17- don't cry, b*tch!

1K 47 31
                                    

Olaa guys! How's ur day?
I hope u enjoy with this story and like the characters in it.

Jangan lupa vote and comment supaya aku makin semangat updatenya!!

Please, follow this account. Also follow the instagram acc @iichaatrsa, @chaawattpad dan @ravegasgeng. Tiktok: @chammylily

Happy Reading 🤍🏳️

☆☆☆

Beberapa hari telah berlalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa hari telah berlalu. Setiap kejadian telah dilewati kemarin-kemarin. Kini Aksara kembali bangun dan harus siap menghadapi hari ini.

Suasana apartemennya yang sunyi juga gelap membuat Aksara merasa semakin terpuruk. Ia bersandar di pinggir ranjang sambil melipat kakinya. Obat-obatan berserakan di lantai pertanda Aksara sedang tidak baik-baik saja.

Drtttthh..

Ponselnya di nakas bergetar hebat. Dengan malas Aksara meraihnya lalu melihat nama di layar ponsel mahal tersebut. Papa. Sebuah nama yang selalu ingin Aksara hindari berkomunikasi dengannya.

Ia biarkan sampai mati sendiri. Tak berselang lama ponselnya kembali berbunyi. Akhirnya Aksara memutuskan untuk menerima panggilan telepon tersebut.

"Hm?"

"DARIMANA SAJA KAMU? KAMU PIKIR SAYA MAIN-MAIN, HA?!!"

"Ga denger. Baru bangun."

Helaan napas di sebrang sana menandakan pria itu tengah gusar dan berusaha sabar menghadapi sikap acuh Aksara. Namun ia tak peduli.

"Cepat ke kantor papa. Kamu tidak lupa sama perjanjian kita, kan?"

Alisnya mengkerut bingung. "Perjanjian?"

"Kontrak yang sudah kamu tanda tangani. Datang ke sini dan kita bicarakan untuk nanti malam. Papa tunggu kamu di sini. Sampai nanti!"

Sambungan terputus sepihak. Napasnya terhembus berat ke udara. Aksara malas sekali sebetulnya tapi mau bagaimana lagi?

Aksara terlanjur menandatangani kontrak tersebut dan tidak mungkin bisa menariknya lagi. Aksara tau betul sifat papanya. Pria itu akan melakukan apapun untuk membuat Aksara menjalankan serta ikut andil dalam proyek gilanya.

Jam menunjukkan pukul 10.25AM. Aksara bangun perlahan dengan kepala yang terasa berputar-putar bekas pengaruh alkohol juga obat-obatan yang ia konsumsi kemarin malam.

Aksara membuka nakas dan menemukan sebuah jepit rambut yang mengingatkannya pada seseorang. Jepit rambut milik Audrey yang jatuh saat gadis itu keluar café untuk menemuinya dan bertanya apa yang Aksara inginkan.

Kejadian kemarin kembali berputar di kepalanya macam kaset rusak. Sedikit rasa bersalah muncul kala wajah ketakutan dan tangisan Audrey membekas di ingatan.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang