Secercah Harapan ✨

373 36 0
                                    

Rafa sekarang sedang melakukan transfusi darah. Ia sedang ditemani oleh bunda nya. Tak sedetikpun bunda nya meninggalkan nya. Rafa tak henti hentinya tersenyum walau ia sedang merasakan sakit yg teramat. Rafa sekuat tenaga membuka matanya. "Bunda.." Panggil Rafa lirih.

"Iya, sayang.. Bunda disini.." Ucap Reina sembari menggenggam tangan anaknya. "Nak, kamu harus kuat ya.."

"Bunda, tenang aja.. Rafa kuat kok.." Ucap Rafa menenangkan.

Reina mengusap lembut pucuk kepala anaknya. Reina rasanya ingin menangis saja melihat wajah anaknya yg pucat.
Namun sekuat tenaga ia tahan. Reina harus tegar supaya ia bisa menyemangati anaknya.

Beberapa jam telah terlewati dan Rafa sudah selesai melakukan transfusi darah. Ia tertidur lelap karena kelelahan. Reina mengecup lembut kening anaknya itu. Ia juga merapikan rambut Rafa yg gondrong.

Setelah sudah aman, Reina keluar dari ruangan itu. Baru saja Reina keluar dari pintu, ia melihat rafi yg sedang terduduk di kursi tunggu. Reina mendekati rafi dan duduk disamping nya. "Rafi sayang, kamu pulang gih.. Biar bunda yg jaga.. Lihatlah wajah kamu dah kelelahan banget.." Ucap Reina lembut.

Bukannya rafi menjawab, ia malah memeluk bundanya itu. "Bunda, rafi lagi nge charger energi rafi bentar ya.."

"Iya sayang boleh kok.." Ucak Reina ia mengelus pelan rambut rafi.

Setelah sudah cukup puas, rafi melepaskan pelukannya. Rafi menatap dalam mata Reina. "Bunda, pasti capek ya?" Tanya rafi yg berwajah serius.

Reina mengukir senyum diwajahnya. "Enggak sayang.."

"Jujur aja bunda.."

Reina menghela nafas lelah. Ia menggenggam tangan anaknya itu. "Hmm.. Iya sayang.. Badan dan jiwa bunda lelah.. Bunda capek mikirin kalian semua.. Ditambah rafa lagi sakit parah gitu.. Bunda takut Rafa akan terjadi apa apa.. Belum lagi adek kamu yg jauh dari bunda, ia sendirian disana.."

Rafi hanya bisa menatap wajah bundanya. "Bunda minggu depan kak juna, kak surya dan rafi bakal test darah bunda.. Semoga diantara kami bertiga ada yg cocok dengan Rafa.. Bunda jangan khawatir lagi ya."

"Yah, bunda juga berdo'a semoga Rafa cepat sembuh.. Nggak kuat bunda lihat Rafa kesakitan seperti itu..."

"Bunda, mengenai Kaivan.. Dia emang nggak mau kesini ya bunda?" Tanya rafi hati hati.

Reina tersenyum getir. "Setiap bunda membahas kalian berempat, Kai selalu menghindar.. Dan bunda juga nggak mau memaksanya, rafi.. Bunda nggak mau Kai jadi sedih dan kecewa.. Kejadian sepuluh tahun yg lalu itu membuat Kai jadi trauma.." Jawab Reina pelan.

"Iya bunda.. Rafi ngerti tapi jujur saja rafi rindu dengan adek bunda.. Rafi dulu juga salah karena rafi sempat cemburu dengan adek namun sekarang rafi nggak lagi bunda.. Walau kami beda ayah tapi Rafi menganggap Kai sebagai adek Rafi.. Begitu juga dengan yg lain juga bunda..
Bunda bisa percaya sama kami, kami akan menjaga Kai dengan sangat baik.."

Reina hanya bisa diam tak menyahut. Ia masih bimbang dan banyak ketakutan yg menghantui nya. Ia tahu ia terkesan menjauhkan kaivan dengan kakaknya tapi itu ia lakukan supaya tidak ada satupun yg terluka.


Malam telah menyelimuti kota Jakarta. Surya dan juna sedang dalam perjalanan ke rumah sakit setelah mereka melakukan pekerjaan yg melelahkan. Juna menyetir mobilnya dengan kecepatan sedang, sedangkan surya hanya memandangi jalanan yg ramai.

Juna menghela nafas lelah. "Surya, kamu lagi mikirin apa? Kakak siap jadi pendengar baikmu.."

Surya menoleh ke kakaknya itu. "Kak, kenapa masalah keluarga kita nggak kelar kelar.. Sekarang malah Rafa yg sakit parah.. Gua berharap salah satu dari kita ada yg cocok dengan Rafa sehingga bisa Rafa sehat kembali.. Kasihan gua ngelihat dia kesakitan seperti itu kak.."

WISHLIST || Beomgyu ✔️  Where stories live. Discover now