ALTEZZA [ 10 ]

21.5K 1K 22
                                    

Jangan lupa kasih semangat buat tetap up weh, dengan vote dan komennya 🙌 hehe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa kasih semangat buat tetap up weh, dengan vote dan komennya 🙌 hehe.

Pelan-pelan bacanya biar mendalami sedalam-dalamnya😣🗿

Pelan-pelan bacanya biar mendalami sedalam-dalamnya😣🗿

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Altezza menyantap makanannya dengan nikmat. Ya, bisa dibilang makanan gadis disampingnya enak juga. Altezza menyukainya. Apalagi dirinya yang sengaja selalu menatap Divanya.

Reaksi Divanya yang salah tingkah tersebut pun sangat terlihat menarik bagi dirinya.

Divanya yang merasa ditatap seperti itu hanya menundukkan wajahnya dan menyantap makanannya dengan moncoba setenang mungkin. Tau nggak sih dirinya itu kaum jomblo, mana mungkin sanggup kalau ditatap seperti itu. Asem!

Jika Divanya memiliki nyali, mungkin ia bisa mencolok mata Altezza dengan kedua jarinya. Kesal? Ya bagaimana tidak, tatapan Altezza sangat tidak baik untuk jantung Divanya.

Apalagi jika mengingat adegan tadi, yang membuat dirinya merasa sangat-sangat canggung sampai saat ini. Divanya memejamkan matanya mencoba menghilangkan adegan tadi dari pikirannya dan mengubah suasananya agar tidak canggung.

Altezza yang melihatnya lantas tersenyum miring. "Aku menginginkan susu." ujar Altezza pada Divanya.

Ucapan Altezza tersebut sepontan membuat dirinya terkejut. Lantas menatap Altezza yang menatapnya. "Susu apa?" tanya Divanya dengan polosnya.

"Susu yang seperti dari sumbernya mungkin," ujar Altezza tanpa dosa.

Hal itu membuat reaksi Divanya mendadak kaku. Tangannya yang ingin menyuapkan sesendok makannya terhenti di udara. Tatapannya menatap Altezza ngeri.

Pikiran Divanya sudah berkelana kemana, ia merasa sangat takut ketika Altezza berbicara seperti itu. Tetapi, berbeda dengan Altezza yang dengan santainya seperti orang sedang menahan tawa.

"Cepat berikan kepada ku, aku sudah menginginkannya." tambah Altezza.

Divanya malah berdiri dan menjauh dari Altezza untuk pergi dari ruang makan dengan sedikit ketar ketir. Tanpa menjawab ucapan Altezza, ia segera pergi kedapur untuk meminta sesuatu yang diinginkan Altezza tadi. Divanya harus berfikir positif! Teguhnya.

ALTEZZAWhere stories live. Discover now