[𝕽𝖔𝖞𝖆𝖑 𝕹𝖎𝖌𝖍𝖙𝖒𝖆𝖗𝖊]

1K 136 6
                                    

Pagi pagi sekali renjun sudah bersiap untuk pulang, semalaman ia berada di elvish hanya untuk memastikan bahwa semuanya akan baik baik saja.

Disaat melihat mark yang sudah sadarkan diri, dan jisung yg mulai menerima segalanya ia bernafas lega, Setidaknya beberapa masalah sudah berlalu.

Chenle, shotaro serta haechan sedang tidur pada ruang yang sudah disediakan oleh para dayang.
Biarlah, setidaknya renjun pulang karena ada beberapa pertemuan yang harus ia selesaikan

Langkahnya terhenti disaat melihat jeno yang sudah menunggunya di aula kerajaan, gerak kakinya yang terkesan buru buru kini melambat dan perlahan mendekati jeno

"Kau sudah bangun?" Sapa renjun, sekedar basa basi

Jeno mengangguk sembari menatap renjun.
Senyum manis renjun berikan kepada jeno sehingga mau tak mau lelaki yang ada di hadapannya ikut tersenyum

"Hari ini ada pertemuan untuk merencanakan pernikahan bukan?"  Renjun menghilang senyumnya sembari mengangguk

Namun dengan cepat ia kembali tersenyum, tak ingin membuat jeno merasa terbebani "Kau tau, aku menyayangimu renjun" Ucap jeno sembari mengelus pipi renjun dengan lembut

"Aku tak ingin kau menikahi pemuda dari antariksa, tapi aku sangat egois jika melarang hal itu " jeno menjauhi tangannya dari pipi renjun, mengingat bahwa dia juga akan menikah oleh saudara renjun sendiri

"Aku tak terbiasa berbagi  hal yang berharga bagiku pada org lain, termasuk itu dirimu renjun" Renjun terkekeh pelan Mendengar hal itu

Ia memeluk tangan jeno dan bersandar dibahunya " Jangan terlalu di pikirkan, kau menikah demi kebaikan rakyatmu, dan aku menikah demi keluargaku jeno.
Jalani terlebih dahulu hmmm?"

Jeno tersenyum tipis melihat tingkah renjun yang seperti ini, dan mengelus surai hitam milik renjun  "Kau penenang, seperti-

"Ibu"

Baik renjun maupun jeno terkejut atas kehadiran sosok jaemin secara tiba tiba

Renjun tersenyum tipis disaat melihat jaemin mendekati mereka dengan wajah bantalnya.
Pria itu baru saja bangun tidur

"Pagi renjun " Sapa jaemin dengan suara serakknya, dan renjun Mengangguk sebagai balasan.

Jaemin berdiri tepat di depan jeno, yang membuat sang empu kebingungan
Toh, yg di sapa tadikan hanya renjun

"Jeno"

Jeno menaiki satu alisnya, kebingungan atas hal apa yg akan di lakukan oleh saudara di depannya ini

"Maaf sedikit lancang, tapi aku ingin kau berbagi satu hal yg berharga kepada diriku" jaemin sedikit melirik sekilas kearah renjun, sebelum akhirnya benar benar menatap jeno

Mendengar hal itu, dan melihat jaemin yang melirik renjun membuat jeno menautkankan alisnya "Tentu, apapun selain-

"Renjun"

Renjun membelalakkan matanya, ia menatap tak percaya kepada jaemin.
Secepat itulah jaemin memberitahukannya??

"Jaem"

"Aku mencintainya, sama sepertimu, aku menyayanginya sama sepertimu juga. Aku membutuhkannya juga sebagai sandaranku, bukan hanya kau yg ingin di peluk, aku pun ingin jeno.
Hanya sekali, sekali saja berbagi satu hal dengan diriku jeno untuk satu kali ini saja"

Jeno terkekeh pelan, apa apan pria ini "Kau sadar apa yang sedang kau ucapkan Jung jaemin?" Tanya jeno

Jaemin mengangguk, ia menatap langit yang perlahan mulai menerangi bumi
"Bagaimana?aku hanya bisa memeluknya lagi jika kau mengizinkan, tak masalah jika kau tak ingin. Aku hanya ingin memberitahukan perasaanku dari pada harusnya menyembunyikannya "

Jeno menghela nafas, ia menatap renjun yang kini menatap dirinya dengan raut wajah yang...
Ntah lah, jeno tak paham

"Jen-

"Pulang lah, Raja royaley pasti menunggumu. Hati hati ya" jeno menepuk bahu renjun sebelum akhirnya pergi meninggalkan 2 sosok yang kini hanya saling membisu

Renjun mengusap wajahnya dengan pasrah, ia mendekati jaemin dan mengusap punggungnya
"Kau nekat sekali" Ucap renjun, yang membuat jaemin menaikan senyumnya

"Pulang lah, aku akan pergi kekuil ibuku" jaemin mengusap pipi renjun, dan akhirnya ikut masuk kedalam kerajan
Meninggalkan renjun yang hanya diam sembari melihat matahari yang mulai memunculkan diri.

Ntah apa maksud alam, tapi renjun harap ini tidak akan menjadi masalah yang besar lagi

.
.
.

Shotaro terbangun disaat merasa sentuhan yg ada di pipinya, matanya mulai mengerjap dan terlihat lah sosok sungchan yang sedang menusuk nusuk pipinya dengan jari telunjuk

Shotaro membalikan tubuh mencoba mencari posisi yg bisa membuatnya kembali tertidur, karena jujur saja.
Dia masi mengantuk

"Ayo bangun, lalu sarapan bersamaku" Shotaro menggeleng mendengar tutur kata milik sungchan

"Makanlah bersama dengan para pangeran  elvish sungchan, kau tak bole seperti ini terus "

Dapat Shotaro dengar decakan yang keluar dri mulutnya, akhirnya mau tak mau Shotaro terbangun dan menduduki diri sembari menatap sungchan walaupun masi setengah mata yg terbuka

"Jangan mem-

"Aku harus membahasnya" Shotaro menyingkirkan selimut yang menutupi setengah badan kecilnya, ia menduduki diri di samping ranjang sembari mencoba untuk sadar sepenuhnya

"Kau tak melihat bagaimana tersisanya kakak kakamu, dan bagaimana terpukulnya jisung?" Tanya shotaro, ia yakin sungchan pasti sangat muak dengan topik ini.

Tapi kita harus membahas hal ini agar si keras kepala ini bisa membuat kondisi jauh lebih baik

"Sungchan, aku tau kau juga sedih.
Tapi mengertilah ya?? Mark jatuh sakit karena hal ini, tetap lah hidup bersama dan bahagia seperti yg Ratu elvish inginkan  ya sungchan ya??aku mohon, setidaknya lakukanlah demi pangeran jeno yang mati matian membangun elvish lagi"

Sungchan menghela nafas, ia berdiri bersiap keluar dri kamar yg disediakan untuk tamu kerajaan ini.

Shotaro yang melihat hal itu hanya bisa diam, ia menekuk lutunya dan menenggelamkan wajahnya disana.

Apalagi yang dapat ia lakukan selain pasrah??padahal jeno menaruh harapan kepada shotaro berharap sungchan mau mendengarkan apa katanya.

" Baiklah, akan aku pikirkan. Kau Pergilah mandi, kita akan sarapan bersama"

Mendengar hal itu, shotaro mendengakkan kepala dan melihat sungchan yang menatap kearahnya walaupun hanya dengan tatapan datar

" bersama pangeran elvish lainnya juga" Sambung si lebih tinggi, yang membuat shotaro tak bisa menahan senyumnya

Shotaro dengan cepat berdiri dengan senyum yang merekah
"ayo, beritahu aku dimana pemandiannya?"

Bersambung...

𝕽𝖔𝖞𝖆𝖑 𝕹𝖎𝖌𝖍𝖙𝖒𝖆𝖗𝖊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang