ekstra chapter

75.4K 4K 37
                                    

2 tahun kemudian

Saka mengusap pipi baby Lily yang sangat lembut. Putrinya sedang tertidur dan ia sangat gemas hingga menggigit pipi gembul milik putrinya hingga Lily terbangun dan menangis.

Saka tertawa, ia sangat suka jahil kepada Lily. Ah iya, dua tahun sudah berlalu. Saka sering kali memantau Daisy dari jauh.

Benar. Daisy dinyatakan hilang ingatan. Saka hanya bisa melihat Daisy tertawa dari jauh, melihat istrinya itu menerima keadaan.

Pernah suatu hari Saka datang bersama dengan Lily, hasilnya adalah Daisy pingsan karena terpaksa mengingat mereka berdua.

Saka mengusap kepala Lily agar bayi itu tertidur, "yang sabar ya, mama kamu pasti bentar lagi balik sama kita," ujarnya pelan.

Laki-laki dengan jas hitam itu mulai beranjak dari ranjang. Ia keluar ke balkon, ingin menenangkan pikirannya sebentar.

Saka yang mulai beranjak dewasa itu duduk di kursi balkon sambil meminum kopi cappuccino kesukannya.

Tidak lupa sebatang rokok di tangannya, sejak anaknya lahir, Saka sudah tidak pernah lagi merokok.

Tapi hari ini ia berjanji ini adalah rokok terakhir kalinya. Ia hanya belum bisa menerima bahwa Daisy kehilangan ingatannya.

Andai hari itu ia membolos seperti biasanya, pasti Daisy tidak akan pergi keluar.

Ia jadi merasa bersalah telah memisahkan putrinya dari ibu kandungnya, tapi ini takdir, Saka tidak bisa mengubahnya.

Pintu kamarnya di ketuk pelan oleh Berliana. Saka buru-buru mematikan rokoknya dan menutup pintu balkon.

Tak lupa ia melihat keadaan Lily sebelum benar-benar keluar membuka pintu.

Wajah ayu Berliana yang tadinya tersenyum kini menatap putranya tajam.

"kamu ngerokok lagi?!" tanya Berliana tajam.

Saka hanya bisa mengangguk lemah, dirinya sedang lelah. Bahkan 2 tahun terakhir ini dirinya jadi jarang tidur, untung saja dirinya lulus dengan nilai memuaskan.

"besok jangan di ulangi lagi! kasian anak kamu!" tegur Berliana membuat Saka mengangguk.

"Lily udah tidur?" tanya Berliana, Saka mengangguk lagi.

"turun, ada yang mau ketemu kamu" Saka mengerutkan keninganya, siapa yang ingin bertemu dengannya malam-malam begini?.

"paling temen-temen, suruh pulang aja bun, Saka capek mau istirahat" Saka membalikkan badannya, ia tak mau menemui siapapun hari ini.

"yakin gamau ketemu sama aku?"

Tubuh Saka menegang mendengar suara yang 2 tahun ini ia tunggu. Saka membalikkan badannya perlahan, berharap ini bukan halusinasinya.

Saka menatap sayu perempuan di depannya, perempuan itu membuka kedua tangannya sambil tersenyum lebar.

Dengan pelan, Saka mendekap tubuh mungil itu. Keduanya saling mendekap, menyalurkan kehangatan yang selama ini tidak mengisi ruang.

Daisy mendapat kembali ingatannya untuk Saka dan putri mereka. Untuk pertama kalinya setelah 2 tahun, bibir mereka bertemu lagi. Hanya sekedar kecupan kerinduan saja.

Untung saja Berliana sudah tidak ada di sana.

....

tamat beneran 😞👆 gak sad end kok

paint without t [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang