Berita Buruk

236 33 1
                                    

Sudah tiga hari Rafa kembali di rawat inap di RS Jakarta medical center. Ia selalu di temani oleh juna atau pun surya. Sekarang Rafa hanya ditemani oleh Juna dan Surya, sedangkan Rafi dan Kai lagi diluar membeli makanan dan minuman.

Juna yg sedang berkerja melalui laptop nya sedangkan surya melihat lihat photoshoot nya. Ia juga melihat sosial media nya.

Rafa yg melihat kedua saudaranya yg sibuk sendiri jadi merindukan kembaran dan adeknya. Setidaknya ia di ajak ngobrol bukan seperti sekarang ia di kacangin.

Saking bosannya ia membuka galeri handphone nya. Ia melihat lihat foto mereka berlima, setiap slide yg ia geser mengukir senyuman di wajah Rafa.

Rafa juga melihat video video mereka selama di puncak. Tiba-tiba tercetus ide anti mainstream Rafa. Ia tersenyum senang membayangkan nya.

"Kak juna?!! Kak surya?!!" Panggil Rafa antusias.

Juna dan surya langsung menoleh ke Rafa yg duduk di hospitals beds. "Iya, rafa?" Jawab juna.

"Kak kalo gua dah sehat, ayo kita ke Bali ya kak.. Gua mau main ke pantai kak.. Kita berlima.." Ucap Rafa dengan ceria.

Namun tidak dengan juna dan surya yg berekspresi sedih. Juna ingin mengatakan mengenai hasil lab namun ia takut melukai hati Rafa dan surya juga bingung harus dimulai dari mana.

Surya melirik juna yg masih diam dan ia menghela nafas lelah.

Rafa yg melihat kedua saudaranya yg diam membuat ia curiga ada yg mereka sembunyikan. "Kak juna.. Kak surya.. Apa ada sesuatu yg kalian sembunyikan dari gua? Kenapa kalian tampak sedih dan tak bersemangat seperti itu?" Tanya Rafa sedih. Senyuman nya telah sirna.

"Fa, gua harap lu tenang terlebih dahulu, hmm" Ucap surya menatap iba Rafa.

Rafa menghirup nafas dan membuangnya perlahan. "Baik kak.. Katakan saja sekarang dari pada gua tahu dari orang lain.. Sebenarnya ada apa?"

Juna mendekati Rafa dan duduk di kursi samping ranjang Rafa. Juna tersenyum sedih.

Surya lagi lagi menghela nafas. "Fa, waktu kami pergi ninggalin lu ama Kai kemarin.. Sebenarnya kami bukan ada kerjaan tapi kami menemui dr. Raysa untuk melihat hasil lab donor buat lu..
Dan ternyata dari kami bertiga tidak ada yg cocok ama lu, fa.." Jelas surya pelan.

Rafa terhenyak. Harapan nya hancur dan khayalannya menguap dibawa kenyataan pahit. Tak terasa air mata nya menetes. "Kak, berarti gua nggak ada harapan lagi buat sembuh kak?" Tanya Rafa dengan suara yg bergetar.

Juna segera menggeleng dan menggenggam tangan Rafa. "Adek.. Kakak akan mencari di manapun pendonor yg cocok buat kamu ya.. Asal kamu jangan nyerah, hmm.. Kakak mohon kamu masih ada harapan.. Percayalah.."

Rafa malah menangis. Ia sedih dan sangat terluka karena yg ia harapkan berakhir sia sia.

"Rafa harus tetap optimis.. Kita semua akan tetap berada di samping Rafa apapun yg terjadi.." Ucap surya. Surya berjalan dan duduk di samping Rafa.

Rafa mengusap wajahnya dan menghapus air matanya namun tetap saja luka di hatinya tertampang jelas.
"Kak, gua mau tidur bentar.. Gua butuh waktu buat nenangin hati gua.." Ucap Rafa lemah.

Juna mengangguk dan merubah posisi ranjang Rafa seperti semula. Rafa merebahkan dirinya dan memunggungi juna. Ia menutup matanya lalu menangis dalam diam. "Apa yg harus aku lakukan? Adakan kesempatan ku untuk sembuh dan sehat kembali.. Tuhan, jika engkau ingin membawa pergi setidaknya berikan waktu aku sedikit lebih lama bisa merasakan kebahagiaan... Aku mohon Tuhan.." Batin Rafa. Rafa meremas selimut nya erat untuk menahan isaknya.

WISHLIST || Beomgyu ✔️  Where stories live. Discover now