Babak 21 - The War (01)

49 20 2
                                    

Happy reading ...
.

.

.

.

.-- Northwest of Milan, in Castellazo of the town of Bollate --

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang dan melelahkan, pada akhirnya Jo, Lathan, Kevin dan Derrel sampai ke tempat tujuan mereka.Tentunya dengan persiapan yang sukup matang yang disertai beberapa peralatan yang secara khusus dibawa untuk keperluan mereka berperang nanti. Kevin perlahan mulai merasakan ketakutan yang luar biasa. Ia merasakan sesautu hal yang aneh saat memasuki lokasi saat ini. Sebuah villa dengan bentuk bangunan khas era zama dahulu yang dikelilingi beberapa ukiran kisah para dewa. Matanya tertuju pada suatu gambar yang pernah ia lihat sebelumnya bersama Steve. Lalu ia perlahan memastikan kembali dengan bertanya kepada Derrel yang saat itu pernah belajar disekolahnya.

"Dek, liat gambar itu deh. Rasanya gak asing. Inget gak?"

"Gambar oarng yang jatuh dari kereta kuda? Bukannya itu Phaeton? Si anak Dewa Helios?"

"Nah itu dia namanya. Dulu Steve pernah cerita dan nunjukin gambar ini ke gue. Makanya gak asing liatnya"

"Iya. Phaeton yang akhirnya tewas akibat ulahnya sendiri dan kelalaian ayahnya kok"

"Tapi kita jadi 'begini' juga gara-gara si Helios. Katanya kita dikutuk karena dendam sama kita. Heran, dia yang salah tapi kita sasarannya"

"Pokoknya, kita kesini harus bisa membawa Hailey dan Steve keluar. Kita gak tau rencana mereka selanjutnya setelah semua ini berakhir"

"Persiapkan diri kalian. Gue ngeliat ada yang memantau kita di beberapa sudut. Waspada" seketika Kevin dan Derrel berhenti berbicara, mata mereka langsung menyisir setiap sudut.

"Awassss....."

Sebuah panah kecil hampir mengenai pundak kirinya Lathan saat ia dan Jo berjalan ke sisi kanan untuk memastikan sesuatu. Untung saja Kevin segera berlari dan mendorong Lathan agar tak terkena panah tersebut. Kemudian matanya menangkap suatu bayangan dan segera berlari mengejar bayangan tersebut. Begitupun dengan Jo, Lathan dan Derrel yang pada akhirnya memisahkan diri dengan mengejar musuh yang mengintai mereka. Sebelum berpisah, Jo langsung berteriak dan mengingatkan mereka sesuatu.

"Pastikan kalian baik-baik saja. Kita akan bertemu lagi setelah semua berakhir. Please, don't die"
Setelah mengucapkan kalimat terakhir, Jo langsung mengeluarkan tombaknya ang ia sandang dibelakangnya. Sebuah tombak dengan lapisan perak dan berlian terbaik yang dihadiahi oleh sang kakek saat ia berusia 17 tahun. Bila tak berhati-hati memegangnya bisa terluka seperti Ferrel yang pernah mencoba untuk mengangkatnya, namun akhirnya lengannya tergores ujung tombak.

.

.

.

.

.-- Rhodes Island, Another Dimension --

Helios sedang memantau awal mula pertempuran terjadi, prajurit yang ia turunkan sengaja ia buat tersebar disetiap sudut agar semuanya terpisah. Sementara Dimmy ia tugaskan untuk menjaga kedua tahanan mereka, Hailey dan Steve disebuah ruangan bawah tanah di Villa Arconati. Tak lama lagi, ia segera menuju lokasi tempat para sanderanya. Ia ingin sedikit bermain-main dengan keduanya. Melukai mereka sedikit tak akan menjadi masalah besar bukan?

"Sebentar lagi aku akan bermain dengan mainan yang dibawa oleh Dimmy. Udah lama sekali badanku ini tak berolahraga"  ucapnya sambil merenggangkan badannya. Ia segera mengambil beberapa belati emas dan pedang lalu meminta beberapa pengawalnya untuk ikut bersamanya. Tak lupa pula, sebuah mahkota berwarna hitam yang selalu melindungi dirinya dari segala serangan tak terduga. Ya, hanya sebuah mahkota. Namun, seakan mahkota tersebut benar-benar menjaga sang pemakainya tetap hidup abadi.

TWILIGHT (Complete)Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ