holiday

55.6K 4.2K 147
                                    

vote yuk!!! makasi yaa

...

Daisy tengah memakan chiki nya sambil mengumpati Nara yang duduk di jok belakangnya.

"kak Daisy nanti gantian ya, Nara gak terbiasa duduk di belakang soalnya, jadi agak mual" ucap Nara.

"ga, gue kalau di belakang juga mual, lagian lo kenapa gak sama abang lo aja yang sendirian? biar lebih leluasa?" tanya Daisy kesal.

"ya kan pacar aku kak Saka bukan kak Gerry"

"gue bininya, mau apa lo?" tapi sayang, Daisy hanya bisa mengatakan itu di batinnya saja.

"oh iya ngomong-ngomong kak Daisy nika--"

"Nara diem ya" perintah Saka karena Nara memang begitu cerewet.

"siap!!!"

"lagian ngapain dia ikut? katanya sakit-sakitan"

...

Teresa dan Jenny sudah sampai terlebih dahulu di villa tempat mereka menginap, ya mereka adalah satu-satunya gadis yang mengendarai mobil tanpa laki-laki.

"masuk aja dulu deh, udah mendung soalnya, kayanya mau hujan" Teresa mengangguk, ia mengeluarkan semua barang-barang miliknya dan milik Jenny keluar.

Mereka memasuki villa milik keluarga Celos yang ukurannya cukup besar, dengan 10 kamar yang masing-masing terdapat dua ranjang yang muat untuk 3 orang.

"ih tapi gue malu anjir, ntar di kira maling gimana?" awalnya mereka berada di tengah-tengah rombongan karena mereka adalah gadis, tidak mungkin mereka berada di barisan paling belakang.

Namun gaya Teresa yang salip menyalip dalam jalanan tidak bisa di hentikan, ia lebih memilih cepat-cepat karena menikmati suasana pun percuma, tidak ada yang bisa dinikmati di jalan.

Teresa pun memimpin jalan dan tidak menyangka bahwa rombongan mereka tertinggal jauh, untung saja Teresa sepertinya tidak salah jalan.

"gapapa katanya Celos udah telfon ke penjaganya" Jenny pun mengikuti Teresa masuk ke villa tersebut dan bertemu seorang pria dan wanita kisaran berumur 54 tahunan.

"permisi pak, bu saya Teresa dan ini teman saya nananya Jenny, say--"

Klakson mobil membuat satpam penjaga villa itu bergegas membukanya karena ia mengenal pemilik mobil, siapa lagi kalau bukan Celos.

Celos disusul yang lainnya turun dari mobil sambil membawa barang-barang mereka.

"assalamualaikum pak Cecep, bu Beti, Celos boleh masuk kan?" tanya Celos begitu saja.

"tanyain kabar dulu lah anjeng, gak sopan amat si lu" bisik Adrian yang merupakan kakak kelas mereka.

"basa basi amat, mereka sehat anjir nyatanya mereka diri depan kita nih" jawab Celos yang mendapat geplakan langsung dari Arion, kembaran Adrian.

"den Celos mah udah biasa gitu den, dateng-dateng gak nanya dulu, pas pulang kadang juga gak pamit" sindir pak Cecep.

"ya maap pak kan pas itu urgent banget" jawab Celos sambil cengengesan.

"heleh apaan ur ur halah itu pokoknya mah, masuk ayo den, non udah mau ujan" ajak bu Beti, benar, cuaca kota Bogor hari ini seperti tidak bersahabat, namun tidak apa-apa karena mereka bisa beristirahat sejenak.

Daisy berdiri di samping Arion sambil membawa tas ranselnya dengan kesal, kalian tahu kenapa Saka tidak membawakan tasnya? Jawabannya karena Nara.

Gadis itu beralasan bahwa ia tidak pernah membawa barang-barang berat, dan ia justru menasehati Daisy untuk mulai berolahraga dari sekarang, bocil sarap.

...

"Kenzo coba telfon kakak kamu, bunda kangen masa setiap kali kakak kamu kesini gak ketemu bunda" Kenzo yang sedang memakai headphone  justru menggoyang-goyangkan kepalanya ke atas dan bawah karena tidak mendengar suara Aster, bundanya.

Plak

Aster melempar biskuit yang sedang ia makan ke wajah Kenzo, biskuit itu pun remuk seketika.

"apaa sih bun?" tanya Kenzo kesal.

"tolong telfonin kakak kamu,  paket bunda abis" ucap Aster.

"wifi lah bun" balas remaja laki-laki itu.

"halah batre bunda lowbat, udah buruan telfonin deh gak usah pake ngejawab" Kenzo mendengus namun tak urung ia menelfon nomor kakaknya yang selama ini ia blokir.

"nih, kalau udah gak usah bukakin aplikasi yang lain" larang Kenzo sambil menyerahkan hp nya malas.

"dih emang kenapa, hayoo adek punya rahasia pasti ya? apa jangan-jangan adek punya cewe? gak boleh ya adek masih kecil, awas aja" Kenzo mendengus mendengarnya.

"halo?" suara dari handphone membuat ibu dan anak itu mengalihkan pandangannya pada asal suara.

"loh dek muka bunda sama kakakmu mana? kok gada" tanya Aster.

"gada lah orang ini telepon biasa, sini hp nya Kenzo benerin dulu"

Setelah terlihat muka Daisy, Kenzo dengan segera memberikan handphone pada bundanya.

"kok makin kesini kakak semakin cantik ya?" goda Aster sementara Kenzo sudah menye-menye di sampingnya.

"masya allah, aamiin" jawab Daisy.

"gimana kabar bunda sama Kenzo?" tanya Daisy sambil merebahkan dirinya.

"allhamdulillah kita berdua baik, gimana kabar kamu sama Saka?" tanya Aster.

"allhamdulillah bun kita baik juga, Isy kangen bunda deh"

"bunda juga kangen Isy, maaf ya bunda sering ga di rumah kalau Isy main ke sini, oh iya Saka nya mana? kok dari tadi gak keliatan"

"di kamarnya bun"

"maksutnya? kalian gak satu kamar, ya am--"

"gak gitu bun kita ini lagi liburan nih lihat itu Teresa, itu Jenny, itu satu lagi namanya Anggira temen baru aku, kita lagi di Bogor bun, terus karena ada yang belum tahu kalau aku sama Saka nikah jadi kita pisah kamar gitu, udah lah Isy mau mandi biar makin cantik, bye bun"

.
.
.

🌼🌼🌼

gue jg kesel sm Nara njem, mari kita gebug 🙏🙏

paint without t [end]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang