Bersama sama

205 29 0
                                    

Jam telah menunjukkan jam sembilan pagi, namun penghuni kamar masih tertidur pulas. Rafa sebenarnya sudah bangun namun ia kembali memeluk Rafi disamping nya. Ya, mereka tidur berlima lagi dengan formasi yg sama. Juna,Surya, Kai, Rafa dan Rafi.

Surya juga sudah membuka matanya sedari tadi, ia memandagi wajah Kai yg tidur menghadap ke arah nya. Surya menyentuh pipi Kai yg kemerahan.
"Welcome back, my dear.." Ucapnya pelan.

Tiba-tiba, surya terkaget melihat tangan kekar juna melingkar di perutnya. Surya tersenyum simpul. "Kak juna, lu dah bangun?" Tanya surya dengan suara yg pelan.

Juna mengangguk. Ia mempererat pelukannya ke tubuh surya. "Lu nggak nangis kan, dek?"

Surya menggeleng lemah. "Enggak kak... Gua masih berasa mimpi aja.. Kak, lu tahu nggak? Gua hampir setiap hari mengkhayal kan hal ini terjadi.."

"Iya, gua tahu.. Pantasan lu sering senyum senyum sendiri.." Ucap juna sembari terkekeh geli.

"Kaaak... Gua lagi serius.." Rengek surya yg terdengar manja.

"Iya sayang.. Kakak juga sangat lama menantikan hal ini terjadi.. Namun sekarang masih ada satu hal yg belum kelar.." Ucap juna terpotong. Ia merasakan perih dan takut bersamaan. "Rafa.. Rafa tidak akan sehat seperti semula sebelum ia dapat donor sumsum tulang belakang.." Sambung juna.

Sontak, surya menelentangkan badannya yg semula menghadap ke Kai. Ketakutan dan kecemasan tergambar jelas di wajahnya. "Kak, jadi Rafa nggak bakal sembuh kalo dia nggak menerima pendonor yg cocok buat dia?" Tanya surya dengan suara yg bergetar.

"Iya, surya.. Dan kemungkinan cocok diantara kita hanya 25%.. Itu yg aku takutkan surya.." Ucap juna sembari menatap langit langit kamarnya.

Surya terdiam, ia tidak tahu harus mengatakan apa lagi. Lalu ia menghela nafas pelan. "Kak, pasti ada jalan keluar nya.. Sudalah, kak... Jangan dibahas lagi nanti kedengaran ama adek adek.."

Juna pun mengangguk mengiyakan. "Baiklah, Mari kita isi waktu kita ini dengan tawa dan kebersamaan.." Saut juna. Ia langsung mendudukan dirinya.

"Iya, kak.."

"Surya, kita biarkan aja adek adek tidur dulu ya.. Ayo, bantu kakak bikin sarapan setelah itu baru kita bangunkan" Ajak juna sembari menarik tangan surya untuk duduk.

"Iya ya, kakak... Yg sabar dong.." Saut surya. Sebelum berdiri surya melihat ketiga wajah adeknya lalu tersenyum simpul. "Skuylah, kak.."

Mereka berdua akhirnya keluar kamar dan menutup pintu kamar pelan tanpa mereka ketahui ada seseorang yg benar-benar tidak tidur.

Rafa menangis dalam diam mendengar pembicaraan kakak nya. Ia sedih serta takut kalau ia tidak dapat disembuhkan. Ia sedih bila melihat keluarga nya jadi bersedih karena dirinya. "Maafin Rafa, kak.." Ucapnya dalam hati.

Rafa menelentangkan tubuhnya. Ia melihat kesebelah kanan dan kirinya. Tertidur pulas adek adeknya yg menghadap ke arah dirinya. Rafa mengelus rambut rafi lalu mengelus rambut pirang Kai. Kai malah memeluk Rafa dan Rafa sedikit terkejut namun ia juga tidak menjauhkan dirinya. Sebaliknya, Rafa membalas pelukan Kai dan mengecup pucuk kepala kai. "Terimakasih telah kembali pulang, malaikat kecilku.." Bisik Rafa ke telinga kai. Kai yg mendengar nya tersenyum tulus walau rafa tak mengetahuinya.

Juna dan surya sedang berkutat memasak nasi goreng telur mata sapi dan sosis goreng serta capcai kesukaan mereka. Surya juga membuat sandwich dengan saos tomat didalamnya.

Setelah semuanya selesai, surya masuk kekamar yg mereka tempati. Surya menghela nafas lelah, ia melihat jam dinding. Jam sepuluh pagi dan tiga manusia kebo masih tertidur dengan pulas. Surya membangunkan Rafa dan Rafi terlebih dahulu. Ia menyentuh lengan Rafi. "Rafi, bangun lagi..." Panggil surya.

WISHLIST || Beomgyu ✔️  Where stories live. Discover now