8- thrall

1K 42 13
                                    

Olaa guys! How's ur day?
I hope u enjoy with this story and like the characters in it.

Jangan lupa vote and comment supaya aku makin semangat updatenya!!

Please, follow this account. Also follow the instagram acc @iichaatrsa, @chaawattpad dan @ravegasgeng. Tiktok: @chammylily

Happy Reading 🤍🏳️

☆☆☆

"Halo cewek miskin! Anggaplah gue sebagai malaikat maut buat lo

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Halo cewek miskin! Anggaplah gue sebagai malaikat maut buat lo."

"Hidup lo ada di tangan gue sekarang." Cowok itu menggenggam tangannya erat dengan seringai seram di wajahnya. "Jadi welcome to hell, HAHAHAHAHA!!"

"ENGGAAAAAA!!!"

Audrey berteriak keras dan langsung bangkit dari tidurnya. Ia mengatur napas yang terasa bergemuruh di dada. Melihat ke sekitar mendapati ruangan serba putih miliknya.

Peluh membasahi pelipis Audrey sampai ke piyama biru mudanya. Audrey menjambak rambut frustasi. Bahkan mimpinya pun dibajak sama cowok tak berperasaan itu.

Kringggg!!!

Lagi-lagi ia tersentak kala suara dering alarm berbunyi nyaring. Dengan segera Audrey mematikan benda kecil tersebut lalu menaruhnya kembali.

"Aku gak peduli soal kamu cowok gila. Iya, anggap santai aja. Walaupun udah jadi babu, memangnya kenapa?" oceh Audrey tak jelas.

Brak! Pintu kamarnya terbuka lebar. "Berisik banget sih!" Sandra menatapnya nyalang.

Mendapatkan tatapan seperti itu dari Sandra membuatnya menunduk takut. Audrey tau Sandra tidak akan berbuat lebih kalau ada Agus di rumah. Tapi kalau pria itu sudah pergi maka Audrey harus bersiap.

"SAYANG HANDUK YANG BARU KAMU TARUH MANA YA?"

"Di lemari, mas! Bentar aku ke sana." Wanita cantik itu melotot memberi peringatan pada gadis itu. "Untung ada ayah kamu, kalau tidak sudah saya pukul kamu pake centong nasi!"

Setelah Sandra pergi Audrey memutuskan untuk bersiap berangkat ke sekolah.

Namun, Audrey menyempatkan melihat langit yang cukup cerah dari arah balkon kamarnya. Audrey tersenyum miris.

"Padahal langitnya cantik banget. Tapi secantik apapun langitnya entah kenapa tetap aja hari-hariku buruk." Ia kembali merenung sembari menatap langit luas. "Dunia memang tempatnya masalah tapi masalahku kebanyakan, untung masih kuat. Walaupun pake nangis dikit."

Lalu Audrey terkekeh. Setiap pagi ia selalu melakukan ini. Menghibur diri sendiri agar mampu menjalani hari sampai kembali malam.

☆☆☆

AKSARAWhere stories live. Discover now