", tanya Nadya mengubah topik pembicaraan mereka agar lebih berfaedah.

"Ke taman aja yukk", jawab Keisya.

"Aelahh, garing amat lo, ke taman muluu", balas Windy ketus.

"Gimana kalau kita ke cafe baru deket taman itu?", Ujar Ayra memberi saran.

"Pinter juga lo!", ucap Windy dan Keisya bersamaan, hal itu membuat Ayra kembali ngambek. Bagaimana tidak, hal itu seakan-akan menyatakan bahwa dirinya biasanya tidak pintar.

"E-eh... Ay, jangan ngambek lahh, kita bercanda ko", ucap Windy, sepertinya dia salah ucap lagi.

"Serah", balas Ayra singkat, gadis itu masih setia menekuk ketua tangannya didepan dada menyilang.

"Hayyo lho..., Ayra marah, gimana tu", bukannya membantu, Nadya malah menjadi tukang kompor.

"Bantuin kek Nad, malah ngomporin", geram Windy yang hanya dibalas tawa kecil oleh Nadya.

"Yang cantik, imut, pinter, jangan marah ya, nanti gue beli in ice cream dehh, janji! Pas di cafe", bujuk Keisya kemudian dibalas angukan oleh Ayra, sahabat mereka yang satu ini memang sangat kekanak-kanakan.

"Yaudah yuk, keburu siang", ajak Nadya. Kemudian dibalas anggukan oleh ketiga sahabatnya. Mereka berempat mengambil helm setelah berpamitan kepada Ara, dan mulai menancap gas meninggalkan pekarangan rumah Nadya.

Seampainya di tempat tujuan, Nadya dan ketiga temannya berjalan memasuki cafe, mereka berempat duduk di bangku pojok cafe, karena tempat pojok cafe itu terbilang indah. Mereka memesan beberapa makanan, tidak lupa, ice cream Ayra.

"Eh, Nad, menurut lo, Dika itu suka sama siapa?", tanya Windy kepada Nadya yang sedang menyantap makanannya, gadis itu pun menoleh ke arah Windy.

"Ga tau, tapi kabar kabarnya sihh, dia suka sama dua orang", balas Nadya dengan santainya.

"Sa-sama dua orang??, siapaa!?", Windy terkejut, serius!

"Neyla kelas IPS3, satunya lagi..., Windy Marganet kelas IPA1, itu yang aku tau", balas Nadya lagi

Deg!

"G-gue seneng, tapi juga sedih, kenapa dia juga suka sama si Neyla itu!", gerutu Windy yang kesal terhadap keadaan, gadis itu mulai berkaca-kaca.

"Ndy, inikan masih gosip, belum tau aslinya", balas Keisya yang berusaha menenangkan Windy.

"Gak mood makan gue!", ucap Windy sambil membanting sendoknya, beruntung tidak mengenai piring dan pecah.

"Ndy, kalau dia jodoh kamu, pasti ada aja cara buat dia deket", ucap Ayra, tangan gadis itu menepuk-nepuk punggung Windy, air mata Windy meluncur bebas, mengalir membentuk sungai kecil diwajah mulus Windy.

"Kei, ak beliin air buat Windy dulu ya", bisik Nadya kepada Keisya yang masih diam melihat apa yang akan terjadi.

"Gue ikut", Keisya hendak melangkahkan kakinya, main ditahan oleh Nadya.

"Jangan, nanti Windy pergi , bahaya kalau cuman berdua sama Ayra", ucap Nadya yang was-was.

"Yaudah, oke, lo hati-hati...,"

Nadya mengangukkan kepalanya, kemudian ia pergi membeli air mineral di toko yang lumayan besar di seberang jalan. Ia memasuki toko itu, memilih air mineral yang mungkin saja biasa dibeli oleh Windy , setelahnya ia segera pergi ke kasir untuk membayarnya.

Nadya keluar dari toko itu, ia menyebrang jalan yang begitu ramai, hingga terlihat sebuah mobil dengan kecepatan diatas rata-rata melaju kencang dibelakangnya.

"Aaaaaaa", Nadya berteriak saat mobil itu mendekat.

******

Kira-kira apa yang terjadi sama Nadya ya?

Ikuti terus kisahnya, jangan lupa follow, vote and Comment, cuman sebentar kok!❤️

Sampai jumpa di part selanjutnya 👋

ARGA [End]Where stories live. Discover now