Tidak apa apa

193 26 0
                                    

Setelah juna, surya dan Rafi pulang. Tinggalah Reina dan Kai serta Rafa yg masih bersandar di ranjangnya. Reina melepaskan pelukannya ke anak bontot nya itu. Kai yg terlepas dari dekapan bundanya merasa bebas. Ia langsung merebahkan dirinya di karpet berbulu itu.

Reina menduduki dirinya disamping Rafa. "Rafa sayang mau istirahat lagi?" Tanya Reina.

Rafa menggeleng. "Entar lagi deh bunda.."

"Sayang, bunda ninggalin kamu bentar ama Kai nggak apa apa kan?" Tanya Reina.

"Bunda mau kemana?" Tanya rafa.

"Malam nanti, adek mu itu pasti tidur sini.. Jadi bunda mau ambil selimut ama bantal dulu ya.." Jawab Reina sembari melirik Kai yg memainkan handphone nya.

"Iya, bunda nggak apa apa.. Bunda kalo mau istirahat juga boleh.. Biar adek sama rafa aja.." Saut Rafa sembari tersenyum menenangkan.

"Baiklah, bunda pergi dulu ya.." Ucap Reina sembari mengelus rambut Rafa.

Reina menghampiri anak bontot nya terlebih dahulu. "Adek, bunda mau pergi dulu.. Jagain kakak mu ya.. Kalo kak Rafa mau istirahat jangan diajak main ya.."

Kai langsung mendudukkan dirinya. "Iya, bunda.."

Reina mengacak rambut Kai. "Yaudah, bunda pergi dulu.." Pamit Reina lalu menutup pintu.

Kai menghampiri rafa dan duduk di kursi sebelah Rafa. "Kak rafa.. Bunda mau kemana?"

"Ke hotel adek.." Jawab Rafa seadanya.

Kai menatap wajah rafa yg pucat dan lemah. "Kakak keliatan capek banget.. Kakak istirahat ya?"

Rafa mengangguk dan merebahkan dirinya. Rafa tidur menghadap ke Kai.

"Kak, tidurnya yg bener.." Ucap Kai lagi.

Rafa menelentangkan dirinya lagi. Kai merapikan selimut Rafa dan bantal Rafa agar kakaknya tidur dengan nyaman. Rafa hanya menatap adeknya itu yg merawat dia dengan baik. Setelah cukup rapi, Kai mendudukkan dirinya lagi. Ia membawa tangan Rafa dan Kai merebahkan kepalanya ke ranjang Rafa. Sekarang tangan Rafa ada di pipi Kai.

"Kai.." Panggil Rafa lemah.

"Iya kak.." Jawab Kai yg mengelus kan pipi nya ke tangan rafa.

"Kai nggak lagi nangis kan?" Tanya Rafa lagi. Ia kembali menghadapkan badannya ke arah Kai. Sekarang mereka berdua saling tatapan. Rafa mengelus kepala Kai dengan tangan yg masih bersarang selang infus ditangannya.

"Kak.. Bener kata kakak.. Seandainya Kai bisa mengulang waktu dan seandainya waktu itu Kai nggak mau diajak bunda.. Mungkin masa masa kecil Kai bersama kakak semua.." Ucap Kai pelan.

"Tidak apa apa Kai.. Semua udah ada jalannya dan itu juga bukannya salah Kai.. Kai korban waktu itu.. Yg salah itu kakak, yg nggak bisa ngelindungin adek dari bajingan sialan itu.. Bisa bisanya ia memukuli bocah tujuh tahun seperti mu.." Saut Rafa dengan marah. Ia sangat marah dan sedih mengingat kejadian sepuluh tahun yang lalu. Dimana dia hanya bisa menangis melihat Kai babak belur dan tak sadarkan diri dipukuli oleh ayah nya.

Kai tersenyum kecut. "Tidak apa apa kak.. Waktu itu kakak juga masih kecil.."
Ucap kai sembari mengangkat kepalanya lagi. "Udahlah, kak.. Sekarang Kai nggak mau pisah lagi dengan kakak semua.. Kai mau kita tetap bersama.."

Rafa tersenyum senang. "Maaf dan terimakasih, adek kakak sayang."

Kai mengelus rambut Rafa dan ia sedikit terkejut melihat rambut Rafa yg rontok namun kai diamkan. Ia mendekatkan dirinya lalu mencium pipi Rafa. "Kakak tidur lagi ya.. Kakak butuh istirahat.."

WISHLIST || Beomgyu ✔️  जहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें