[𝕽𝖔𝖞𝖆𝖑 𝕹𝖎𝖌𝖍𝖙𝖒𝖆𝖗𝖊]

970 130 4
                                    

Renjun serta chenle bersiap untuk pergi mendatangi kerajaan elvish untuk membantu beberapa persiapan akan kenaikan tahta jeno esok hari.

Bulan sudah muncul, namun renjun yakini mereka akan pulang sebelum matahari yang timbul

Renjun mengenakan jubah miliknya sembari menatap haechan yg sibuk membuat sendok dri kayu khusus yang ia beli dipasar sore tadi

"Kau yakin tak ingin ikut?"Tanya renjun, yang membuat haechan menghentikan kegiatannya

Ia menatap renjun sembari menggeleng pelan "Aku disini saja, lagian shotaro membutuhkanku untuk mengisi beberapa pertemuan milik kerajaan nanti"

Shotaro yang baru saja masuk dengan setumbuk surat surat mengangguk setuju mendengar jawaban haechan "kami akan menyusul jika sudah selesai " saut shotaro

Akhirnya renjun mengiyakan tolakan dri haechan. Renjun hanya ingin mencoba memperbaiki hubungan haechan serta mark yang semakin merenggang.

Mungkin ini akibat dari ulah mereka sendiri, namun kerinduan yg terpancar dari mata haechan Tak akan pernah berbohong, renjun jamin akan hal itu.

Dengan berat hati, renjun serta chenle Akhirnya berangkat menggunakan kuda mereka masing masing.
Malam ini, tak ada kasim serta pengawal yang menuntun langkah mereka.

Renjun serta chenle berangkat seorang diri, dengan melewati pemukiman serta pasar agar tidak tersasar kemana mana.

25 menit  berlalu, akhirnya renjun serta chenle sampai dikerjaan elvish yang sudah banyak sekali orang bekerja di dalamnya.

Ada beberapa yang menghias bangunan kerjaan, membentuk tanaman, serta membangun beberapa ruangan baru.

"Aku duluan" pamit renjun kepada chenle, chenle mengangguk sebagai jawaban.

Ia biarkan renjun memasuki kerajaan elvish lebih dulu, ia masi ingin melihat lihat hiasan yang sedang di kerajaan pada halaman elvish yang cukup besar.

"Kau datang?" Suara berat milik jisung membuat chenle sedikit terkejut

"Kau membuatku terkejut " balas chenle yang tak sesuai dengan pertanyaan jisung.

"Apa rakyat elvish akan masuk kekerajaan juga?kalian membuatnya semakin meluas" tanya chenle yang di balas anggukan oleh jisung

"Selagi muat, semuanya di perbolehkan masuk" Jawabnya

Menjadi satunya rakyat serta keluarga kerajaan adalah impian ratu elvish dahulu namun tak pernah terturuti oleh rajanya, dan sekrang dengan lapang dada jeno mencoba mewujudkan impian tersebut walaupun sosok yang menginginkannya sudah jauh diatas sana.

Chenle mengangguk mengerti sembari menyodorkan beberapa kudapan yang ia bawa dari elvish  " Ibuku meminta untuk memberikan ini pada kalian" jisung menerima kudapan kudapan tersebut yang terlihat sangat enak, ia merangkul sosok yang lebih kecil darinya dan mengelus pipinya dengan lembut

"Apa apaan" protes chenle sembari berpura-pura mengelap pipinya yg bru saja di sentuh oleh jisung

"Kau tak jadi menikah?miris sekali" tutur jisung sembari terkekeh, sedangkan chenle? Tertawa paksa meladeni lawakan pria Tinggi itu

"Jika aku menikah, kau yang akan miris sekali, bodoh"

.
.
.

Renjun menghentikan langkahnya disaat melihat satu lukisan besar yang terpampang pada pintu masuk aula kerajaan

Ia menatap lukisan itu dengan seksama, lukisan yang megah nan juga cantik.
Berisikan seluruh anggota keluarga kerajaan terkecuali jaehyun disana.

Terdapat ratu mereka yang di letak di tengah tengah antara anak anaknya, renjun berdecak kagum melihat lukisan tersebut.

"Kau ingin bergabung?"

Renjun menatap mark yang baru saja masuk kerajaan dengan tas memanah di punggungnya

"Aku?tidak, hanya melihat" Jawab renjun seadanya, ia kembali menatap lukisan tersebut dengan wajah yg tak dapat di sembunyikan bahwa ia menyukai lukisan tersebut

Mark terkekeh pelan melihat raut wajah tersebut "Bagaimana kabarmu?" Tanya mark, renjun terdiam untuk sesat

"Baik seperti yang kau lihat" Jawab renjun, dan setelah itu tak ada suara dari keduanya

Renjun menatap kesana kemari, mencoba mencari jeno ataupun jaemin
"Haechan jga baik, seperti  yang kau tau kami tidak menjadi melangsungkan pernikahan. Dia cukup lega akan hal itu"

Mark menatap renjun yang tengah tersenyum kearahnya, renjun tau maksud mark adalah menanyai sosok yang tengah sibuk di kamarnya sekarang, tapi terlalu malu untuk bertanya.

"Kaka ipar!"

Tak perlu heran tentang panggilan itu, kalian bisa menebaknya itu siapa bukan?

Yap benar, itu sungchan.

Ia berlari mendekati renjun serta mark dengan nafas yang terengah engah "Kau da- hah datang seorang diri?" Tanya sungchan sembari mencoba mengatur nafas

Renjun terkekeh pelan, ia berjalan mendekati sungchan dan mengelus punggungnya "Tidak, aku bersama adikku"
Mendengar jawaban renjun, sungchan refleks tersenyum lebar

"Ben-

"Yang paling terakhir " Sambung renjun  dan membuat senyum lebar itu kembali menghilang.

Sungchan berdecak kesal, kenapa shotaro tak pergi kemari bersama renjun?apa pria itu tidak merindukan dirinya??

"Dia sibuk sungchan, ia harus mengatur beberapa pertemuan kerajaan royaley dengan kerajaan lainnya" tutur renjun memberi penjelasan disaat melihat raut kecewa yang terpampang jelas

"Begitukah?" Tanyanya sebagai jawaban, renjun mengangguk semangat sembari tersenyum yang membuat sungchan ikut tersenyum pula

"Baiklah tak masalah, kaka ipar disini jga bisa menjadi penggantiny-

"Siapa yang kau bilang menjadi pengganti anak kecil??"

Sungchan tiba tiba di tarik menjauh dari renjun "Jangan sesekali menggodanya atau kupukul kepala yang tak berisi ini ya?"

Jaemin datang dengan banyak sekali surat undangan ditangan kirinya yang beberapa sudah ia bagikan tadi

Sungchan menepis tangan jaemin dari kepalanya, enak saja tak punya isi.
Jelas isi kepala sungchan adalah shotaro

"Kau bisa mengambilnya, kurung di pelukanmu jika perlu. Huh, aku akan menemui shotaro jika saja kau izinkan untuk keluar"

Bersambung...

𝕽𝖔𝖞𝖆𝖑 𝕹𝖎𝖌𝖍𝖙𝖒𝖆𝖗𝖊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang