Babak 19 - Unpredictable (03)

53 21 0
                                    

Happy reading :D

.

.

.

.

.

.-- Rhodes Island, Another Dimension--.

Berita kematian Dante langsung menyebar dengan cepat di seantero kerajaan. Tak terkecuali Sang Dewa, Helios. Yang awalnya ia sendiri akan menghabiskan Dante dengan tangannya sendiri, ternyata habis ditangan seorang remaja yang ternyata kembaran dari si keturunan terakhir. Sontak berita tresebut membuatnya geram dan marah bercampur jadi satu. Ia merasa dengan begini rencananya yang akan membunuh semua keturunan akan sia-sia, karena setelah ia mendapat laporan tersebut yang membunuh Dante ternyata juga setara kuatnya dengan para 'Monarch'. Tak lama kemudian, datanglah Dimmy dengan sebuah laporan dan rencana busuknya. Ya, walaupun dari depan ia terlihat ingin membangkang atas keinginan Helios untuk membunuh para Monarch dengan tanggapan acuhnya, padahal ia sama busuknya dengan Helios. Ia sengaja terlihat 'membangkang' didepan Christ, karena ia tau bahwa Christ sangat membenci kelakuan Helios.

"Salamku kepada Dewa..." Dimmy datang menghampiri Sang Dewa sambil bertekuk lutut.

"Berita apa lagi yang engkau dapatkan, Dimmy?"

"Inginku sama sejak awal Yang Mulia. Aku sejak awal selalu mendukung keputusan anda. Bila saya melihat beberapa ramalan yang akan terjadi dikemudian hari, maka para Monarch yang akan memenangkan peperangan ini. Saranku, kita harus bergerak lebih cepat. Kita lakukan gerakan gerilya dengan membawa mereka secara terpisah. Kita akan menyerang mereka dengan pasukan yang kita punya, aku ingin perang ini berhasil dan balas dendammu tersampaikan" jawab Dimmy dengan aura penuh balas dendam.

"Apakah maksudnya dengan menculik mereka? Bagaimana bila ada yang menyadarinya dan semua akan berbalik meyerang kita? Aku hanya tidak ingin semua sia-sia. Dikehidupan lampau anakku, Phaeton, tewas akibat mereka" uajr Helios, ia sedikit ragu dengan rencananya Dimmy. Karena kali ini ia sendiri tak bisa memprediksi apa yang akan terjadi. Ia was-was.

"Benar sekali. Kita akan mulai menculik mereka satu persatu agar mereka tidak bisa mengikuti kompetisi yang akan dilaksanakan sebulan kemudian"

"Aku serahkan kepadamu, Dimmy, sebagai pengawal dan prajurit terhormat di kerajaan ini. Kali ini dan bila yang terjadi sebaliknya, maka kau akan menggantikan jasadnya Dante sebagai korban selanjutnya" ucap Helios dengan penuh penekanan.

"Glukk...." Dante meneguk ludahnya. Ia tiba-tiba gugup atas keputusannya sendiri.

"Apa kau bersedia dengan semua konsekuensi ini?" tanya Helios untuk memastikan.

"Saya bersedia, Yang Mulia"

"Laksanakan semua dengan bersih. Jangan tinggalkan jejak sedikitpun"

"Baiklah, Yang Mulia. Saya undur diri. Salamku pada Dewa..." Dante kemudian pamit dengan segala beban baru akibat keputusaanya yang terlalu buru-buru tanpa pertimbangan.



Setelah Dimmy keluar dari ruangan Helios, ia bergumam sepanjang jalan sambil berdoa. Ia hanya ingin semuanya berhasil. Itu saja.

"Hah... Kali ini bila tak berhasil, maka aku yang akan dikorbankan. Sial... Bisa-bisanya aku langsung mengucapkan 'iya' tanpa pertimbangan dengan beliau. Saatnya aku menghubungi prajurit lain yang menyamar dan memberikan perintah selanjutnya untuk segera menculik mereka lalu segera menghabisi semuanya"

.

.

.

.

TWILIGHT (Complete)Where stories live. Discover now