63

22.8K 4.3K 1K
                                    

ready ga buat baca, klw g jgn.




63. Sakit.














Nichol membuka matanya yang terasa berat dan lengket, sadar tubuhnya berbaring terlentang di lantai dengan posisi pintu ruangan terbuka. Karena masih pusing ia berdiri tanpa membuka matanya. Namun saat hendak keluar ia bertemu tatap dengan Elia yang duduk di tangga sendirian.

"El,"

Elia yang sudah menunggu sejak 30 menit yang lalu menoleh, tanpa ekspresi. "Udah selesai minumnya?"

"Shit," Nichol mengusap wajahnya sesaat, dia lupa mengunci pintu.

"Sejak kapan?" Elia bertanya lagi, masih duduk di tangga dengan ekspresi kecewa.

"Maaf," Nichol menggelengkan kepalanya, menghampiri Elia tapi cewek itu berdiri dan melangkah mundur.

"Kok minta maaf? Emang kamu salah apa sama saya?"

"El,"

"Sejak kapan kamu kayak gini saya nanya, hah?"

Nichol mengusap wajahnya frustasi. "Bulan lalu," jawabanya. Elia langsung menatapnya tak habis fikir. "Nggak segampang yang kamu kira,"

"Karena kamu nggak mau nyoba!"

"I tried it,"

"When?? Kalo dari bulan lalu itu setelah Hendry buang semua minuman kamu, setelah janji sama saya buat nggak minum lagi, tapi ternyata kamu tetep ngelakuiinnnnn,"

Nichol menggelengkan kepalanya, kemudian turun dan duduk di sofa untuk menenangkan diri. Elia hanya bisa memejamkan mata untuk meredam emosinya.

"Kenapa sih kamu kayak gini..."

"Saya susah, El,"

"Terus gunannya saya apa ada di sisi kamu...?" Elia datang menghampirinya. "Benefit apa yang kamu dapet dengan kayak gini??"

"Nggak ada,"

"Do you care about me?" Elia bertanya dengan mata berkaca-kaca.

"I do,"

"No, you didn't."

"Elia,"

"Kalo peduli kamu bakal stop mabuk,"

"Saya udah bilang nggak gampang," Nichol berdiri. "Cuma minum aja, saya butuh pengalihan."

"Makanya saya nanya, emang saya sama Jevan nggak cukup buat jadi pengalihan??" Elia meraih lengannya.

"Maaf,"

"Enggak Nic, jangan minta maaf sama saya," Elia menunjuk dirinya. "Maaf sama tubuh kamu yang makin dirusak karena alkohol, dia nggak pantes nerima perlakuan itu."

Nichol menunduk terbungkam.

"Egois kamu," Elia menggeleng. "Berarti selama ini omong kosong doang bilang bertahan demi kita, kamu sendiri yang pengen cepet-cepet pergi."

212 Days ( AS 9 )Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt