Babak 20 - The Warning

49 20 0
                                    

Happy Reading :D

.

.

.

.

Dengan tergesa dan diburu waktu, Jo segera pergi meninggalkan studio dan menjemput semua teman-temannya. Ia takut dan khawatir akan peringatan tersebut. Ia paham, setelah hilangnya Hailey ini akan menjadi alarm baginya agar semuanya dalam pantauan dirinya. Ia tak ingin kecolongan untuk kedua kalinya. Ia melajukan mobilnya dega kecepatan tinggi, berusaha memotong jalan agar ia segera sampai ketempat tujuan selanjutnya, Gym-nya Lathan. Karena Lathan adalah orang pertama yang ia beritahu tentang hilangnya Hailey, ia menyuruh Lathan untuk bersiap menemaninya untuk menjemput semua 'keturunan'. Jangan tanya gimana perasaan Lathan saat mendengar Hailey hilang secara misterius dan meninggalkan sebuah surat peringatan, ia benar-benar kalut bahkan hampir tertimpa salah satu alat gym disana saat ia sedang sedang berolahraga. Untung saja salah satu anak buahnya segera meneriakinya agar tetap fokus. Lathan sudah siap dengan segala keperluannya dan menunggu Jo datang menjemputnya. Ia segera turun setelah Jo mengirimkannya ia pesan singkat kalau sudah menunggu diparkiran.

"Baru datang atau dari tadi?" tanya Lathan sambil membenahi ranselnya.

"Barusan. Nih baca. Perasaan gue udah gak enak sejak awal" Jo langsung memberikan surat yang ia dapat di lokasi hilangnya Hailey.

"Mau apalagi mereka? Bahkan gue gak paham sama sekali dengan situasi ini"

"Lo kira gue paham?"

"Tapi apa yang kita alami selama ini emang kita rasain sendiri, kan? Liat, gue yang kecelakaan yang harusnya bisa aja tewas ditempat, tapi gue selamat dan penyembuhan gue termasuk paling cepat. Kayak kita ini hidup, tapi gak hidup dan mati pun kayak gak mati"

"Bener. Gue yang kena serangan parah saat dirumah s ikembar dulu juga harusnya udah gak ada. Luka-luka gue parah, apalagi ayahnya si kembar dalam keadaan diluar kendali. Look? Gue gak kenapa-napa sampai sekarang"

"Gue rasa kata 'perang' yang mereka inginkan dari kita ya emang beneran perang yang sebenarnya"

"Bisa jadi, kita akan bertarung dengan pasukan seperti negeri dongeng. Gila yaaa... Dulu gue cuma tau saat masih kecil karena sering baca dongeng anak. Ternyata gue ngalamin sendiri saat dewasa. Gak masuk akal"

"Apapun nanti, gue akan sebisa mungkin melawan. Entah kita bakalan terjebak dalam keadaan hidup atau mati"

"Bakal gue siapin beberapa alat dan senjata peninggalan kakek. Ada di loteng atas tempat koleksi tombak gue"



Tak berapa lama, ternyata selagai mereka berbicara sejak dalam perjalanan, mobilnya Jo berhenti didepan gerbang sekolahnya si kembar. Namun, mereka hanya mendapati Darrel yang sedang duduk di pos satpam sambil ngemil jajanan, tangan kirinya memegang botol minum. Darrel gak sadar kalau ada mobil Tesla keluaran terbaru sudah berhenti didepannya, sedangkan ia masih asyik dengan jajanan ditangannya, pipinya menggembung karena penuh sama jajanan. Sebuah tepukan dibahunya menyadarkan Darrel dari dunianya sejak tadi. Ternyata pak satpam yang menepuknya dan memberi tahu kalau sudah dijemput.

"Darrel, kakaknya sudah jemput didepan. Mungkin sudah 10 menit"

"Kok bapak gak kasih tau saya? Nanti saya ditinggal loh"

"A-anu, saya dari tadi sudah memanggil Darrel, tapi Darrel sendiri sepertinya masih asyik makan. Gak tega mau ganggu. Yasudah, sekarang kakaknya sudah datang. Hati-hati dijalan"

"Ahh... Terima kasih, pak. Permisi"




Darrel segera berjalan menuju mobil yang sudah terparkir tak jauh dari gerbang sekolahnya, tentunya masih dengan kedua tangannya yang penuh jajanan. Ya, tak salah kok, jadinya dua kantong jajanan, yang ternyata satu kantong lagi di letakkan disamping saat ia duduk di pos satpam. Ia segera masuk ke mobil dan tentunya masih menguyah makanan.

TWILIGHT (Complete)Where stories live. Discover now