clearly revealed

54.7K 4.2K 299
                                    

follow dlu donkk😤😤😤😤

sp suka kucing cung!?

🌼🌼🌼

Daisy berjalan sedikit cepat menuju pintu karena sedari tadi bel berbunyi tanpa henti, awas saja jika itu Saka maka Daisy akan membunuhnya.

Saat pintu terbuka, bukan Saka yang berdiri melainkan Abi dan Kanista. Kanista membawa kotak yang diyakini oleh Daisy berisi martabak telur.

"serahin" titah Abi pada Kanista, Kanista pun menyerahkannya pada Daisy.

"kak ini martabak telurnya, kak Sa--"

"Saka lagi ada urusan penting, jadi dia titip ke gue" potong Abi.

"ga, jujur dong, ga asik lo kalau lagi bohong" ucap Daisy memperhatikan Abi secara rinci.

"g - gue jujur kok, udahlah gue mau pulang" Abi meninggalkan Daisy dan Kanista yang bengong.

"ehh kak, aku pulang jugaa yaa nanti di tinggal" pamit Kanista.

"iya, makasih ya Nis, hati-hati di jalan, bilangin Abi jangan suka ngebut" Kanista membentuk O pada jarinya dan menyusul Abi yang sudah duduk di atas motornya.

"urusan apa coba, awas aja kalau ada hubungannya sama Nara, emang tuh bocah gatel banget yaa, amit-amit anak gue tiru dia" ucap Daisy sambil mengusap perutnya.

"tadi bukan Saka, Sy?" Berliana keluar dari dapur masih dengan celemek yang terpasang.

"bukan bun, itu Abi sama Kanista anterin martabak telor, soalnya tadi aku nitip ke Saka, eh malah katanya Saka ada urusan" jelas Daisy sambil membawa martabak telur itu ke meja makan.

"urusan apa? dia ada bilang ke kamu? emang ya tuh anak makin kesini makin ga jelas, kalian ga nyembunyiin sesuatu dari bunda kan?" Daisy membulatkan matanya sebentar.

"engga dong bun! emang kita mau nyembunyiin apa sih"

"Saka ga jahatin kamu kan? awas aja kalau sampai ketahuan bunda geprek si Saka" ujar Berliana.

"engga kok bun, oh iya aku mau ke atas dulu mau ganti baju bun" pamit Daisy yang diiyakan Berliana.

Berliana duduk di meja makan sembari menunggu air yang ia rebus mendidih.

Namun sepertinya menantu cantiknya lupa membawa handphonenya, karena handphone Daisy sedari tadi berbunyi.

Berliana mengambil handphone itu berniat mengantarnya pada Daisy, namun melihat layar notifikasi membuat Berliana melototkan matanya.

Nara

kak Daisy 😛 suami lo lagi sama gue nih, dia bilang mau jadiin gue pacar beneran, ga percaya? gue kirim videonya mau?

*Nara send a video

Berliana memegang hp itu dengan keras, selama ini Daisy tidak pernah jujur padanya.

"ayah!! sini ayah!!!" Berliana berteriak memanggil suaminya yang sedang memberi makan kucing Daisy di belakang rumah.

"kenapa sih bun teriak-teriak?!!" Arthur lari membawa toples whiskas yang masih terbuka.

"lihat kelakuan anak kamu sama menantu kamu! pinter ya nyembunyiin semua ini dari kita" Berliana menyerahkan hp Daisy pada Arthur, seketika laki-laki itu mengeraskan rahangnya.

Daisy turun dari kamarnya dengan sedikit tergesa-gesa karena mendengar mertuanya berteriak.

"kenapa bun, yah?" tanya Daisy.

"Daisy, jujur sama bunda, siapa Nara?" Daisy mematung, darimana bunda Berliana mengetahui Nara?

"Nara temen aku sama Saka kok bun" alibi Daisy.

"jangan bohong! ayah sama bunda udah baca semuanya di handphone kamu! kenapa kamu ga jujur sama kami Sy? ayah jadi malu punya anak kaya Saka"

Daisy menunduk, ia tak tahu harus berbuat apa.

"biar Daisy jelasin dulu yah, bun"

Daisy mulai menjelaskan semuanya dari awal membuat dua pasangan itu semakin malu pada Daisy karena tingkah laku anaknya.

"yah cepet telpon Saka biar cepet pulang" Arthur mengangguk, ia segera mengambil handphonenya di kamar dan menelpon anak laki-laki bejadnya itu.

Sialan. Laki-laki itu tidak mengangkat panggilan darinya, apakah sebegitu pentingnya gadis bernama Nara ini?

"kami minta maaf ya Daisy, bunda bener-bener gatau kalau Saka selama ini nyakitin kamu, bunda nyesel terlalu percaya sama Saka"

"lagian kenapa Saka goblog banget sih! udah tau mau punya anak, masih aja pikiran ga maju-maju, itu anak mikir pake otak atau apa sih, heran, perasaan keluargaku gada yang bodoh kaya dia"

"kalau kamu udah ga kuat, bilang sama bunda ya Sy? maafin Saka juga dia belum bisa jadi suami dan ayah yang baik buat ayah kamu, semua keputusan ada di tangan kamu Sy"

Daisy menelan ludahnya, memang benar ia merasa semakin di acuhkan oleh Saka, apakah boleh ia egois kali ini saja? jujur Daisy merasa sangat sakit dan memikirkan ini setiap hari, namun tidak ada tempat untuknya bercerita.

"Saka cuma mau nolongin Nara kok, Yah, Bun, gada maksud lain, itu Nara cuma bercanda" bela Daisy.

"halah! kamu gak usah sok ngebela Saka ya, enak banget tuh anak hidupnya ya"

.
.
.
🌼🌼🌼

mau sy pisahin aja ah, ribet konflik mulu

semakin kesini semakin gajelas gaksi?

paint without t [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang