Babak 08 - The Biggest Fear [Telepathy] -- (01)

86 40 8
                                    

The Biggest Fear [Telepathy] -- (01)

.

.

.

.

Bruk


Lagi-lagi Darrel terjatuh untuk kesekian kalinya. Pukulan yang ia terima kali ini sangat kuat dari sebelumnya. Hampir saja ia tumbang jika ia tak segera menopang tangannya pada dinding. Ia benar-benar dibuat kewalahan. Seumur hidup ia tak pernah berkelahi secara langsung seperti ini, ya walau saat kecil dulu ia sering banget berantem sama Ferrel, tapi ini beda. Ini berkelahi yang beneran adu fisik dan pakai alat yang ada dekatnya. Darrel udah nggak bisa berpikir jauh saat ini kalau Jo bakalan marahin atau hukum dia setelah semua ini terjadi. Gak peduli lagi, Ferrel adalah sebagian jiwanya, ia tak terima jika Ferrel harus terluka. Sayangnya, ia terlambat.


"Heh, masih kuat juga lu" ujar si botak.


"Jangan banyak omong, badan lu udah luka semua. Sok-sok kuat segala" kali ini yang jawab si gendut sambil memegang balok kayu yang entah dari mana, ia ingin memukulkan lagi ke badannya Ferrel.


"Anak-anak...."


"Ya bos...!" jawab anak-anak yang ada disekeliling anak berkulit gelap sambil membawa beberapa alat pemukul.


"Selesaikan semuanya...!" perintah si berkulit gelap.


Tiba-tiba badannya Ferrel dipeluk seseorang dari belakang, sangat erat yang hampir membuatnya tak bisa bernafas dengan benar. Namun saat ia membuka matanya dan melihat sekelilingnya, ia begitu terkejut. Anak-anak yang mau mengeroyok dirinya terkapar tak berdaya, ya semuanya termasuk anak yang dipanggil 'bos'. Saat ia memfokuskan penglihatannya ternyata ia dilindungi lingkaran berwarna kuning, dan suara seseorang yang memeluk dirinya membuyarkan fokusnya.


"Kau tak apa-apa Arche?"


"Hmm..."


"Yakin? Luka-lukamu gimana?"


"Aku tak apa-apa, Archa. Jangan khawatir, sampai dirumah tolong bantu obatin aja"


"Hah... Rasanya udah lama banget gak denger lagi nama panggilan itu"


"Dan kau yang memulainya"


"Aku juga gak sadar pas ucapin, loh"


"Bodoh amat. Ngomong-ngomong, gimana keytar kita?"


"Hancur dua-duanya. Maaf aku pakai tadi buat melindungi diri"


"Iya, gapapa. Asalkan kamu selamat dan gak luka aja"



Tiba-tiba, Ferrel merasakan nyeri disekitar tulang rusuknya dan kaki kanannya. Ia panik kakinya gak bisa bergerak sama sekali. Pada akhirnya ia menangis sambil menahan rasa sakit yang luar biasa. Saat ia melihat kesebelahnya, Darrel juga menangis menahan sakit yang sama seperti dirinya, bedanya kaki Darrel yang sebelah kiri yang tak bisa digerakkan. Perlahan, lingkaran kuning yang melindungi mereka berdua mulai pudar dan sayup-sayup mendengar teriakan kakak-kakaknya.

TWILIGHT (Complete)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant