13- babu or future wife(?)

1.1K 52 103
                                    

Olaa guys! How's ur day?
I hope u enjoy with this story and like the characters in it.

Jangan lupa vote and comment supaya aku makin semangat updatenya!!

‼️AKU MAU BUAT PART INI 3K KATA BIAR KALIAN PUAS BACANYA. JADI JANGAN MALES KOMEN DI SETIAP PARAGRAF YAA‼️

Please, follow this account. Also follow the instagram acc @iichaatrsa, @chaawattpad dan @ravegasgeng. Tiktok: @chammylily

Happy Reading 🤍🏳️

☆☆☆

"Bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagus. Kosongkan waktu mu minggu depan, kita berangkat awal minggu. Urusan sekolah biar papa yang urus, kamu cukup siapkan barang-barang mu yang harus dibawa."

Romi menyimpan berkas yang sudah ditanda-tangani oleh Aksara. Wajahnya terlihat puas bahkan memperlakukan Aksara sangat baik.

Aksara diam saja tak membalas apa-apa. Raut mukanya datar tapi sangat tertekan ketika berada di ruang lingkup menyesakkan dimana ada orang tuanya.

"Ada lagi?"

"Apa ada yang kamu inginkan?" tanya Romi.

"Tidak." Aksara menyambar tas ranselnya lalu menoleh pada Romi. "Aksa balik."

"Tinggal lah di rumah ini lagi. Apa kamu tidak kesepian hidup tanpa orang tua mu, hm?" usul Romi.

Senyum miring terpatri di bibir Aksara. "Lebih baik tidak," balas Aksara pedas. Pergi dari sana dengan langkah lebar meninggalkan ruangan luas namun terasa pengap itu.

'Anak tidak tau diri!' batin Romi.

☆☆☆

Dua hari berlalu. Audrey kembali ke sekolah seperti biasanya karena sejak kejadian lampau tak ada sesuatu yang aneh. Makanya Audrey pun bersikap bodo amat saja.

Lagipula tak banyak yang tau perihal kejadian waktu itu. Hanya beberapa orang yang belum pulang, teman-teman Aksara dan teman-teman dirinya.

Sampai detik ini tak ada jawaban yang Audrey bagikan pada Yuna atau dua temannya soal siapa Aksara dan apa hubungan mereka? Audrey terus menghindar seolah memang tak ingin mereka tau apa yang terjadi padanya selama ini.

Begitu masuk kelas, langkahnya terhenti. Pergelangan tangannya dicengkram kuat oleh seseorang. Dengan kasar orang itu menariknya meninggalkan kelas, entah akan dibawa kemana?

"Yuna, sakiittt ..." ringis Audrey memegang lengan Yuna minta dilepaskan. Iya, orang itu adalah Yuna.

Namun bukannya menurut, Yuna tetap diam dan terus menarik Audrey menuju balkon di lorong mengarah ke perpustakaan lama.

AKSARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang