12- their other side

1.1K 47 62
                                    

Olaa guys! How's ur day?
I hope u enjoy with this story and like the characters in it.

Jangan lupa vote and comment supaya aku makin semangat updatenya!!

Please, follow this account. Also follow the instagram acc @iichaatrsa, @chaawattpad dan @ravegasgeng. Tiktok: @chammylily

Happy Reading 🤍🏳️

☆☆☆

Pintu ruangan terbuka lebar memperlihatkan Aksara yang sedang berdiri tegak

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pintu ruangan terbuka lebar memperlihatkan Aksara yang sedang berdiri tegak. Kedua netra ayah dan anak itu bertubrukan. Begitu Aksara melangkahkan kakinya masuk, pintu ruangan kembali tertutup.

"Duduklah." Aksara menurut. Ia duduk bersebrangan dengan Romi sembari menyandarkan punggungnya senyaman mungkin.

"Ada apa?" tanya Aksara tak berniat basa-basi.

"Kamu ingin minum sesuatu?"

"istemiyorum."

Romi mendecih sinis. "Baiklah. Kamu memang tidak bisa berubah. Sikap ramah tamah mu entah hilang kemana," ungkap Romi.

Aksara tak membalas apa-apa. Ia hanya menatap Romi datar begitupun sebaliknya. Terjadi keheningan beberapa saat, hanya ada lemparan tatapan dingin satu sama lain.

"Tanda tangani ini." Melemparkan sebuah berkas pada Aksara.

Cowok itu mengambilnya dengan perlahan. Mulai membaca isi di dalamnya sebelum menandatangani berkas tersebut.

"Kali ini kamu yang memimpin di bagian itu," kata Romi lalu menyalakan rokoknya.

Aksara melirik Romi tak suka. Ia menghempas berkas-berkas tersebut ke atas meja secara kasar. "Aksa gamau."

"Siapa yang peduli penolakanmu?" tantang Romi, balik.

Kedua tangan Aksara mengepal. Ia tak menyukai sikap Romi yang sangat pemaksa ini.

Sekarang kalian tau kan darimana sikap buruk Aksara berasal? Tentu saja dari papanya.

"Baiklah. Papa kasih kamu waktu untuk berpikir terlebih dahulu," ucap Romi memberi kerenggangan waktu.

"I still don't want to!"

"Hanya satu menit. Pikirkanlah baik-baik. Apapun jawabanmu yang saya mau hanya kamu menandatangani itu."

Romi bangkit dari duduknya lalu bersandar di sisi meja. Mengadahkan kepalanya ke atas menatap langit-langit ruangan yang dipenuhi asap rokok.

"Tidak ada yang menerima penolakan. Di rumah saya atau dimana pun saya berpijak. You know me, Aksara."

Tak ada pilihan lain yang dapat Aksara terima selain ...

"Aksa ada urusan." Aksara bangkit dan berniat keluar dari ruangan itu. Romi memandang punggung putranya santai. Detik berikutnya terdengar suara tembakan menggema di ruangan.

AKSARAWhere stories live. Discover now