Akhirnya Terwujud

383 36 2
                                    

Keesokan paginya, panas badan Kai tidak turun turun dan terpaksa hari ini kai izin sekolah karena sakitnya. Surya dan Rafa bahkan gantian untuk tidur semalam karena Kai yg selalu mengigau.

Rafi yg melihat adeknya yg tertidur sembari meringis kesakitan tidak tega juga. "Kak, kita bawa aja Kai kerumah sakit lagi gimana?" Tanya Rafi ke juna yg berdiri di belakangnya.

Juna menyentuh lagi dahi Kai yg panasnya tak turun turun. Ia menghela nafas. "Baiklah, kita bawa aja lagi.."

Surya mencoba membangunkan Kai namun biasanya dia mengerang kecil, sekarang ia memang diam saja. "Adek, bangun yuk.. Kita kerumah sakit.."

Kai membuka matanya setengah. "Kak, kepala Kai pusing.." Rengeknya.

Rafa pun ikut menyakinkan kai. "Adek.. Demam adek nggak turun turun nih..kita kerumah sakit aja sekarang.."

Kai menggeleng lemah. "Nggak mau, bosan Kai dirumah sakit mulu..."

"Hmm.. Okey okey.. Makan bubur dulu terus minum obat, okey?" Tanya Rafa lagi. Ia menyentuh pipi Kai yg panas.

Kai malah memunggungi kakaknya. Ia melanjutkan tidurnya lagi. "Bentar lagi aja kak.. Kai ngantuk banget.." Ucapnya pelan.

Surya dan Rafa saling pandang lalu menghela nafas lelah. Rafa menggeleng lemah. "Biarkan aja dulu kak.. Nanti dibangunin lagi" Ucap Rafa ke surya yg hendak membangunkan Kai.

Surya mengusap rambut pirang Kai. "Maaf ya sayang.. Maaf kakak nggak bisa jagain kamu.." Ucap surya lembut.

Kai yg masih memunggungi kakaknya, tersenyum getir. "Kenapa kakak minta maaf ke Kai? Kakak semua nggak ada yg salah... Mungkin ini semua sudah jalannya kak.." Ucap kai terputus-putus.

Juna yg mendengarnya mengepalkan tinjunya. "Gua mau ke kantor polisi dulu.. Rafi ikut sama kakak.." Ucap juna sembari menarik lengan rafi.

Rafi pun dibuat kaget. "Kak, lu serius bakal memenjarakan ayah?"

Juna mengangguk yakin. "Iya.. Yg dia lakuin ke Kai itu sudah diluar batas.. Dia bisa saja melakukan lebih buruk lagi daripada ini.."

Mereka berempat saling pandang. "Baiklah kak, kalo itu keputusan terbaik kakak.." Ucap Rafa sembari menunduk.

Surya yg melihat Rafa yg menunduk dalam, menyentuh tangan adeknya itu. "Fa, gua harap lu ngerti ya.. Lu nggak mau kan adek kita dipukuli sama sibangsat itu?"

Rafa menggeleng lemah. "Iya kak.. Jangan sampai terjadi lagi tapi bukannya terlalu berlebihan kalo kita memanjarakan ayah.. Kita bisa menjauhkan Kai dari ayah saja kak.."

"Tidak bisa, fa.. Sibangsat itu benar-benar sudah gila.. Gua nggak bisa menerima saran lu kali ini.." Ucap juna segera.

Kai tiba-tiba membalikkan punggungnya lagi. Ia mendudukan dirinya dan segera surya membantunya. "Kak, Kai nggak apa apa kak.. Besok atau lusa Kai pasti baikan lagi.. Kita lupakan saja, hmm.." Saut Kai dengan wajahnya yg memerah dan matanya yg berair.

Juna segera memeluk kai. "Tidak dek.. Ini sudah kedua kalinya.. Kakak nggak bakal maafin siapapun yg menyentuh adek adek kakak apalagi Kai yg masih kecil. Biarkan kakak menjaga adek, ya.. Hanya dengan ini cara satu satunya biar kita semua aman.." Ucap juna sembari mengelus elus punggung Kai.

Kai yg sudah merasakan pusing yg tiada tara dan badannya yg sakit sakit semua, tidak punya energi lebih lagi untuk berdebat dengan kakaknya. "Baiklah kak, terserah kakak saja.. Adek nurut aja.." Ucap Kai akhirnya.

Juna melepaskan pelukannya lalu mencium pelan pelipis kai yg dibalut perban. "Terimakasih ya sayang.. Sekarang adek makan dulu ya, sudah itu minum obat dan istirahat lagi.."

WISHLIST || Beomgyu ✔️  Where stories live. Discover now