[𝕽𝖔𝖞𝖆𝖑 𝕹𝖎𝖌𝖍𝖙𝖒𝖆𝖗𝖊]

1.9K 326 33
                                    

Jisung menyipitkan mata disaat melihat sungchan yang terlihat bgitu khawatir

"Ada apa?" Tanya jisung

Mendengar pertanyaan jisung, sungchan menatap adik terakhirnya "kalungku hilang" Jawab sungchan dengan cemas

"Hilang?" Tanya jisung kembali

Mksdnya, sungchan tidak akan secemas ini hanya karna sebuah kalung kan?

"Aku ada janji dengan shotaro bodoh, kau tidak ingat? Bagaimana aku bsa pergi tanpa menggunakan kalung itu"

Jisung menganggukkan kepalanya, benar
Dia bru ingat bahwa sungchan dan shotaro memiliki janji

"Ya tidak usah pergi, lagipula tidak akan ada yang terjadi jika kau tak menemuinya, palingan shotaro hanya akan marah"

Hanya katanya???hanya???

Sungchan berdecak dan menendang jisung agar turun dari kasurnya

Jisung mengadu kesakitan dan mencoba untuk membalas

"Kau ingat kedai cream dingin yang aku ceritakan semalam?" Ucap sungchan tiba tiba, dan membuat aktifitas balas dendam jisung terurunkan

Jisung mengangguk ragu "Kau ingin kesana?" Tanya sungchan kembali, lagi lagi jisung mengangguk

Kali ini anggukannya samar samar

"Maka pinjamkan kalungmu "

Plak!

Sebuah pukulan melayang tepat di kepala sungchan

"AP-

"Deal, jika termasuk koinnya"

Sungchan mengelus kepalanya dengan kesal, jisung benar benar menyebalkan

"Akhh berikan cepat, matahari akan segera tenggelam "

Tangan jisung teruulur tepat didepan wajah sungchan "35koin"

"Sialan!kau ingin merampok?" Sungchan menatap jisung dengan mata yang membulat, yang di tatap hanya mengangkat bahu tak acuhnya

"Mau atau tidak??jika tidak tak masalah sih"

Jisung kembali menarik tangannya, kini ia mencoba memanas manasi kakanya itu dengan cara mengelus kalung miliknya

"Aku mendapatkannya setengah mampus, dan kau memintanya setengah sadar jung jisung?"

Bagaimana tidak?sungchan bahkan rela menjual busur panah kesayangannya demi koin yang akan menjadi penghubung hidupnya

Jisung memutar matanya malas, dan mengelus kuping "Aku bilangkan, hanya jika kau mau, jika tidak ya tidak apa"

Bilanglah koin sungchan sangat banyak untuk saat ini, namun bagaimana jika kalungnya tidak d temukan, dan ia harus terus terusan meminjam kalung jisung dengan bayaran 35koin??sudah miskin tambah miskin batin sungchan

"Bahkan cream dingin itu hanya seharga 1 koin "

Banyak protes, pikir jisung " 35koin tidak akan membuatmu jatuh miskin dalam sekejab"

Jisung melepaskan kalungnya " iya, atau tidak?"

Ia menunjukan kalung cantik itu kepada sungchan "35 koin jika iya, dan ambillah kalung ini"

"Jika tidak, bukan urusanku jika kau dan shotaro bertengkar ya?

Tidak ada hal lain yang bisa sungchan lakukan selain, melangkahkan kaki mendekati lemari miliknya,
Mengambil beberapa koin, dan kembali kehadapan jisung yang tengah tersenyum dengan sangat lebar

Jisung Mengambil koin koin tersebut dengan girang, dan melemparkan kalung miliknya kepada sungchan

"Dasar anak tamak, akanku adukan kepada ibu"

.
.
.

Haechan berjalan mendekati kamar shotaro, sebenernya tujuan awalnya adalah renjun.
Tapi berhubung anak itu ada pertemuan dengan beberapa menteri kerajaan lain, jadinya ia menemui shotaro

"Shotaro " panggilnya

Dapat haechan lihat, shotaro sedang sibuk membalut tangannya dengan beberapa kain

Dengan segera Haechan mendekati shotaro "Kau terluka??kenapa?apa ini parah?"

Shotaro cukup terkejut melihat kedatangan haechan yang tiba tiba, matanya berkedip beberapa kali sebelum akhirnya mata itu memanas

"Menjauh dari ku" tolak shotaro, ia mendorong haechan agar menjauh dri dirinya

Haechan cukup terkejut dengan hal itu, apa dia melakukan kesalahan lagi?? Ia berani bersumpah bahwa dirinya tak melakukan apapun untuk saat ini

"Shotaro, biarkan aku membantu ya?" Ucap haechan dengan penuh kelembutan, luka yang dibalut oleh shotaro tidak tertutup dengan sempurna

"Kau yang menyebabkannya, dan sekarang kau mencoba untuk menyembuhkannya?tidak perlu, jadi Pergilah keluar sebelum aku yang menyeretmu keluar"

Shotaro berbalik, membelakangi haechan dan kembali membuka balutannya, ya ini bisa di bilang acak acakan, jadi ia mencoba untuk mengulangnya

"Shotaro, ini aku bawakan tumbukan da-

-haechan"

Chenle datang dengan semangkuk dedaunan tumbuk yang ia minta dri tabib untuk menyembuhkan luka.

Chenle membuang muka kepada kaka keduanya itu sebelum akhirnya mendekati shotaro "Apa sudah membaik dri sebelumnya?" Tanya chenle, shotaro menggeleng sebagai jawaban

"Kita katakan saja ya kepada renjun?bagaimana jika-

"Aku bilang tidak, ya tidak" chenle menghela nafas, shotaro bgtu keras kepala

Ia lihat kembali heachan yang masi berdiam diri disana, tangannya menyenggol bahu shotaro untuk memberi syarat

"Aku tidak tau dia mau apa kemari, dia berlagak sok peduli, padahal ia tokoh utama dalam kejahatan ini"

Bersambung . . .

saya akan berusaha sering update

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


saya akan berusaha sering update

𝕽𝖔𝖞𝖆𝖑 𝕹𝖎𝖌𝖍𝖙𝖒𝖆𝖗𝖊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang