ALTEZZA [ 23 ]

12.3K 626 4
                                    

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YA, KALAU BANYAK KALIMAT YANG TYPO KU BERHARAP KALIAN BISA BACA PAKE MATA BATIN YA, TRIMKS😧

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YA, KALAU BANYAK KALIMAT YANG TYPO KU BERHARAP KALIAN BISA BACA PAKE MATA BATIN YA, TRIMKS😧

JANGAN LUPA VOTE DAN KOMENNYA YA, KALAU BANYAK KALIMAT YANG TYPO KU BERHARAP KALIAN BISA BACA PAKE MATA BATIN YA, TRIMKS😧

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Divanya melangkahkan kakinya menuju ruangan Pak Anwar, menejer cafe ini. Sampai didepan pintu ruangan, Divanya menarik nafas panjang dan mengeluarkan pelan. Lalu tangannya meraih gagang pintu dan memutarnya perlahan.

"Assalamualaikum, permisi ..." ucap Divanya dengan nada sopan.

Pintu terbuka terlihat Pak Anwar yang sedang fokus didepan layar leptopnya. "Waalaikumsalam, masuk." jawabnya dan mengalihkan pandangannya dari leptop ke arah pintu yang sudah ada Divanya.

"Loh Divanya, kamu udah sehat?" tanya Pak Anwar dengan nada yang terkejut karena kehadiran Divanya.

Divanya menggaruk tengkuknya pelan. "Emm ... Alhamdulillah si Pak, udah sehat." balas Divanya duduk di kursi depan Pak Anwar.

"Tapi saya rasa kamu benar-benar belum terlalu sehat,"

"Sudah kok pak," balas Divanya, sebenarnya situasi ini serasa canggung. Takut tiba-tiba ditanya sesuatu yang menyangkut tentang Singapura dan berobat, dah dua kata itu sangat membuat Divanya bingung.

"Jangan bekerja dulu, istirahatlah." saran Anwar.

Kedua mata Divanya langsung membulat. "Pak, Diva udah sehat kok. Bener deh," sanggahnya ketika disuruh untuk duduk istirahat disaat ia melihat para pegawai disini sedang keteter karena banyaknya pelanggan berdatangan.

"Sudah jangan membantah, atau saya ..."

"Iya deh pak, makasih." ucap Divanya cepat sebelum Pak anwar melanjutkan ucapannya yang sengaja digantung tersebut. Dirinya tidak ingin dipecat! Titik.

"Kamu juga istirahat dulu tiga hari dirumah,"

"Maksud Pak Anwar libur?"

"Iya, untuk kesembuhanmu."

Menghela nafas, Divanya pun mengangguk. "Terimakasih Pak,"

"Nah good. Sekarang kamu boleh keluar, saya akan melanjutkan mengerjakan pekerjaan saya." ujar Pak Anwar dan pandangannya kembali pada leptop.

ALTEZZAWhere stories live. Discover now