[𝕽𝖔𝖞𝖆𝖑 𝕹𝖎𝖌𝖍𝖙𝖒𝖆𝖗𝖊]

1.4K 220 34
                                    

Chenle menarik haechan untuk keluar dri kerajaan elvish

Chenle cukup terkejut disaat ia mendengar percakapan antara haechan dan jaemin.
Tak sepatutnya haechan mengatakan hal semacam itu disaat kondisi masi berduka seperti ini.

"Apa apaan kau ini?!" Bentak haechan Tak terima, ia mengelus pergelangan tangannya yang di cengkram erat oleh chenle

"Kau yang apa apaan" chenle memandang haechan dengan tak percaya, sedangkan yang di tatap hanya memasang wajah kebingungan

"Haechan dengar" chenle melunakkan pandangannya, ia tak ingin bertengkar lagi dengan haechan

"Tak seharusnya kau mengatakan hal seperti tadi kepada jaemin disaat ibunya baru saja dikremasi 2 jam lalu"
Haechan menyatukan alisnya mendengar perkataan chenle

"Lalu??aku harus diam saja disaat ia akan menyudutkanku?" Tanya haechan yang juga Tak terima, ia memandang chenle dengan sinis

Chenle menggeleng ribut "Tidak, bukan itu maksudku, kau tau?mereka masi berduka. Kau bisa membahas apa saja selain ibunya, tapi justru?pikirkan bagaimana terluk-

"Kau pikir aku tak terluka juga? Kau pikir aku tak punya hati?kau pikir yang ada di sini kosong?bgtu kah?" Haechan menunjuk bagian dadanya, ia tak habis pikir. Semua yang ia lakukan terlihat salah di mata siapa saja

"Aku juga punya hati, aku tak mau di rendahkan terus menerus, apa hatinya sakit saat aku mengatakan hal buruk itu?jika iya, maka itulah yang aku rasakan jika dirinya itu bicara buruk tentang aku terus, terus dan terus"

"Tapi itu salah!" Bentak chenle

"Ya!!aku salah, Na haechan selalu salah!!apa kau puas sekarang?!"
Haechan mendorong bahu chenle hingga sang empu terdorong kebelakang

"Kau mengerti apa?kau tak pernah ada di posisiku, kau tak akan mengerti apa yang aku rasakan!! " jelas haechan kepada chenle yang terkejut atas apa yang di lakukan oleh haechan barusan

Haechan berdecih disaat chenle hanya diam, ia memutar matanya malas "Tak perlu memikirkan luka orang lain, pikirkan luka kak-

"Sejak kapan kau menjadi kakaku?"tanya chenle, ia menatap haechan dengan mata yang berkaca kaca, ia muak dengan haechan.

Niatnya hanya ingin membuat kakak keduanya itu sadar atas apa yang ia lakukan dan ia Ucapkan, tapi itu semua malah jadi boomerang untuk dirinya.

"Sejak kapan kau menjadi kakaku, ku tanya!!" Haechan mundur beberapa langkah, apa mksdnya??

Wajah chenle yang seputih susu sekarang merah semerah cabai menahan amarah serta tangisannya "kakaku tidak pernah berperilaku seperti ini, kakaku tidak pernah semengecewakan ini !"

"Ap-apa?"

"Dan apa kau bilang?aku tidak pernah tau bagaimana posisimu?ya!!aku tak pernah tau, karna aku jamin, AKU JAMIN! Aku tidak akan pernah menjadi dirimu!"

Chenle mendekati haechan dan melakukan hal yang sama seperti haechan lakukan sebelumnya kepada dirinya.

"Posisi posisi, kau sendiri yang membuat dirimu di caci maki, jadi tak perlu berusaha untuk di mengerti, karna kodratnya tak akan terganti"

Semuanya, SEMUANYA sudah berusaha untuk mengerti haechan, tapi pria itu tidak pernah berusaha mengerti orang lain.

Yang ia tau hanya lukanya, tak perduli seberapa besar luka orang lain yang melebihi dirinya, lukanya akan lebih besar dri itu.

Fikirnya

"Aku membencimu, Sangat" setelah mengucapkan semua kata kata tersebut, chenle pergi meninggalkan haechan yang masi termangu

Terkejut, atas apa yg baru ia dengar.

1 tetes

Air matanya mulai berjatuhan, menyakitkan

"Dia membenciku?" Gumam haechan dengan bibir yang bergetar

Ia hanya ingin membela diri, ia ingin memperbaiki diri, apa usahanya bgtu keterlaluan?apa itu salah?
Kakinya tak kuat, ia terjatuh ke tanah.
Dadanya bgtu sesak, haechan menangis sesegukan dengan suara chenle yang terus menggema di telinganya

Sejauh itu kah ia pergi dari keluarganya?kemana semua adab yang di ajarkan ibunya??

"Haechan?"

Haechan mendongak, dan berusaha menghapus air matanya

"Kau tak apa?" Tanya renjun, ia berusaha menghapus sisa air mata saudaranya itu walaupun hanya dengan muka datarnya

Ia sama dengan chenle, kecewa dan tak pernah berpikir bahwa haechan akan sejauh ini
"Pulanglah, ayah mencarimu" Ucapnya sembari berdiri, ia menatap haechan yang masi betah dengan posisinya

Lemat ia lihat mahkota yang terpasang apik dikepala haechan, pria itu menunduk menahan tangis

Bagaimana rasanya?apa enak menjadi diriku?dan chenle menjadi dirimu? - batin renjun

"Sakit bukan??" Tanya renjun, haechan hanya mengangguk samar di bawah sana

Renjun menghela nafas, ia tak tau harus bagaimana, perasaannya tak karuan.
Ia lelah juga, ia sakit juga, tapi yang di bilang chenle jga ada benarnya

"Kau pergi terlalu jauh hanya untuk sebuah cinta" Ucap renjun sembari terkekeh pelan, miris sekali

"Bahkan kau memilih satu cinta yang tak berbentuk, disaat kau sudah di keliling cinta yang utuh" renjun mengerti sakit yang haechan rasakan, karena pada dasarnya ia sudah mengalaminya sebelum haechan

Ia juga ingin menangis, haechan Tak akan paham bagaimana lukanya.
Jadi, ia tak perlu membuka suara panjang lebar.

Tanpa menunggu jawaban apapun dri haechan, renjun mulai melangkah menjauhinya

Selangkah

Dua langkah

Tiga langkah

Empat langkah

"Renjun"

Dan langkahnya terhenti namun tidak berbalik, ia hanya menunggu

Menunggu kata kata apa yang akan di ucapkan oleh haechan

"A-pa kau juga membenciku?"

Renjun memejamkan matanya disaat ia mendengar pertanyaan tersebut, ntah apa yang harus ia jawab.

Luka yang di berikan haechan bgtu banyak.
Entah itu luka fisik maupun batin.

Ia tak keberatan selama itu tentang fisik, karena sedari kecil, semua kesalahan adik adiknya, fisiknya lah yang menjadi penanggung jawab.

Tapi bagaimana dengan luka batinnya? Apa semudah itu ia akan menyembuhkan luka luka itu?bahkan luka fisikpun belum tentu bisa menghilang, apalagi luka batin.

"Para pengawal sudah menunggumu, Pulanglah dengan segera"

Bersambung...

Hayoloh haechan hayoloh

𝕽𝖔𝖞𝖆𝖑 𝕹𝖎𝖌𝖍𝖙𝖒𝖆𝖗𝖊Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang