"Jangan pernah mencoba lari dariku Sayang, sebab dimana pun kau berlari akan selalu kukejar."Senyum laki-laki itu menatap gadis didepannya. "Kau mengerti," Bukan sebuah pertanyaan melainkan pernyataan yang menekan.
"Jahat," Ucap gadis itu singkat.
⚠...
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Jangan lupa vote 🌟 dan komennya 🙌
Part menegangkan wkwk
⚠️ Untuk adegan yang tidak baik, jangan di tiru ya⚠️
Divanya menggrutu kesal sejak tadi. Ia membersihkan taman dengan begitu giat. Namun dengan kasar. Biasalah mood cewek.
"Gue si sebenarnya seneng banget kalau Altezza bisa ngelepasin gue. Ini yang gue mau dari dulu. Tapi kenapa disaat Cika punya ambisi buat rebut Altezza, ada rasa nggak terima dalam diri gue?" Gumam Divanya dengan sendu sambil memasukkan daun kering didalam kantong sampah.
Vania yang melihat Nona mudanya itu menggrutu kesal lantas terkikik geli. Ia dan Divanya ikut membersihkan taman disekitar bawah pohon mangga.
Masih ingat Vania? Pelayan mension yang dulu pernah berkenalan dengan Divanya.
"Nona, ada hal apa yang membuat mu kesal sejak tadi?" Tanya Vania yang berjongkok disebelah Diavanya dengan tangan sambil memungut daun kering yang rontok.
"Tidak, aku hanya kesal saja pada seseorang." Jawab Divanya seadanya.
"Apa itu Tuan?" Vania menebaknya, karena biasanya Altezza selalu membuat ulah dan membuat Divanya kesal.
Divanya menggeleng. "Bukan, ada seseorang." Balasnya tak menyebutkan namanya.
"Ya, sepertinya kali ini tebakan ku benar." Vania menjeda ucapannya. "Apa itu Non Cika?"
Tepat sasaran. Tebakan Vania benar. Cika lah yang membuat dirinya uring-uringan.
"Hm," Balas Divanya ogah-ogahan.
"Memangnya ada apa? Apa dia berbuat sesuatu?"
"Iya,"Jawab Divanya. "Dia menyuruhku untuk menjauhi Altezza. Memangnya selama ini aku yang berharap dicintai Altezza? Tidak. Bahkan aku tidak niat untuk bersaing dengannya." Lanjutnya mencurahkan isi hatinya.
Vania menagngguk membenarkan. Selama ini, memang Altezza yang selalu keras pada Divanya hanya untuk gadisnya selalu dekat bersamanya. "Lalu, apa yang membuat Nona kesal dan menggrutu ini?"
