avoid

121K 8.1K 47
                                    

🌼🌼🌼

Daisy melihat embun pada kaca bus, sebentar lagi mereka akan sampai di sekolah dan pulang ke rumah.

Sedari tadi juga ia diam, mengabaikan pembicaraan para sahabatnya. Yang ia pikirkan adalah bagaimana kalau nanti ia hamil? jangan pikirkan tanggung jawab Saka karena itu tidak akan pernah terjadi, pikirkanlah masa depannya yang hancur begitu saja.

"Sy lo mau nebeng gue gak?" tawar Jenny, gadis paling cerewet.

"engga, rumah kita kan ga searah, lo pasti juga cape" tolak Daisy halus.

"gapapa elah!! kaya sama siapa aja"

"ga usah, gue naik ojek aja" kekeuh Daisy membuat Jenny mengangguk paham lalu ia kembali melanjutkan pembicaraan dengan Teresa.

Daisy sedari tadi melamun dan hanya melamun, bahkan berbicara dengan sahabatnya saja ia tak tertarik.

"Isy berubah dari tadi pagi deh, semalem aja dia gak balik kamar hotel, apa dia pergi ke pantai buat pesugi--"

"ngaco!!" ucap Teresa setelah menabok lengan Jenny.

"yakan sapa tau gitu ketemu nyi roro atau ga sapa kek" Daisy yang mendengarnya hanya diam, ia tak berniat meladeni candaan kedua sahabatnya.

Sementara di paling belakang, Saka dan teman-temannya sedang heboh sendiri namun Saka hanya sesekali menanggapi.

Ia bersikap seolah tak ada yang terjadi agar tidak ada yang curiga. Ia masih ragu apakah benar gadis yang bersamanya semalam apakah ia benar-benar Daisy? tapi tidak mungkin, Daisy jelek ia tidak cantik seperti gadis yang berada di pantai semalam.

Namun gadis itu belum memunculkan batang hidungnya sedari tadi, apakah gadis itu duduk di kursi paling depan? Entahlah lagian kenapa Saka mencari-carinya? bukankah itu tidak penting?

"gimana rasa tubuh tuh cewe Ka?" Saka terkejut, apakah teman-temannya mengetahui? tapi kenapa semuanya diam saja dari tadi?!!

"Daisy maksut lo? gepeng gitu, ya kaga enak lah," jawab Saka sambil menaik-naikkan kedua alisnya.

"untung aja si Babi gada di bus ini, kalau ada pasti udah tonjok-tonjokkan nih bawa-bawa Daisy" jadi benar gadis semalam adalah Daisy? ia pikir itu hanya imajinasinya saja, lalu nanti bagaimana jika gadis itu hamil? memikirkannya saja membuat Saka bergidik ngeri.

"jadi lo beneran nidurin tuh cewek, Ka?" Saka sedikit terkejut lalu menetralkan kembali ekspresinya.

"kaga lah!! ngarep kali tuh cewe gue tidurin"

🌼🌼🌼

2 hari waktu libur sudah digunakan oleh Daisy untuk merenung, selalu merenung. Bahkan jadwal makan saja ia lewatkan, tak perduli teriakan bunda dan adiknya yang menggedor-gedor pintunya.

Hari ini, Daisy tidak ingin berangkat sekolah terlebih dahulu, namun karena kenaikan kelas sudah dekat ia terpaksa berangkat, berharap kejadian dua hari lalu dapat dengan mudah ia lupakan.

Daisy berjalan di koridor sambil menunduk menatap lantai koridor yang bersih, hanya ada suara langkah kakinya yang menggema karena para murid belum berangkat, mungkin karena ini masih cukup pagi.

"tumben lo berangkat pagi" Daisy terkejut dengan suara di belakangnya, namun ia kembali melanjutkan langkahnya dengan sedikit terburu-buru karena suara itu adalah suara Saka, laki-laki brengsek yang mengambil mahkotanya.

"lo mulai berani ya hindarin gue, lo mau gue kasih pelajaran?" Daisy berpura-pura tuli lalu memasuki kelasnya dan bernafas lega, karena Saka tidak mungkin akan memasuki kelas sepagi ini.

Daisy melempar tasnya lalu menekuk wajahnya di atas meja sambil menangis, kilas bayangan malam itu kembali muncul dipikirannya, sungguh ia benci Saka.

🌼🌼🌼

Akhir-akhir ini Daisy menjadi pendiam dan penyendiri, ketika di tanya ia akan mengatakan 'gapapa lagi bad mood aja'.

Namun, Jenny dan Teresa tak percaya, mereka mulai membuntuti Daisy sepulang sekolah, dari Daisy mampir taman yang hanya diam saja, mereka selalu membuntutinya sampai Daisy masuk rumahnya.

Mereka tahu awal Daisy menjadi pendiam yaitu sejak pulang study tour. Akhir-akhir ini saja Daisy lebih sering menghindari mereka, bahkan Saka yang kerap menggoda Daisy kini jarang.

Bukankah dua orang itu patut di curigai???

🌼🌼🌼

TBC bang, next gaa????

paint without t [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang