EMPAT TUJUH

14.2K 973 16
                                    

بِسْــــــــــــــــــمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ

.

.

.

🌱HAPPY READING🌱

Setelah selesai sholat dan berdzikir, gus Rafa mulai mengangkat kedua tangannya untuk berdo'a.

"Ya Allah, tolong permudahkanlah operasi istri hamba, tolong selamatkan istri dan anak hamba,"

"Ya Allah, ya Tuhan hamba. Tolong berikanlah kekuatan untuk istri hamba, lindungilah dimana pun ia berada.."

"Sesungguhnya, hanya kepadamulah hamba meminta ampunan dan hanya kepadamu lah hamba meminta pertolongan. Hamba yakin, engkau maha berkehendak ya Allah.."

"Rabbana atinaa fiddun yaa hasannah, wafiil akhirotil hasannah wa qinna adza bannar, aamiin ya robbal ala'min.."

* * *

Beberapa jam, akhirnya lampu operasi telah mati, pertanda Khaira telah menyelesaikan operasinya.

Mereka bangkit menunggu dokter keluar dari ruangan operasi, perasaan mereka sangat campur aduk.

Cklek

"Dok?! Bagaimana operasi istri dan anak saya?!" Tanya Gus Rafa.

"Sabar, El." Ujar kyai Usman.

Dokter tersebut menghela nafas pelan, "Operasinya berjalan dengan lancar, bayinya berjenis kelamin laki-laki. Sebelumnya mohon maaf kami telah berusaha semaksimal mungkin, tetapi anak bapak telah diambil oleh Tuhan."

Deg!

Gus Rafa meneteskan air matanya, mendengar ucapan dokter membuat dirinya sesak. Selama 5 bulan, Khaira mengandung dan menjaga bayinya, tetapi sekarang bayinya harus pulang sebelum melihat dunia.

"D-dok?! Nggak mungkin kan?! Anak saya nggak mungkin meninggal!" Teriak gus Rafa dengan air mata yang membasahi pipinya.

Siapa yang tidak sakit ketika ditinggal oleh anak kandungnya? Bahkan gus Rafa belum sama sekali merawat sang anak, tetapi anak itu telah berpulang ke pangkuan Allah.

"Inna lillahi wa inna lillahi ra'jiun.."

"Cucu umi udah nggak ada?" Tanya umi Dyah dengan mata yang berkaca-kaca.

Kyai usman memeluk umi Dyah, "Sabar umi, mungkin ini sudah takdir Allah. Belum rezekinya.."

"Terus Khairanya bagaimana dok? Dia baik-baik aja kan?" Tanya Nessa membuka suara.

"Pasien baik-baik saja, tetapi kami meminta maaf karena keadaan pasien kritis," Ujar dokter tersebut.

Deg.

Baru saja gus Rafa ingin memasuki ruang operasi, namun ditahan oleh dokter, "Bapak tenang dulu, kami akan memindahkan pasien ke ruang inap. Dan untuk bayi akan kami urus juga."

"Tolong, saya ingin melihat anak saya sebelum dia pergi." Ujar gus Rafa memohon.

"Baik pak, silahkan tunggu beberapa menit dulu. Kami akan memindahkan pasien terlebih dahulu ke ruang rawat inap."

Love Till Jannah [END]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant