ALTEZZA [ 18 ]

14K 798 6
                                    

Jangan lupa 🌟dan komennya 🙌 untuk suport

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jangan lupa 🌟dan komennya 🙌 untuk suport

Jangan lupa 🌟dan komennya 🙌 untuk suport

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Emosi, yang kini Altezza rasakan. Dirinya benar-benar tidak bisa mengontrol emosi saat ini. Dari pagi hari dirinya sudah mati-matian menahan emosi ketika berhadapan dengan teman lamanya. Sekarang muncul masalah baru, mengapa gadis itu mencari gara-gara dengan mencoba kabur dari mansion-nya.

Ditambah lagi sebuah pesan masuk yang membuat dirinya merasa muak dengan berbagai teka-teki. Mencoba main-main dengan dirinya. Walau begitu akhirnya ia menyuruh anak buahnya untuk tidak jadi membunuh Justin. Pesan sialan yang menambah percikan api di kepala Altezza.

0821***
masuk perangkap, membunuh Justin keuntunganku. Haha...

Altezza benar-benar menggeram marah, tangan kirinya meremat ponselnya kuat. Sedangkan tangan kanannya mencengkeram kuat lengan gadis itu. Ringisan bahkan tangisan tak terdengar, seakan ditulikan oleh amarahnya.

Dirinya tetap melangkah memasuki rumahnya lewat gerbang utama. Menarik orang di belakangnya dengan kasar. Para pelayan yang melihatnya hanya meringis ngilu merasakan apa yang dirasakan Divanya. Tak ada yang berani menatap tuannya lama, semuanya terdiam ketika melihat Tuannya marah atau akan terkena imbasnya.

Aura Altezza terlihat begitu menggelap.

Brak!

Membuka pintu kamar yang ditempati Divanya dengan menendangnya kasar. Mendorong Divanya hingga terbentur dinding. Lalu Altezza mencoba mencekik leher gadis itu tanpa perasaan.

"Kurang ajar! Berani sekali kau mencoba kabur dari ku," desisnya dengan suara rendah.

Divanya menangis sejadi-jadinya. Rasanya sakit, takut, dan putus asa menjadi satu. Membuat dirinya benar-benar lelah dengan semuanya. Percuma dirinya melawan, tenaganya benar-benar lebih kuat dari dirinya. Apakah dirinya akan mati saat ini juga?

"Sudah ku peringatkan berulang kali jangan jadi gadis pembangkang," sengit Altezza melingkarkan tangannya di pinggang Divanya. Menarik juga mencengkeramnya kuat. Tangan lainnya menyentuh tengkuk Divanya. Dengan cepat pun ia langsung meraup bibir Divanya rakus. Menekan tengkuk Divanya dengan kedua bibirnya. Mencoba memperdalam ciumannya.

ALTEZZAWhere stories live. Discover now