Maaf

233 27 0
                                    

Rafa dan Rafi yg sedang sibuk mengurus kuliah mereka. Tiba-tiba handphone Rafa bergetar dan ia hendak membalas pesannya. Namun rafi telah memanggil manggil Rafa hingga ia jadi mengurungkan niatnya untuk membuka handphone nya.

"Rafa..!! Cepat kesini.." Teriak rafi yg sedang diluar administrasi.

Rafa pun berlari dan menghampiri rafi yg telah menunggu nya. "Yuk, kita masuk.." Ajak Rafa.

Rafa dan rafi masuk ke ruang administrasi tersebut. Butuh waktu setengah jam lewat hingga urusan mereka selesai. Sekarang sudah terlalu senja dan matahari hampir menghilang. Rafa dan rafi telah berada di lobi. Rafa kembali mengecek handphone nya. Dan betapa terkejutnya dia karena yg mengirim pesan tadi adalah adek bungus mereka.

"Ouh.. Shit.." Umpat Rafa. Rafa segera membalas pesan adeknya.

Rafa adrian
Iya, adek..
Kakak kesana sekarang..
Maaf nunggu lama ya..

Setelah memastikan pesannya terkirim, Rafa menoleh ke rafi yg sedang memainkan handphone nya.
"Rafi.. Kita kesekolah adek sekarang.. Adek sudah dari tadi nunggu kita.." Ucap Rafa penuh penyesalan.

"Apa!! Kok nggak bilang sih dari tadi.." Saut rafi.

"Gua aja buka handphone baru sekarang nih.. Yuklah, masuk.. Biar gua yg bawa.." Ucap Rafa. ia lalu menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang.

Tak butuh waktu lama, mereka sampai digerbang sekolah Kai. Rafa yg masih diatas mobil mencari ke segala sudut namun ia tak melihat adeknya itu.

Rafi mencoba menghubungi nomor Kai, namun tak diangkat pemiliknya. "Fa, nggak diangkat ama adek.." Ucap rafi bergetar, ia mulai merasa cemas karena tak biasanya Kai tak mengangkat telvonnya.

"Kita turun dulu.. Kita tanya aja sama satpam sekolah.. Mungkin adek masih di dalam.." Ucap Rafa yg berusaha tenang.

Rafa dan rafi turun dari mobil mereka. Rafa berjalan ke gerbang yg sudah tertutup namun ia bisa melihat satu orang satpam yg sedang melihat monitor. "Permisi.." Ucap Rafa.

Satpam segera menoleh ke asal suara dan membuka gerbang sekolah. Ia melihat kedua orang itu dari atas kepala hingga ke ujung kaki. "Ya, ada yg bisa saya bantu mas?"

Rafa tersenyum ke arah bapak yg bertagname Aswin itu. "Begini pak Aswin.. Saya mau menjemput adek saya yg bernama Kai.. Apa dia masih didalam?" Tanya Rafa sembari melihat ke dalam.

Aswin sedikit syok, ia teringat kejadian setengah jam yg lalu dimana ia dan rekan kerjanya menyelamatkan kai dari amukan seseorang yg tak dikenal. Dan betapa ia paniknya ketika ia ketahui kalau Kai tak sadarkan diri. Ia dan rekan kerja segera menghubungi ambulance dan polisi untuk mengamankan lelaki yg melakukan tindakan kekerasan ke Kai. Aswin menghirup nafas dalam. "Apa anda kakaknya kaivan cyrus?" Tanya Aswin hati hati.

"Iya, kami kakaknya.." Jawab Rafa dan rafi serentak.

"Begini mas.. Adek kalian dilarikan ke rumah sakit karena dipukuli oleh seseorang dan seseorang itu telah dibawa oleh polisi.."

Rafa dan rafi seketika seperti disambar petir. Bahkan Rafa tak kuat untuk berdiri, rafi segera merangkul Rafa yg lemas. "Apa maksud anda pak? Apa saya tak salah dengar" Tanya rafi sekali lagi. Ia seperti meragukan sendiri pendengarannya.

Aswin mengangguk lemah. "Yg saya katakan tadi adalah benar.."

Rafa dan rafi saling menoleh. Wajah mereka pias dan syock. Ingatan ingatan yg mereka lupakan kembali berputar dikepal mereka seperti kaset rusak.

Bapak Agung selaku satpam yg bertugas merasa sangat menyesal ketika salah satu siswanya dipukuli dan itu ia ketahui ketika Kai telah pingsan. Agung sama sekali tak tenang ketika Kai dibawa ke ruang IGD. "Bagaimana in? Apa adek bule itu baik baik saja.. Aku memang nggak becus.. Bagaimana bisa aku mengetahuinya setelah semuanya telah selesai.." Gerutunya sendiri.

WISHLIST || Beomgyu ✔️  Where stories live. Discover now