Babak 14 - Acropolis (01)

74 23 15
                                    

Happy Reading :D

.

.

.

.

--. Rhodes Island, another dimension -

Dimmy, si salah satu utusan sang Dewa telah sampai di depan pintu ruang rahasia. Namun, sebelum ia membuka gagang pintunya, ia kembali merenungkan perkataan Christ "kau sangat ingin membatalkan keinginan beliau untuk memulai perang jika saatnya tiba". Ia ragu, apakah dengan ia membawa Dante maka perang yag direncanakan sang Dewa akan dibatalkan atau tidak. Inginnya dia tidak ada peperangan, namun rasa dendam yang cukup dalam sang Dewa telah membakar sisi baik dalam dirinya. Bila ia tak membawa Dante, maka ialah sebagai penggantinya dengan menyerahkan kepalanya dengan sukarela. dan tak akan menjamin bahwa perang akan tetap berlangsung bila ia membawa Dante menemui sang Dewa.

"Hahh.... Sulit banget hidup gue. Dibawa atau gak, sepertinya perang bakalan terjadi. Dan ini hanya salah satu pelampiasan rasa dendam Dewa pada Dante" ucap Dimmy dalam hati.

Dengan berat hati dan banyak sekali pertimbangan, maka Dimmy memutuskan untuk segera mencari Dante dan menyerahkannya ke hadapan Dewa secepat mungkin. Dan bila perang yang telah di prediksi tetap terjadi, ia berharap anak-anak tersebut selamat dan bebas dari kutukan.

.

.

.

.



--. Light Us Studio, Jonathan private room -

Hari ini Jo dan adek-adeknya lagi berkumpul di studio pribadinya untuk menyambut kembalinya Lathan dari rumah sakit. Ya semacam acara syukuran kecil-kecilan lah. Jadi, disinilah mereka semua, berkumpul setelah jam pulang sekolahnya si kembar. Awalnya Ferrel mau ikut, kan udah lama gak main sama teman-teman kakaknya, namun ternyata dia punya jadwal latihan band untuk tampil disalah satu cafe yang baru buka di dekat sekolahnya. Jadi ia nitip 2 box ayam goreng sebagai gantinya ke Darrel.

"Akhirnya pulang juga lo, La"

"Kirain betah disana dan gak bakal pulang"

"Enak  ya ditemenin suster cantik"

"Mana di suapin lagi pas kita lagi gak bisa jagain"

"Gimana, La? Betah kan?"

"Aishh... Coba sini kalian satu-satu dan pilih mau kanan atau kiri duluan yang remuk"

"Dih sensian. PMS lu?"

"Deketan coba Steve, biar enak gue mukulnya"

"Lu dong yang kesini. Malas banget"

"Kaki gue masih pake gips, susah jalan"

"Makanya jangan kecelakaan"

"Mulutnya si Steve ampun..."

"Setidaknya gue selamat dan cuma luka dikit"

"Orang gila mana yang bilang lengannya luka-luka dan kaki di gips masih luka sedikit? Ya cuma kak Lathan doang"

"Bahkan gak sadar udah buat anak orang tantrum di depan ruang operasi"


Tiba-tiba raut wajah Darrel berubah murung, tangannya gemetaran sambil meremas celana pendeknya. Wajahnya mulai memerah menahan tangis.



Grepp


Tangannya Lathan langsung menahan tangannya Darrel yang sebentar lagi bakal mukul kakinya sendiri sebagai pelampiasan. Kebetulan Lathan duduk disamping si bungsu.

TWILIGHT (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang